Tidak dipungkiri kalau banyak orangtua kurang memerhatikan kesehatan mental saat anak memasuki fase remaja. Padahal, hal ini tidak kalah penting dari kesehatan fisik.
Biasanya, orangtua akan lebih cepat bereaksi saat anak terluka atau mengalami cedera fisik. Panik jika anak sakit, atau mengalami luka yang terlihat secara jelas atau konkret. Namun, bagaimana dengan luka yang tak kasatmata layaknya kesehatan mental?
Saat anak mengalaminya, orangtua seringkali tidak menyadari gejala gangguan mental pada anak-anaknya.
Dalam hal ini, Psikolog Anak dan Remaja, Irma Gustiana menjelaskan bahwa sering kali gejala sakit secara mental tidak teramati selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ia menuturkan hal ini melalui akun Instagram pribadinya @ayankirma beberapa waktu lalu.
“Kebanyakan orangtua pastinya cepat bereaksi dan nggak mengabaikan tanda kalau anak anaknya alami cedera fisik. Sebaliknya, ketika terkait dengan kesehatan mental anak, gejalanya sering tidak teramati selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun,” tulis Psikolog yang kerap disapa Ayank Irma.
Pentingnya memerhatikan kesehatan mental remaja
Kesehatan mental remaja sering kali terabaikan
Seperti yang disebutkan oleh Ayank Irma, gejala gangguan mental pada anak remaja memang sulit dikenali. Terlebih bila orangtua tidak mencari tahu informasi mengenai kesehatan mental remaja.
“Beberapa orangtua bahkan nggak mengenali tanda-tanda awal gangguan mental remaja. Kadang, orangtua “berjuang” untuk mengakui kecurigaan mereka bahwa anak remaja mereka mungkin memiliki mental health issues.
Tetapi mengabaikan masalah remaja, nggak akan membuat anak jadi lebih baik. Dan, tanpa treatment yang tepat, kesehatan mental si remaja kemungkinan akan semakin buruk, atau mungkin mereka mencari cara “mengobati” dirinya sendiri,” terangnya lagi.
Artikel terkait: 5 hal ini merupakan gejala gangguan mental pada anak-anak
Dikatakan Ayank Irma, remaja yang memiliki gangguan mental perlu mendapatkan perawatan dan bimbingan yang tepat. Kalau tidak, bukan tidak mungkin ia mencari ‘solusi’ dengan cara yang salah. Karena itulah, Ayank Irma menegaskan agar setiap orangtua perlu memantau suasana hati dan perilaku anak remajanya.
“Remaja bisa saja mencari obat-obatan penenang (dan ini banyak yang dijual bebas), alkohol, overeating atau kebiasaan tidak sehat lainnya yang untuk sementara mengurangi rasa sakitnya. Pada akhirnya, mengobati sendiri hanya menambah lebih banyak masalah dalam kehidupan anak remaja.
Maka, penting banget bagi orangtua untuk memantau suasana hati dan perilaku anak remajanya dan jika melihat perubahan yang mengganggu kehidupan sehari-hari anak remajanya, kemungkinan itu tidak normal,” jelas Ayank Irma.
Gejala awal gangguan kesehatan mental pada anak remaja
Lewat pengalamnya sebagai psikolog anak dan remaja, Ayank Irma mengatakan jika dirinya banyak melihat anak remaja yang sebenarnya sudah menunjukkan gejala adanya gangguan mental. Namun sayangnya, orangtua justru tidak menyadari dan kurang peka terhadap perubahan perilaku anaknya.
“Pada kebanyakan kasus anak remaja yang alami mental health issues, termasuk yang datang ke klinik, mereka sebenarnya sudah lama menunjukkan gejala hanya saja orangtua/orang dewasa kurang peka pada perubahannya,” kata Ayank Irma.
Ibu dua orang anak ini pun memberi tahu bagaimana gejala awal yang mungkin perlu orangtua waspadai.
Gejala awalnya (walaupun tidak semua muncul bersamaan) tapi perlu diwaspadai, antara lain;
- perubahan kebiasaan pola tidur,
- kehilangan minat berkegiatan,
- menurunnya performa belajar, konsentrasi, demotivasi,
- nafsu makan kurang atau bertambah,
- kemurungan yang ekstrem
- meningkatkan isolasi/menarik diri,
- suicide ideas atau pemikiran untuk bunuh diri.
“Kalau mencurigai anak remajanya mengalami mental health issues, cukupi kasih sayang untuknya dan segeralah cari bantuan profesional. Karena intervensi dini dan perawatan yang tepat adalah kunci untuk membantu anak remaja merasa lebih baik mengenai dirinya.”
Jenis gangguan mental yang bisa dialami anak remaja
Ada beberapa jenis gangguan mental pada remaja yang perlu diketahui, berikut di antaranya:
1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan bisa dirasakan oleh anak remaja karena banyaknya tekanan yang dihadapinya. Kecemasan di sini didefinisikan sebagai kekhawatiran yang berlebihan yang dapat menurunkan produktivitas anak, bahkan sering kali menyebabkan efek samping fisik seperti serangan panik. Gejalanya tentu saja cema dan takut yang tidak wajar.
2. Gangguan makan
Gangguan makan atau eating disorder merupakan salah satu gangguan mental yang kerap dialami anak remaja. Seringnya, kondisi ini dipengaruhi oleh tinggi kadar stres pada anak, sehingga melampiaskannya dengan makan berlebihan untuk mencari ketenangan.
3. Depresi
Depresi juga sangat mungkin dialami oleh anak remaja, bahkan sejak anak-anak. Biasanya, depresi menimbulkan gejala sedih yang berlebihan, tidak mau makan, tidak mau bersosialisasi, mengurung diri, atau hal lainnya.
Jangan pernah mengabaikan kondisi ini, karena depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa memicu kondisi yang lebih membahayakan, misalnya pikiran ingin bunuh diri.
4. Bipolar
Gangguan bipolar menyebabkan terjadinya perubahan suasana hati yang tidak normal. Anak remaja yang mengidap bipolar biasanya akan memiliki energi yang begitu besar, sehingga bisa menjadi sangat aktif. Namun, pada saat yang hampir bersamaan, ia bisa tiba-tiba merasa depresi, sangat terpuruk, dan kehilangan minat untuk melakukan apa pun.
Itulah beberapa informasi mengenai kesehatan mental remaja yang tak boleh Parents abaikan. Jadi, mulailah dari sekarang untuk memerhatikan kondisi mental anak ya.
***
Referensi: Instagram Ayank Irma, Halodoc
Baca juga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.