Secara harafiah, kardiomegali merupakan bahasa Latin dari pembesaran jantung. Organ ini menjadi tampak lebih besar dari normalnya karena serat-serat otot pembentuknya membesar dan menebal.
Pada awalnya, serat otot jantung membesar sebagai upaya untuk mengompensasi kelainan yang terjadi. Namun, sama seperti otot-otot di bagian tubuh lainnya, otot jantung yang dipacu untuk terus-menerus dan bekerja keras lama-lama akan mengalami kelelahan sehingga akhirnya tidak mampu memompa darah secara optimal.
Bila hal ini terjadi, pembesaran jantung dapat berujung pada gagal jantung dan stroke.
Tergantung pada kondisinya, kardiomegali dapat bersifat sementara atau permanen.
Gejala Kardiomegali
Pembesaran jantung umumnya tidak menimbulkan gejala. Namun pada sebagian orang, kondisi ini dapat ditandai dengan adanya:
- Sesak napas.
- Detak jantung tidak beraturan (aritmia).
- Pembengkakan di perut (asites) atau kaki akibat penumpukan cairan (edema).
- Pusing.
- Kelelahan.
Penyebab Kardiomegali
Segala kondisi yang membuat jantung bekerja lebih keras dapat menyebabkan kardiomegali, di antaranya:
- Anemia atau kurangnya sel darah merah.
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
- Penyakit katup jantung.
- Kardiomiopati.
- Gangguan tiroid.
- Serangan jantung.
- Aritmia atau gangguan irama jantung.
- Kondisi bawaan sejak lahir.
Namun pada kasus tertentu yang jarang terjadi, jantung dapat membesar dan melemah oleh sebab yang tidak diketahui. Kondisi ini disebut dengan kardiomegali idiopatik.
Individu juga lebih berisiko mengalami kardiomegali bila memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa, mengonsumsi alkohol, pernah terkena serangan jantung, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, dan jarang beraktivitas fisik atau berolahraga.
Diagnosis
Kondisi kesehatan yang satu ini dapat diketahui dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan penderita.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada jantung dengan cara meraba dan mengetuk dinding dada serta mendengarkan suara jantung menggunakan stetoskop.
Untuk mengonfirmasi temuan, pemeriksaan penunjang berikut mungkin diperlukan:
- Rontgen dada untuk melihat ukuran jantung.
- CT scan menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambaran jantung dan aliran darah.
- Echocardiogram atau ultrasonografi (USG) jantung untuk mengevaluasi fungsi pompa jantung dan aliran darah.
- Elektrokardiogram (EKG) untuk melihat aktivitas listrik jantung.
- Uji treadmill untuk memantau kinerja jantung saat beraktivitas fisik.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan magnet dan gelombang radio untuk melihat gambaran jantung secara mendetil.
- Kateterisasi jantung dan biopsi. Melalui prosedur ini, selang kateter akan dimasukkan ke selangkangan lalu didorong menuju ke pembuluh darah jantung. Selanjutnya, dokter akan mengambil sampel jaringan jantung (biopsi) untuk diuji.
- Pemeriksaan panel-panel zat tertentu di dalam darah yang berhubungan dengan gangguan jantung. Ini dapat berupa pemeriksaan:
- BNP (B-type natriuretic peptide), protein yang dikeluarkan jantung agar tekanan darah stabil.
- Troponin, protein yang mengatur kontraksi otot jantung.
- Profil lemak darah, termasuk kolesterol dan trigliserida.
- Hormon tiroid.
- Darah lengkap untuk menilai kadar hemoglobin.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Fokus pengobatan dilakukan untuk mengatasi penyebab dari pembesaran jantung. Pilihannya mulai dari pemberian obat-obatan hingga pembedahan.
Obat yang diberikan tentu disesuaikan dengan penyebab dari kardiomegali.
- Bila terjadi akibat hipertensi atau gagal jantung, umumnya diberikan obat dari golongan ACE inhibitor dan diuretik.
- Bila penyebabnya adalah gangguan irama jantung, akan diberikan obat dari golongan antiaritmia.
- Bila penyebabnya adalah anemia kronis, maka diberikan obat untuk meningkatkan produksi sel darah merah.
- Bila penyebabnya adalah kelainan hormon tiroid, akan diberikan obat untuk mengoreksi kelainan yang terjadi.
Di samping obat-obatan yang spesifik dengan penyebab kardiomegali, individu dapat diberikan obat pengencer darah bila berisiko mengalami stroke atau serangan jantung. Obat antikolesterol maupun antidiabetes juga dapat diberikan bila ditemukan kadar kolesterol maupun gula darah yang tinggi pada pemeriksaan.
Apabila obat-obatan belum mampu mengatasi kardiomegali, tindakan pembedahan berikut dapat menjadi pilihan:
- Pemasangan alat pacu jantung untuk memantau dan mengendalikan irama jantung.
- Operasi bypass jantung untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah jantung.
- Operasi katup jantung untuk mengganti katup jantung yang bermasalah.
- Transplantasi jantung bila obat-obatan dan prosedur lainnya tidak efektif untuk mengatasi kardiomegali.
Agar peluang keberhasilan pengobatan kardiomegali semakin besar, segeralah ke dokter bila terdapat gejala-gejala pembesaran jantung. Kondisi ini akan lebih mudah ditangani bila terdeteksi sejak dini. Selain itu, individu perlu menjalani gaya hidup sehat yang ramah jantung.
Pencegahan yang Bisa Dilakukan
Kardiomegali dapat dicegah baik kejadiannya maupun perburukannya. Pada prinsipnya, setiap individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kardiomegali perlu mendapatkan evaluasi faktor risiko oleh dokter.
Di samping itu, gaya hidup berikut perlu diterapkan untuk menjaga kesehatan jantung sekaligus mencegah kardiomegali:
- Konsumsi makanan yang menyehatkan jantung.
- Tidak merokok.
- Menjaga berat badan ideal.
- Membatasi konsumsi garam.
- Rutin berolahraga, minimal 30 menit per hari.
- Membatasi konsumsi alkohol dan kafein.
- Menjaga kadar gula darah dan tekanan darah di rentang normal.
- Cukup tidur, yakni 7-8 jam sehari.
Semoga informasi teerkait dengan kardiomegali ini bermanfaat.
Baca Juga:
Telinga Sering Sakit Hingga Alami Vertigo, Waspada Penyakit Meniere
id.theasianparent.com/minum-paracetamol-dan-ibuprofen
Sering Dialami Anak, Waspada Infeksi Bakteri yang Sebabkan Mastoiditis
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.