Bagi masyarakat Indonesia, martabak bukanlah makanan yang asing lagi. Hampir di setiap sudut jalanan ada saja penjual martabak yang bisa Anda temukan.
Di Indonesia sendiri ada dua jenis martabak yang kita kenal, yaitu martabak manis dan martabak asin. Terserah mana yang jadi favorit Anda, berikut ini adalah sejarah dan fakta menarik soal martabak yang bisa Anda pelajari. Sambil makan martabak, sambil nambah wawasan boleh dong, Parents!
Sejarah dan Fakta Menarik Tentang Martabak
1. Berasal dari Bahasa Arab
Sumber: Instagram @/somefoodjpeg
Kata martabak berasal dari Bahasa Arab, yaitu muttabaq yang memiliki arti terlipat. Kata ini merujuk pada cara membuatnya yang dilipat-lipat. Jenis martabak yang dimaksud di sini adalah martabak asin alias martabak telur atau martabak Mesir.
Lain Arab, lain Indonesia. Kepopuleran martabak semakin tersebar hingga ke berbagai negara. Komposisi isiannya pun beragam. Bahkan di Indonesia, kita mengenal ada dua jenis martabak, yaitu martabak manis dan martabak asin.
Sayang orang Arab dulu belum mengenal martabak manis yang cara membuatnya juga sama-sama dilipat ya, Parents.
2. Sejarah Martabak Manis
Martabak manis identik dengan makanan khas Bangka. Bukan tanpa alasan, panganan satu ini memang diciptakan oleh orang-orang Hakka dan pertama kali diperkenalkan oleh perantau asal Bangka bernama Hioe Kiew Sem yang pindah ke Bandung sekitar tahun 1950-an.
Selama ini kita menyebut makanan ini sebagai martabak manis, terang bulan, kue bandung, ataupun apam pinang. Padahal di tempat aslinya sana, martabak manis ini bernama Hok Lo Pan. Yang secara harfiah bisa diartikan sebagai kue keberuntungan.
Dulu Tuan Hioe Kiew Sam berjualan martabak manis di Pasar Malam Jalan Cigenduy, dekat alun-alun. Lapaknya bersebelahan dengan penjual martabak telur yang sudah lebih dulu populer.
Menurut kisah, kedua pedagang ini kemudian sepakat untuk menamai dagangannya sebagai martabak. Yang satu disebut martabak asin dan satunya lagi martabak manis.
Mungkin ini juga yang jadi alasan kenapa kebanyakan pedagang martabak asin juga menjual martabak manis ya, Parents.
Artikel Terkait: Comfort Food Ala Orang Indonesia, Martabak sampai Nasi Goreng
3. Sejarah Martabak Asin
Sumber: Instagram @/moucup
Seperti yang sudah disebutkan, martabak asin sudah lebih dulu populer sebelum kedatangan martabak manis.
Menurut cerita, martabak asin atau martabak telur ini diperkenalkan oleh orang India bernama Abdullah bin Hasan Almalibary sekitar tahun 1930-an dengan sebutan moortaba.
Mulanya, ada seorang pemuda Tegal keturunan Arab bernama Ahmad bin Kyai Abdul Karim yang pergi ke Semarang. Di sanalah kemudian ia bertemu dengan Abdullah bin Hasan Almalibary.
Singkat cerita, keduanya berkawan dan menjadi sahabat dekat hingga suatu hari pemuda ini membawa temannya pulang ke kampung halamannya di Lebiaksu, Tegal untuk dikenalkan dengan saudara perempuannya.
Jodoh tak lari kemana, Abdullah bin Hasan Almalibary kemudian menikah dengan saudara perempuan sahabatnya. Karena pandai memasak, Abdullah kemudian mengajari istrinya untuk membuat martabak dengan isian yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia dan dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
Karena ternyata makanan ini banyak disukai, keduanya mengajadi kerabat dan tetangga di sekitarnya. Hingga saat ini akhirnya martabak menjadi salah satu kudapan terpopuler yang bisa ditemukan di berbagai penjuru Indonesia.
4. Dijadikan Alat Diplomasi saat Bertemu Calon Mertua
Coba ngaku, ada yang menggunakan martabak sebagai sesajen saat pertama ketemu calon mertua? Kalau ada, Anda tidak sendiri!
Entah siapa yang memulai tradisi ini tapi nyatanya martabak menjadi salah satu alat diplomasi yang sukses meluluhkan hati calon mertua. Banyak laki-laki berkunjung ke rumah pasangannya dan membawa martabak sebagai buah tangan.
Tapi kenapa harus martabak, ya? Karena martabak dianggap punya keunikan sendiri.
Sebagian pria mungkin merasa canggung ketika akan berkunjung kerumah pasangannya untuk bertemu calon mertua. Untuk mencairkan suasana, dibawalah martabak sebagai sesajen. Meski harganya terjangkau, martabak tetap terlihat eksklusif dan sudah pasti banyak disukai, termasuk si calon mertua.
Alasan lainnya adalah karena banyak pilihan rasa, pedagangnya ada di mana-mana, bisa dinikmati sepanjang waktu, dibuat dadakan jadi hangat saat dibawa, dan tidak mudah basi jadi kalau tidak habis masih bisa dimakan besok.
5. Martabak Juga Punya Asosiasi
Sumber: Instagram @/mingcun72
Parents tahu tidak kalau ternyata pedagang martabak juga punya asosiasi, lho. Namanya Al-Marjan Indonesia (Asosiasi Pedagang Martabak dan Jajanan Se-Indonesia) yang terbentuk pada 2007 lalu dan diketuai oleh Haji Maskun.
Asosiasi ini dibentuk atas inisiatif para pedagang martabak di Tegal, yaitu daerah asal ditemukannya martabak pertama kali.
Nah, itulah sejarah dan fakta menarik soal martabak. Seru juga ya ternyata!
Baca Juga:
10 Kedai Martabak Enak di Jakarta, Dijamin Bikin Jatuh Cinta
4 Resep Martabak Manis Aneka Rasa, Sedap untuk Disantap Bersama Keluarga!
Resep Martabak Telur yang Hemat Minyak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.