X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Bacaan 5 menit
5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Sekelumit fakta menakjubkan RA Kartini pejuang emansipasi wanita, seperti apa?

Parents, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Sudahkah Anda mengetahui fakta seputar sosok Kartini?

Seperti telah diketahui, Raden Ajeng Kartini merupakan seorang pahlawan nasional yang berjuang membela hak kaum perempuan. Melalui pemikirannya dalam bentuk tulisan, Kartini membahas isu seputar kaum perempuan agar dapat memperoleh kebebasan serta kesamaan hak dengan laki-laki dalam mengenyam pendidikan.

RA Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 yang berasal dari keluarga kelas priyayi Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat merupakan seorang Bupati Jepara. Sedangkan ibunya M.A Ngasirah, berasal dari keluarga dengan nilai agama nan kental.

Kendati sudah tiada, sosoknya sebagai pelopor emansipasi wanita terus dikenang hingga saat ini. Tak diketahui banyak orang, berikut sekelumit fakta menarik tentang Kartini!

5 Fakta Tentang Sosok Kartini

1. Menentang Feodalisme

Fakta Tentang Sosok Kartini

Faktanya, Kartini mewarisi darah biru dari sang ayah yang merupakan Bupati Jepara. Sementara ibunya Ngasirah hanyalah garwa ampil (selir) karena berasal dari rakyat biasa, bukan keturunan ningrat.

Karena aturan feodal yang kental, ia diwajibkan memanggil ibunya sendiri “Yu” dari kata “Mbakyu” (kakak perempuan), sedangkan ibunya memanggil dirinya “Ndoro” (panggilan untuk bangsawan Jawa). Ngasirah harus berlaku sopan-santun terhadap anaknya sendiri, bahkan jika lewat di hadapan Kartini ibunya sendiri harus berjalan membungkuk.

Tak ingin terbelenggu, Kartini perlahan membebaskan diri dari adat dan menularkannya dimulai dari lingkungan rumah. Kartini melarang adik-adiknya berjalan jongkok, menyembah, menunduk dan bersuara pelan ketika berbicara dengannya. Ia pun membebaskan adiknya untuk memanggilnya dengan nama saja.

Bahkan, Kartini juga menolak penyematan Raden Adjeng di depan namanya. Bukan tanpa alasan, ia akan dipisahkan dari sang ibu jika mengenakan atribut tersebut.

Artikel terkait: 7 Fakta Perawat RS Siloam Dianiaya Keluarga Pasien hingga Luka-luka

2. Fasih Berbahasa Belanda

5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Karena Kartini perempuan, ia pun sulit menerima pendidikan formal pada masanya. Keharusan menyelesaikan pendidikan formal kemudian datang dari sang ayah, karena setelah Kartini selesai pendidikan sekolah dasar, Kartini akan dipingit.

Memasuki usia 12 tahun, Kartini bersekolah di Europese Lagere School (ELS). Di sekolah inilah Kartini mulai belajar Bahasa Belanda. Sekolah ini membuat Kartini tertarik dengan pemikiran perempuan Belanda yang sangat maju.

Dari sinilah timbul niat untuk memajukan perempuan pribumi yang kala itu berada di status sosial rendah. Semasa sekolah, Kartini rajin membaca buku dan ragam surat kabar berbahasa Belanda. Kebiasaan ini membuat Kartini mahir bahasa Belanda.

5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Sumber: Instagram @sandy_el_de_weiss

Kemampuan berbahasa Belanda dimanfaatkan Kartini untuk berkirim surat dengan koresponden di Belanda. Surat berisi sejumlah pemikiran hingga kondisi perempuan di Indonesia yang amat terkekang. 

Selain feodal Jawa yang amat ia tentang, Kartini turut menyuarakan kaum perempuan yang sangat sulit mendapat pendidikan. Kartini mengusulkan agar perempuan bisa meraih pendidikan hingga kejuruan. Cara menulis yang indah dan progresif membuat suara Kartini akhirnya sampai ke telinga pejabat dan bangsawan Belanda.

Berkat kefasihan dan tata bahasa yang indah, sejumlah orang Belanda bahkan ragu surat yang dialamatkan kepada sahabat pena murni ditulis oleh Kartini. Namun setelah diteliti, itu memang asli tulisan Kartini sendiri.

Artikel terkait: Sering Diburu Saat Ramadan, Ini 10 Fakta Kurma Ajwa

3. Menolak Mencium Kaki Suami

Fakta Tentang Sosok Kartini

Sejak kecil, tak disangka Kartini ternyata sudah hidup di pusaran kepedihan poligami. Ia menyaksikan ibunya sendiri yang menjadi korban poligami ayahnya. Ketika sang ayah akan menjabat sebagai bupati, syarat yang harus dilakukan adalah menikah dengan darah biru yakni putri dari Raja Madura.

Ngasirah yang bukan permaisuri hanya boleh tinggal di bagian belakang istana atau rumah. Sayangnya, ketika usianya menginjak 24 tahun dirinya harus merasakan kepedihan yang sama. Kartini terpaksa bersedia dinikahi bangsawan yaitu Bupati Rembang Raden Adipati Djojo Adiningrat yang kala itu memiliki dua orang selir.

5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Sumber: Instagram @sandy_el_de_weiss

Setelah melewati pertimbangan yang sangat matang dan menelisik calon suaminya, Kartini akhirnya bersedia dimadu. Ditambah dengan kondisi kesehatan ayahnya yang semakin memburuk setelah terkena serangan jantung.

Namun, sebelum menikah Kartini mengajukan sejumlah syarat. Ia ingin diperbolehkan mendirikan sekolah untuk anak perempuan, diperbolehkan mengajar, dan menggapai cita-citanya menjunjung harkat dan martabat perempuan. Selain itu, Kartini juga menolak ritual cium kaki suami yang merupakan kelaziman dalam upacara pernikahan feodal Jawa.

Cerita mitra kami
Cerita Lucu Kuncir Rambut Sarwendah dan Si Bungsu Thania Bikin Netizen Terhibur
Cerita Lucu Kuncir Rambut Sarwendah dan Si Bungsu Thania Bikin Netizen Terhibur
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
3 Alasan Penting Beli Rumah Idaman untuk Keluarga harus Jadi Prioritas
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
Jadi Orangtua Baru, Ini 5 Tips Parenting Positif Ala Irish Bella
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca
5 Alasan Mengapa Si Kecil Perlu Nonton Film Animasi Terbaru, Disney and Pixar’s Luca

4. Mendirikan Sekolah Kartini

Fakta Tentang Sosok Kartini

Perjuangan Kartini tidak berhenti setelah dirinya menikah dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat. Kendati bukan satu-satunya, ia sedikit beruntung karena suaminya sangat mendukung cita-citanya akan pendidikan perempuan.

Inilah awal mula didirikannya Sekolah Kartini atau disebut Kartini School, yaitu sekolah khusus perempuan milik Yayasan van Deventer. Sekolah itu didirikan sebagai bentuk kekaguman Conrad Theodore van Deventer, seorang tokoh politik etis yang juga seorang ahli Hukum Belanda terhadap sosok Kartini. Sekolah tersebut pertama kali didirikan di Semarang pada 1912.

5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Sumber: Instagram @balikpapansosialita

Cabang Sekolah Kartini lalu merambah kota besar di Pulau Jawa antara lain Surabaya, Yogyakarta, Madiun, Malang, Cirebon, Bogor, dan beberapa daerah lainnya. Uang pendirian Sekolah Kartini dihasilkan dari penjualan buku kumpulan surat-suratnya yang diterbitkan teman-temannya di seantero Belanda.

Buku yang berisi kumpulan surat itu diberi nama Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku itu meraih sukses besar di kalangan publik Belanda lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu, Inggris, Indonesia, Sunda, dan Jawa.

Artikel terkait: 8 Fakta Atalia Praratya, Istri Gubernur Jawa Barat Positif COVID-19

5. Meninggal di Usia Muda

5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda

Sayangnya, perjuangan Kartini harus usai begitu cepat. Kartini meninggal di usia yang terbilang sangat muda, yakni 25 tahun. Ia meninggal beberapa hari setelah melahirkan.

Dari hasil pernikahannya dengan Raden Adipati Djojo Adiningrat, Kartini dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang. Kendati sudah meninggal, api perjuangan Kartini masih terasa dan berlanjut sampai sekarang.

Demikian fakta tentang sosok Kartini, semoga informasi ini menginspirasi Anda untuk mencapai cita-cita setinggi mungkin.

Baca juga:

6 Fakta Yuyun Sukawati Jadi Korban KDRT, Dicekik dan Dipukul Sampai Babak Belur

Wafat di Usia 99 Tahun, Ini 5 Fakta Pangeran Philip Suami Ratu Elizabeth

5 Fakta Meninggalnya Adiguna Sutowo, Pengusaha Sekaligus Mertua Dian Sastro

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Erinintyani Shabrina Ramadhini

Diedit oleh:

Fitriyani

  • Halaman Depan
  • /
  • Hiburan
  • /
  • 5 Fakta RA Kartini, Pejuang Emansipasi Perempuan yang Meninggal di Usia Muda
Bagikan:
  • Kisah RA Kartini, Meninggal Setelah Melahirkan karena Preeklampsia

    Kisah RA Kartini, Meninggal Setelah Melahirkan karena Preeklampsia

  • 22 Kutipan Inspiratif Ibu Kartini untuk Seluruh Perempuan Indonesia Masa Kini

    22 Kutipan Inspiratif Ibu Kartini untuk Seluruh Perempuan Indonesia Masa Kini

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • Kisah RA Kartini, Meninggal Setelah Melahirkan karena Preeklampsia

    Kisah RA Kartini, Meninggal Setelah Melahirkan karena Preeklampsia

  • 22 Kutipan Inspiratif Ibu Kartini untuk Seluruh Perempuan Indonesia Masa Kini

    22 Kutipan Inspiratif Ibu Kartini untuk Seluruh Perempuan Indonesia Masa Kini

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.