Sering cemas ketika berada di tempat umum dan merasa menjadi pusat perhatian? Bisa jadi itu pertanda spotlight effect.
Spotlight effect atau efek sorotan adalah istilah dalam psikologi yang merujuk pada kecenderungan seseorang untuk merasa diperhatikan oleh orang-orang di sekitar.
Bayangkan Anda melihat artis yang tampil di atas panggung, lampu sorot selalu mengiringinya. Seperti itulah gambaran spotlight effect.
Anda merasa pandangan orang-orang tertuju pada Anda, menyoroti kesalahan dan kekurangan, sehingga Anda pun mawas diri mengontrol setiap tindakan agar segala sesuatu terlihat sempurna.
Pada orang-orang yang mengalami kecemasan sosial, efek sorotan dapat berdampak lebih buruk. Ia bisa merasa cemas dan tidak nyaman berada di tempat umum atau di antara orang-orang.
Misalnya, suatu hari Anda bangun terlambat kemudian berangkat ke kantor dengan terburu-buru. Anda pun tak sempat menata rambut dengan rapi. Sesampainya di kantor, Anda merasa yakin bahwa orang-orang ‘menghakimi’ penampilan Anda. Inilah salah satu contoh spotlight effect.
Mengutip dari Very Well Mind, efek sorotan diyakini berasal dari kesadaran atau fokus terhadap diri yang berlebihan sehingga tidak mampu melihat dari perspektif orang lain.
Artikel terkait: 5 Film India tentang Kesehatan Mental, Belajar Peduli pada Kondisi Jiwa
Mengapa Terjadi Spotlight Effect?
Efek sorotan adalah contoh bias kognitif, atau kesalahan dalam penalaran. Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa persepsi mereka bias.
Dalam bayangan orang yang merasakan efek sorotan, ia seolah berada di ‘tengah panggung’ disoroti oleh lampu. Padahal sebenarnya, bagi orang lain, mereka pun bisa jadi hanya berfokus pada dirinya sendiri.
Setiap orang punya kecenderungan untuk hanya memprioritaskan informasi yang paling penting bagi mereka. Alih-alih memperhatikan orang lain.
Dalam blog Universitas Cardini, dijelaskan mengenai penelitian untuk menguji seberapa banyak orang yang peduli pada penampilan orang lain. Studi ini berkaitan dengan efek sorotan.
Artikel terkait: Kisah Yui Ohashi, Atlet Renang Berprestasi yang Berhasil Lawan Gangguan Kesehatan Mental
Tom Gilovich dan rekan menerbitkan makalah yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology pada tahun 2000. Dalam studi tersebut tersebut, para peneliti membawa sekelompok siswa untuk menyelesaikan tugas yang tidak saling berkaitan di ruangan yang sama.
Salah satu siswa ditugaskan untuk mengenakan baju kaus yang kurang pantas. Para peneliti kemudian meminta siswa tersebut untuk memperkirakan berapa banyak orang di ruangan itu yang memperhatikan bajunya.
Pada akhirnya didapatkan data, hanya 25 persen orang di dalam ruangan yang mengidentifikasi kaus kurang layak tersebut.
Kemudian, siswa yang berbeda diminta untuk menonton ulang rekaman kegiatan di dalam ruangan tersebut. Ia pun menjawab bahwa hanya sekitar 25 persen orang yang memperhatikan kaus aneh itu.
Studi tersebut kemudian menyimpulkan bahwa kebanyakan orang tidak melebih-lebihkan perhatian mereka kepada penampilan orang lain.
Artikel terkait: Demi Kesehatan Mental Anak, Jangan Lakukan 7 Hal ini Pada Mereka
Tips Mengatasi Spotlight Effect dan Rasa Takut Menjadi Pusat Perhatian
1. Lakukan Pengujian
Salah satu cara untuk mengatasi efek sorotan adalah dengan menguji ‘apakah benar orang lain memperhatikan saya?’.
Cobalah untuk memfokuskan perhatian Anda ke luar dan amati reaksi orang lain terhadap Anda. Ini akan membantu untuk menangani kecemasan dengan pendekatan yang rasional.
Dengan pengamatan itu, Anda mungkin akan menyadari ternyata hanya sedikit atau tidak ada yang benar-benar memperhatikan Anda. Umumnya, orang-orang sibuk dengan pikiran mereka sendiri.
2. Bantuan Tenaga Profesional
Spotlight effect dapat menggangu aktivitas jika Anda memiliki kecemasan sosial. Anda juga mungkin akan merasa kewalahan, takut, dan terintimidasi.
Jika itu yang terjadi, bantuan tenaga profesional dibutuhkan. Psikolog atau dokter akan memberikan terapi kognitif untuk memperbaiki pola pikir negatif Anda.
Obat-obatan seperti antidepresan juga mungkin akan diresepkan untuk membantu menangkal rasa takut, tidak berdaya, dan ragu.
Anda juga dapat mempraktikkan latihan yang dipelajari dalam sesi terapi. Latihan ini berguna untuk membantu Anda mengelola fokus, memberi Anda lebih banyak kepercayaan diri dan mengurangi rasa malu berada di antara orang lain.
Nah, Parents apakah Anda pernah mengalami efek sorotan? Semoga informasi dan tips ini cukup membantu, ya.
***
Baca juga:
Jangan Abai! Ini Gejala Awal Gangguan Mental pada Remaja yang Perlu Diketahui
Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya
9 Ciri-ciri bipolar pada anak, kenali sebelum terlambat!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.