Wajah Anti, seorang Bunda asal Jakarta, begitu sendu ketika mendengar fakta terkait dengan tumbuh kembang putri pertamanya. Penjelasan dokter yang mengatakan bahwa berat badan anak tidak naik mengakibatkan anaknya nyaris mengalami stunting.
Hampir 3 bulan belakangan ini, Anti melihat bahwa berat badan anaknya tidak kunjung naik.
“Bu… anaknya kurang gizi, berat badannya masih di bawah angka seharusnya. Harus segera dikejar, ya, Bu, masih ada kesempatan karena usianya juga baru 1,5 tahun. Untung saja ibu segera memeriksakan kondisi anaknya karena berat badan anak tidak naik. Soalnya, banyak orangtua yang masih abai dengan hal ini. Melihat anaknya aktif, dipikir berat badan anak tidak naik, ya, lumrah saja.”
Mendengar penjelasan dokter, jelas membuat Anti terkejut sekaligus khawatir. Sama seperti orangtua lainnya, Anti tentu saja ingin pertumbuhan buah hatinya sesuai usianya. Mendengar bahwa anaknya mengalami gagal tumbuh bahkan nyaris stunting, membuat Anti merasa gagal sebagai ibu
Selama ini usahanya memberikan anak makanan bergizi pun sering kali berujung dengan penolakan. Selain makannya sedikit, anaknya hanya mau menyusu. Beruntung, suami dan tentunya dokter anak terus memberikan dukungan dan menyakinkan bahwa keterlambatan kenaikan berat badan yang dialami putrinya bisa dikejar.
“Masih ada waktu, kok, Bu. kita lakukan yang terbaik untuk menambah berat badan anaknya, ya…,” tukas sang dokter lagi.
***
Waspada jika berat badan anak tidak naik
Mungkin masalah dan perasaan kalut yang dialami Anti juga dirasakan oleh ratusan orangtua lainnya di muka bumi ini. Masalah berat badan anak tidak naik, memang hal yang sangat lumrah terjadi. Meskipun begitu, tentu saja bukan sesuatu yang bisa diabaikan.
Mengapa? Seperti yang dipaparkan oleh DR. Dr. Conny tanjung Sp.A (K) bahwa selama ini masih banyak orangtua yang menganggap masalah berat badan anak bukanlah suatu hal yang besar.
Padahal, seperti yang ia jelaskan dalam jumpa pers “Dukung Orangtua Cek Berat Badan Ideal Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal” yang dilangsungkan Nutricia, status gizi kurang merupakan salah satu permasalahan perumbuhan yang mengacu pada kondisi berat badan yang ideal menurut tinggi badan.
Kondisi ini dapat diakibatkan oleh asupan gizi yang kurang, penyakit kronis, masalah kesulitan makan, praktik pemberian makan yang salah, dan ketidaktahuan orangtua.
Kondisi ini jelas saja berujung pada terjadinya stunting pada anak. Menyedihkan, saat ini Indonesia merupakan negara yang menduduki peringkat ke-5 stunting di dunia. Sementara, masalah stunting memiliki dampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dalam jangka waktu pendek ataupun jangka waktu panjang.
Jika anak stunting, kekurangan gizi tak hanya membuat pertumbuhan anak jadi terhambat alias tubuh pendek. Lebih mengkhawatirkannya lagi kondisi stunting bisa menurunkan kecerdasan anak. Kekurangan gizi pada anak akan menyebabkan otak anak tidak berkembang dengan baik sehingga menurunkan kemampuan kognitifnya.
Oleh karena itulah, bila kondisi berat badan anak tidak naik dalam jangka waktu lama, tentu saja wajib diwaspadai. Bukankah dalam masa periode emas, anak seharusnya bisa tumbuh berkembang dengan baik dan maksimal?
dr. Conny mengingatkan agar orangtua selalu mewaspadai jika kondisi berat badan anak yang kurang. Orangtua perlu memantau terus berat dan tinggi badan anak secara cermat. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk memantau secara rutin masih rendah.
Nyatanya, tahun 2018 baru sekitar 54.6% anak balita yang dibawa ke fasilitas kesehatan untuk ditimbang dan dihitung tingginya. Paling tidak perlu dilakukan 8 kali dalam setahun untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan dan status gizi anak.
“Kalau berat badan sudah di bawah kurva pertumbuhanm orangtua perlu cari bantuan penangangan yang tepat dari tenaga kesehatn untuk memperbaiki status gizi anak, ” tukas dr. Conny.
Memang, biasanya masalah anak yang melakukan gerakan tutup mulut (GTM) atau picky eater sering kali ditemui. Kondisi ini jugalah yang pada akhirnya bisa menyebabkan kenaikan berat badan anak sangat lambat atau malah mengalami stagnan atau terhenti.
Untuk mencegah hal ini terjadi, dr. Conny mengingatkan agar orangtua melakukan beberapa cara seperti memastikan kandungan MPASI yang lengkap.
Seperti yang dijelaskan oleh dr. Conny, komponen yang harus ada adalah kelompok karbohidrat, protein hewani dan ikan, kelompok bahan makanan yang mengandung susu, kelompok kacang-kacangan, buah dan sayur serta lemak. Dengan pemberian MPASI yang lengkap tentu saja kebutuhan nutrisi anak bisa tercukupi dengan baik.
“Selain itu biasakan agar anak makan dengan baik, selama 30 menit saja. Jika memang tidak dihabiskan, ya sudah ambil. Lagi pula membiasakan anak makan terlalu lama, makanan juga sudah tidak enak, gigi juga bisa karies.
Pada jam berikutnya, jika anak merasa lapar juga akan makan dengan lahap. Tapi, jika melihat anak tetap tidak mau mau makan, hanya ngempeng , dan tentunya berat badan tidak kunjung naik, orangtua wajib waspada,” tutur dr. Conny lagi.
Baca lagi:
Wajib tahu! 3 Cara mencegah anak gagal tumbuh menurut pakar
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.