Silent disease pada anak. Parents familier dengan istilah ini?
Istilah ini memang kerap muncul di kalangan orang tua. Terutama dikaitkan dengan kondisi berat badan anak yang sulit naik. Sebenarnya adakah kaitannya?
Tidak bisa dipungkiri, masalah berat badan anak yang tak kunjung naik memang membuat orang tua resah. Sebab, hal ini bisa menjadi salah satu ‘sinyal’ anak kekurangan gizi hingga berujung mengalami stunting. Stunting sendiri bisa diartikan sebagai kondisi gagal tumbuh yang disebabkan karena kekurangan gizi kronis atau berkepanjangan.
Pada anak yang sehat, kondisi berat badan akan bertambah yang diiringi dengan tinggi badan yang ikut bertambah. Termasuk dengan dengan lingkar kepala sehingga terlihat proporsional. Inilah sebabnya, berat badan perlu disesuaikan dengan tinggi badan dan lingkar kepala.
Artikel terkait: 5 Cara Cegah Stunting Pada Anak, Bunda Wajib Tahu Nih!
Umumnya kenaikan berat badan pada bayi:
- 0-3 bulan: 750 -900 gram/bulan
- 4-6 bulan: 600 gram/bulan
- 7-9 bulan: 450 gram/bulan
- 10-12 bulan: 200-300 gram/bulan
Sedangkan, pada kondisi berat badan yang naik tidak sesuai dengan seharusnya atau malah tidak naik-naik, maka tinggi badan juga tidak akan naik untuk ‘menjaga’ keproporsionalan tubuh. Jika hal ini terus dibiarkan berlarut-larut dan tidak segera diatasi, maka anak berisiko mengalmi stunting alias pendek.
Penyebab stunting sendiri sebenarnya cukup beragam, mulai dari kurangnya gizi di masa kehamilan, kurang gizi pada anak yang diakibatkan praktik pola makan yang tidak tidak tepat, termasuk adanya infeksi.
Lalu, apa yang dimaksud dengan silent disease pada anak yang dikaitkan dengan malnutrisi dan berat badan yang tidak kunjung naik?
Artikel Terkait: Pengalamanku Dampingi Berat Badan yang Anak Susah Naik
Silent Disease pada Anak
dr. Cut Nurul Hafifah Sp.A (K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi Metabolik dari RS Pondok Indah – Pondok Indah menjelaskan bahwa silent disease bisa diartikan sebagai penyakit yang tidak memberikan gejala khas (bisa merupakan asimtomatik, misalnya infeksi saluran kemih, atau menyerupai penyakit lain misalnya nyeri sendi karena infeksi atau autoimun).
“Banyak penyakit awalnya tidak bergejala misalnya kekurangan zat besi, awalnya tidak bergejala karena masih ada sisa cadangan zat besi tubuh. Infeksi saluran kemih pada anak dapat tanpa gejala demam tetapi sudah muncul gejala nyeri berkemih yang sulit dijelaskan oleh anak di bawah usia 2 tahun. Inilah mengapa saat ini banyak orang tua yang concern dan bertanya terkait dengan silent disease,” papar dr. Cut Nurul Hafifah Sp.A (K),
Ditambahkan dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A (K), sebenarnya di berbagai literatur medis yang ada, silent disease merupakan nama lain dari penyakit hipertensi atau darah tinggi, ada juga yang menyebut dengan serangan jantung.
Artikel Terkait: Kenaikan Berat Badan Anak Seret? Simak Cara Mengatasinya Berdasarkan Saran Dokter
Berat Badan Anak Seret Jadi Sinyal Anak Alami Silent Disease?
Selanjutnya, dr. Cut Nurul Hafifah Sp.A (K) memaparkan, kondisi berat badan anak yang seret sebenarnya bukan tanda terjadinya silent disease.
“Tidak. Berat badan anak tidak naik bisa disebabkan oleh 3 hal, yaitu asupan makan tidak mencukupi kebutuhan, gangguan penyerapan/metabolisme, atau peningkatan kebutuhan energi (misalnya infeksi, kelainan jantung bawaan, dan lain-lain.”
Kenaikan berat badan yang seret sebenarnya merupakan gejala yang harus diketahui lebih dulu apa penyebabnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa yang menyebabkan berat badan anak seret.
Bukan hanya karena kondisi medis yang mendasari, tetapi juga perlu dievaluasi bagaimana praktik pemberian makan yang benar. Mulai dari jumlahnya, jenis makanan yang dipilih, termasuk tekstur yang perlu disesuiakan dengan usia anak. Pun bagaimana dengan aturan makannya, apakah sudah sesuai atau belum.
“Ketika anak memang mengalami berat badan yang seret, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah periksakan anak Anda ke dokter. Setelah mendapatkan pemeriksaan yang tepat, dokter dapat memberikan terapi pengobatan yang sesuai dengan hasil diagnosis.
Silent disease umumnya tidak bergejala. Untuk mendeteksinya harus dengan pemeriksaan oleh dokter, laboratorium, atau pencitraan (imaging).”
Apabila kondisi ini tidak diintervensi dengan baik, maka akan menimbul risiko. Namun, risiko ini memang akan berbeda-beda tergantung dari penyebabnya.
“Misalnya infeksi saluran kemih bawah yang tidak terdeteksi dapat menjadi piolenefritis (infeks saluean kemih atas) dengan gejala demam dan muntah hingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal. Sementara penyakit lain bisa muncul risiko lain,” pungkas dr. Cut Nurul Hafifah.
Diharapkan Parents berhati-hati dengan kondisi silent disease pada anak.
Baca Juga:
Berat Badan Anak Susah Naik, Waspadai Terjadinya Gagal Tumbuh pada Anak
Ahli Gizi, "Sarapan Kurang Serat Bikin Anak Tidak Produktif"
6 Obat Diare Bayi yang Aman dan Alami untuk Hentikan Mencret