Jangan Langsung Digendong! Ajarkan Anak Self Soothing agar Bisa Belajar Tidur Sendiri

Mengingat self soothing bagian dari proses perkembangan anak, jangan sampai tidak melatihnya, ya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Self soothing merupakan salah satu teknik yang perlu dilatih pada si kecil agar ia bisa belajar untuk bisa tidur sendiri.

Masalah sulitnya anak tidur sendiri kerap kali dikeluhkan oleh orang tua. Setidaknya hal ini diakui oleh Tania, seorang ibu yang tergabung dalam komunitas theAsianparent. Ia mengaku kalau putrinya yang sudah berusia 8 tahun masih sulit sekali untuk tidur terpisah.

“Sebenarnya sudah sejak lama kamarnya dipisah, tapi hampir setiap malam anak saya ini sulit sekali untuk tidur sendiri. Kalau pun bisa tidur, malam hari bangun lagi dan selalu minta ditemani.

Saya bingung sekali kenapa anak saya ini tidak mampu membuat dirinya nyaman untuk bisa tidur kembali? Ujung-ujungnya, kalau tidak ditemani, ya, bisa tidak tidur. Atau tidur ketika benar-benar mengantuk,” urainya.

Adakah di antara Parents yang mengeluhkan hal serupa?

Artikel Terkait: Jangan Diabaikan, 6 Manfaat Ini Bisa Didapat Anak Jika Terbiasa Tidur Sendiri

Pentingnya Melatih Anak untuk Self Soothing

Dalam hal ini, dr. Benny Herlianto Sp.A – Mayapada Hospital Surabaya menjelaskan, kemampuan anak untuk bisa tidur sendiri memang perlu dilatih sejak dini. Oleh karena itu, orang tua perlu memahami beberapa metode yang bisa diterapkan atau dikenalkan.

Akan tetapi, ia pun mengingatkan hal penting yang perlu dipahami oleh orang tua tentu saja kebutuhan dan kebiasaan anak tidur memang akan berberbeda di setiap usia. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kalau anak suka bangun malam hari, ya harus dilihat dahulu usianya berapa? Kalau masih di bawah 3 bulan memang masih sering terbangun di malam hari.

Saat bayi lapar dia pasti menangis, begitu juga saat merasa tidak nyaman. Kebutuhan tidur bayi yang baru lahir hingga 3 bulan ini memang masih panjang, bahkan bisa sampai 17 jam,” jelas dr. Benny Herlianto Sp.A. 

Dengan demikian, orang tua pun harus mencari tahu terlebih dahulu apa yang menyebabkannya menangis. Sementara, jika anak sudah di atas 3 bulan, dan sering terbangun di malam hari tentu juga tetap perlu cari tahu apa yang menyebabkan anak terbangun.

“Jika memang kondisi anak baik-baik saja, tidak lapar, pospaknya juga tidak penuh, kondisi kamar nyaman, maka orang tua ustru perlu mengajarkan untuk self soothing.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

dr. Benny menjelaskan, self soothing merupakan kemampuan anak untuk membuat dirinya merasa nyaman sendiri sehingga ia bisa tidur sendiri. Sebenarnya ini adalah salah satu bagian dari tahap pertumbuhan anak.

“Proses anak belajar self soothing biasanya dilakukan saat anak usia 6 bulan sampai satu tahun. Jadi diharapkan ketika anak sudah berusia di atas satu tahun, ia sudah mampu membuat dirinya nyaman untuk tidur sendiri,” jelasnya lagi. 

Artikel Terkait: Waktu Tidur Anak Tidak Teratur? Ini Dampak Negatifnya!

Self Soothing Membutuhkan Proses

Kemampuan anak untuk self soothing tentu saja perlu dilatih dan membutuhkan proses hingga pada akhirnya ia mampu bisa tidur kembali saat terbangun dari tidurnya. Proses belajar ini tentu saja berlaku baik untuk anak dan orang tua sendiri.

Umumnya, bayi yang sudah memasuki usia 6 bulan, sudah mulai menunjukkan tanda-tanda tidur sepanjang malam dan bisa tertidur sendiri setelah bangun. Namun ingat, anak merupakan individu yang unik sehingga tahapan setiap anak pun akan berbeda. 

Untuk mengajarkan self soothing pada bayi, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Apa saja?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Penuhi Kebutuhan Dasar Bayi

Ini menjadi langkah pertama dan terpenting dalam membantu menenangkan diri bayi. Kebutuhan dasar adalah tindakan yang menjadi dasar perawatan bayi, termasuk memastikan bayi tidak lapar dengan memberinya makan, memandikan, mengganti popok, dihibur saat menangis, dan semua langkah lain yang dilakukan orang tua untuk membantu bayi mereka merasa dicintai dan aman.

Artikel Terkait: Banyak Pro Kontra Soal Membedong Bayi, Tya Ariestya Tetap Melakukannya

2. Membedong

Membedong di sini tentu saja ada aturannya, orang tua perlu memastikan jika bedong tidak terlalu kencang. Teknik ini memang masih diperlukan, khususnya untuk bayi berusia 0-3 bulan karena membantunya merasa aman dan nyaman.

Semakin mereka mengasosiasikan perasaan ini dengan tertidur, maka semakin mudah bagi mereka untuk menenangkan diri. Harap diperhatikan, the American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi tidak dibedong setelah bayi mulai menunjukkan tanda-tanda mencoba berguling. Ini bisa terjadi sejak usia 2 bulan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam hal ini dr. Benny menjelaskan, anak di bawah 3 bulan pola tidurnya memang masih belum terbentuk. Bayi di bawah 3 bulan ini masih terbiasa dengan kondisinya di dalam kandungan.

“Di dalam kandungan itu tidak sepi, lo. Suaranya mirip vacuum cleaner bahkan bisa lebih kencang lagi. Bayi masih ingat dengan situasi saat di dalam kandungan, juga selalu mendengar detak jantung ibunya, serta suara aliran darah.

Kemudian bayi juga selalu bergerak karna saat ibunya bernapas, akan menekan otot diagframa yang membuat bayi bergerak secara konstan di dalam kandungan. Makanya saat bayi baru lahir suka dibedong karena agar mereka bisa merasakan seperti dalam kandungan.”

3. Cobalah Tenangkan Bayi Saat Mereka Masih di Tempat Tidurnya

Upaya lain yang bisa dilakukan untuk melatih anak self soothing adalah mencoba menenangkan anak lebih dahulu tanpa perlu digendong. Namun, bukan berarti juga mendiamkan, karena biar bagaimana pun anak perlu merasa nyaman dan aman. Artinya, saat merasa tidak nyaman bayi membutuhkan kehadiran orang tuanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebelum menggendong, orang tua bisa membelai bayi dan memberikan white noise, suara yang yang bisa membantu menenangkan untuk bayi yang ingin tidur.  

Sedangkan untuk anak yang sudah besar, tetapi kemampuan self soothing belum maksimal, dr. Benny Herlianto Sp.A menyarankan agar orang tua tetap menemani anak tidur. Namun, tidak perlu tidur dalam satu ranjang. 

“Kalau anak sudah beranjak besar, bisa temani anak, tapi tidak perlu tidur di sebalahnya, duduk saja, sambil dipuk-puk. Lalu di lain kesempatan ambil jarak yang lebih jauh, tetapi anak tetap tahu kalau ada orang tuanya yang menemani sehingga anak merasa nyaman, masih merasa ada kehadiran orang tua. 

Kemudian, bisa ditingkatkan, orang tua bisa sebentar di kamar, kemudian keluar, lalu masuk kembali. Nah, nanti lama-lama nanti akan dilepas. Anak pun akan mampu membuat dirinya nyaman kembali untuk tidur sendiri.”

Di sini, orang tua pun perlu memastikan kondisi kamar anak apakah sudah bersih dan nyaman untuk tidur. Selain memastikan kebersihan, kondisi udara atau suhu juga diperhatikan, termasuk menjauhkan anak dari objek yang justru membuatnya sulit tidur seperti adanya gawai dan televisi.  

Mengingat self soothing bagian dari proses perkembangan anak, jadi jangan sampai tidak melatihnya, ya.

Baca Juga:

Jangan Sampai Terjadi, Ini Cara Deteksi Gangguan Tumbuh Kembang Bayi Menurut Dokter Anak

Tumbuh Kembang Anak : 8 Konsep Diri Untuk Membangun Karakter Positif Anak

Mengapa Anak Tidur Mendengkur?