Berbahaya bagi Ibu dan Janin, Kenali Risiko dan Gejala Anemia Saat Hamil!

Jangan abaikan risiko anemia ibu hamil, karena ini dapat membahayakan ibu dan janin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kondisi anemia dapat terjadi kepada siapa saja, tak terkecuali ibu hamil. Jika mengalaminya, maka Bunda harus hati-hati dengan risiko anemia ibu hamil.

Bukan hanya membuat tubuh jadi lebih lemah, lesu, dan lunglai, tetapi kasus anemia yang  parah bisa membahayakan ibu dan janin. Contoh risiko terbesar anemia pada ibu hamil yaitu kematian dalam masa kehamilan.

Membahas tentang risiko anemia pada ibu hamil, theAsianparent Indonesia telah berdiskusi langsung dengan ahlinya, yakni dr. Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc. Ia merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RSIA Bunda Citra Ananda Ciputat.

Bun, mari simak pambahasan lebih lanjutnya di bawah ini.

Artikel Terkait: Bahaya anemia pada ibu hamil dan janin, kenali 9 gejalanya

Pada Minggu ke Berapa Bumil Harus Melakukan Pemeriksaan Darah?

Pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil.

Menurut dr. Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc, banyak perempuan pada usia reproduksi sudah mengalami anemia, bahkan jauh sebelum mereka merencanakan kehamilan. Oleh karena itu, bagi semua perempuan yang akan merencanakan kehamilan perlu melakukan screening anemia terlebih dahulu.

Hal ini karena perempuan tidak boleh menjalani kehamilan dalam kondisi kekurangan darah. Sayangnya, masih banyak juga yang mengabaikan keadaan ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bahkan, banyak bumil yang selama masa kehamilannya tidak pernah menjalani pemeriksaan darah. Akibatnya, keterlambatan menangani anemia pun bisa terjadi dan berujung fatal.

Artikel Terkait: Bumil perlu catat! Ini 3 jenis makanan penambah darah untuk cegah anemia

Apa saja Risiko Anemia pada Ibu Hamil?

Bumil yang mengalami anemia biasanya menjadi lebih mudah merasa lemah, lesu dan lunglai.

1. Gagal Ginjal

Selama mengalami anemia saat hamil, maka jantung Bunda akan bekerja lebih giat, begitu juga dengan ginjal. Akibatnya, ini bisa memicu terjadinya gagal ginjal akut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini harus segera ditangani secara medis. Selain itu, terkadang karena tingginya anemia yang dialami bumil, dokter harus memberikan pertolongan seperti transfusi darah.

2. Risiko Anemia Ibu Hamil: Membahayakan Pascapersalinan

Setelah persalinan (caesar atau normal), beberapa perempuan mengalami luka bekas persalinan. Penyembuhan luka yang terjadi sering dipengaruhi oleh kondisi darah. Jika kadar darah berkurang atau mengalami anemia, maka pemulihan luka juga bisa terhambat.

Jaringan-jaringan tubuh yang sedang membutuhkan pemulihan akibat luka bisa kekurangan oksigen. Sehingga pemulihannya menjadi kurang bagus, misalnya luka menjadi lebih lama sembuh, terjadi perdarahan, bahkan infeksi.

3. Menurunkan Kualitas Produksi ASI

Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan kualitas produksi ASI menurun. Meskipun cairan ASI yang keluar banyak, tetapi kualitasnya bisa menurun, sehingga dapat menyebabkan kurang maksimalnya tumbuh kembang si kecil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Menghambat Pertumbuhan Sel-sel Otak pada Janin

Pada umumnya, kasus anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi zat besi atau anemia karena kekurangan zat besi. Anemia yang terjadi pada ibu hamil, terutama anemia karena kekurangan zat besi, dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel otak pada janin menjadi terhambat. Ini juga bisa berpengaruh pada perkembangan IQ si kecil di masa depan.

5. Risiko Anemia Ibu Hamil: Menghambat Pertumbuhan Janin

Anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan tumbuh kembang si kecil menjadi tidak maksimal, bahkan sejak dari dalam kandungan. Misalnya, janin yang seharusnya bisa lahir dengan berat badan mencapai 3,5 kg, akhirnya hanya lahir dengan berat sebesar 2,3 kg karena sang Bunda mengalami anemia semasa hamil. Si kecil pun jadi kehilangan potensi tumbuh kembang hampir sebesar 50%.

6. Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak di Masa Depan

Anemia pada masa kehamilan dapat memengaruhi perkembangan anak seumur hidupnya. Potensi tumbuh kembang anak semasa hidupnya 70% akan dipengaruhi oleh berat dan tinggi badan ketika ia lahir.

Jadi, jika buah hati lahir dengan kondisi badan yang kecil dan kurus akibat anemia yang dialami Bunda saat hamil, maka kemungkinan 70% tumbuh kembangnya di masa depan juga akan mengalami kondisi badan yang kecil dan kurus.

Masih dikutip dari pernyataan dr. Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc, penelitian baru-baru ini juga menyebutkan bahwa angka stunting di Indonesia ialah sebesar 27,7 %. Ini artinya sekitar 1/3 dari bayi-bayi yang lahir di Indonesia mengalami stunting. Salah satu penyebabnya adalah anemia yang dialami Bunda semasa kehamilan.

Artikel Terkait: Anemia Defisiensi Besi bisa Ganggu Kecerdasan Anak, Kenali Gejalanya

Gejala Anemia pada Ibu Hamil

Pusing dan sakit kepala bisa menjadi pertanda anemia pada bumil. | Sumber gambar: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir dari Mayo Clinic, anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi memiliki tanda dan gejala, seperti:

  • Kelelahan
  • Kelemahan
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Pusing atau berkunang-kunang
  • Sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Tangan dan kaki terasa dingin

Akan tetapi, perlu Bunda ingat bahwa gejala anemia sering kali mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Terlepas dari apakah Bunda memiliki gejala atau tidak, Bunda tetap harus menjalani tes darah. Jika Bunda merasa khawatir dengan tingkat kelelahan atau gejala lainnya yang mungkin Bunda rasakan, maka segeralah berkonsultasi dengan para ahli.

Selain dari asupan makanan, salah satu yang bisa dilakukan untuk mencukupi kebutuhan zat besi ibu hamil adalah konsumsi susu hamil yang diperkaya zat besi tinggi.

Susu khusus ibu hamil biasanya difortifikasi dengan vitamin dan mineral lain, termasuk tinggi zat besi, sehingga bisa memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Dengan 1 gelas susu khusus ibu hamil setiap harinya, Anda bisa mendapatkan asupan jenis protein hewani yang zat besinya mudah diserap. Rasanya pun lezat sehingga tidak menyebabkan mual. Dengan begitu, nutrisi yang dibutuhkan tetap bisa terpenuhi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pastikan zat besi Bunda selama masa kehamilan cukup dengan cara di atas ya Bun, yaitu dengan dengan mengonsumsi susu hamil yang tinggi zat besi. Nah, tahukah Bunda, sekarang ada cara baru untuk penuhi asupan nutrisi tinggi zat besi dengan cara yang lezat plus anti mual, lho! Kini hadir inovasi baru SGM Bunda Pro-gress Maxx, nutrisi tinggi zat besi dan diperkaya dengan nutrisi penting lainnya. Cukup 1 gelas sehari untuk bantu maksimalkan nutrisi Bunda dan dukung nutrisi si Kecil tumbuh maksimal. Rasakan kelezatannya sekarang!

Nah, Bun, itulah penjelasan mengenai risiko anemia ibu hamil, dimulai dari masa awal kehamilan hingga pascapersalinan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Artikel telah ditinjau oleh:

dr.Gita PermataSari, MD

Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

****

Baca Juga: