Kondisi anemia dapat terjadi kepada siapa saja, tak terkecuali ibu hamil. Jika mengalaminya, maka Bunda harus hati-hati dengan risiko anemia ibu hamil.
Bukan hanya membuat tubuh jadi lebih lemah, lesu, dan lunglai, tetapi kasus anemia yang parah bisa membahayakan ibu dan janin. Contoh risiko terbesar anemia pada ibu hamil yaitu kematian dalam masa kehamilan.
Membahas tentang risiko anemia pada ibu hamil, theAsianparent Indonesia telah berdiskusi langsung dengan ahlinya, yakni dr. Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc.
Ia merupakan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RSIA Bunda Citra Ananda Ciputat.
Bun, mari simak pambahasan lebih lanjutnya di bawah ini.
Artikel Terkait: Bahaya Anemia pada Ibu Hamil dan Janin, Kenali 9 Gejalanya
Apa Saja Bahaya Anemia pada Ibu Hamil?
1. Gagal Ginjal
Selama mengalami anemia saat hamil, maka jantung Bunda akan bekerja lebih giat, begitu juga dengan ginjal. Akibatnya, ini bisa memicu terjadinya gagal ginjal akut.
Hal ini harus segera ditangani secara medis. Selain itu, terkadang karena tingginya anemia yang dialami Bumil, dokter harus memberikan pertolongan seperti transfusi darah.
2. Risiko Anemia Ibu Hamil: Membahayakan Pascapersalinan
Setelah persalinan (Caesar atau normal), beberapa perempuan mengalami luka bekas persalinan.
Penyembuhan luka yang terjadi sering dipengaruhi oleh kondisi darah.
Jika kadar darah berkurang atau mengalami anemia, maka pemulihan luka juga bisa terhambat.
Jaringan-jaringan tubuh yang sedang membutuhkan pemulihan akibat luka bisa kekurangan oksigen.
Sehingga pemulihannya menjadi kurang bagus, misalnya luka menjadi lebih lama sembuh, terjadi perdarahan, bahkan infeksi.
3. Menurunkan Kualitas Produksi ASI
Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan kualitas produksi ASI menurun.
Meskipun cairan ASI yang keluar banyak, tetapi kualitasnya bisa menurun, sehingga dapat menyebabkan kurang maksimalnya tumbuh kembang si Kecil.
4. Menghambat Pertumbuhan Sel-sel Otak pada Janin
Pada umumnya, kasus anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi zat besi atau karena kekurangan zat besi.
Anemia yang terjadi pada ibu hamil, terutama anemia karena kekurangan zat besi, dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel otak pada janin menjadi terhambat.
Ini juga bisa berpengaruh pada perkembangan IQ si kecil di masa depan.
5. Risiko Anemia Ibu Hamil: Menghambat Pertumbuhan Janin
Anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan tumbuh kembang si kecil menjadi tidak maksimal, bahkan sejak dari dalam kandungan.
Misalnya, janin yang seharusnya bisa lahir dengan berat badan mencapai 3,5 kg, akhirnya hanya lahir dengan berat sebesar 2,3 kg karena sang Bunda mengalami anemia semasa hamil.
Si Kecil pun jadi kehilangan potensi tumbuh kembang hampir sebesar 50%.
6. Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak di Masa Depan
Anemia pada masa kehamilan dapat memengaruhi perkembangan anak seumur hidupnya.
Potensi tumbuh kembang anak semasa hidupnya 70% akan dipengaruhi oleh berat dan tinggi badan ketika ia lahir.
Jadi, jika buah hati lahir dengan kondisi badan yang kecil dan kurus akibat anemia yang dialami Bunda saat hamil, maka kemungkinan 70% tumbuh kembangnya di masa depan juga akan mengalami kondisi badan yang kecil dan kurus.
Masih dikutip dari pernyataan dr. Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc, penelitian baru-baru ini juga menyebutkan bahwa angka stunting di Indonesia ialah sebesar 27,7 %.
Ini artinya sekitar 1/3 dari bayi-bayi yang lahir di Indonesia mengalami stunting. Salah satu penyebabnya adalah anemia yang dialami Bunda semasa kehamilan.
Artikel Terkait: Anemia Defisiensi Besi bisa Ganggu Kecerdasan Anak, Kenali Gejalanya
Apa Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil?
Melansir laman Mayo Clinic, Anda berisiko mengalami anemia selama kehamilan, jika:
- Jarak kehamilan satu dan berikutnya berdekatan
- Hamil kembar atau lebih
- Sering mual dan muntah atau mengalami morning sickness
- Kurang mengonsumsi makanan mengandung zat besi
- Mengalami aliran menstruasi prakehamilan yang deras
- Memiliki riwayat mengalami anemia di kehamilan sebelumnya.
Artikel terkait: 7 Obat Penambah Darah untuk Ibu Hamil 2024, Bantu Cegah dan Atasi Anemia!
Apa Dampak Anemia pada Saat Persalinan?
Menurut American Society of Hematology, anemia ringan selama kehamilan merupakan sesuatu yang normal karena peningkatan volume darah.
Akan tetapi jika yang dialami anemia berat, bisa meningkatkan risiko bayi mengalami anemia saat besar nanti.
Terlebih, jika Anda mengalami anemia yang cukup signifikan selama dua trimester pertama, risiko mengalami persalinan prematur atau bayi berat lahir rendah.
Mengalami anemia juga meningkatkan risiko kehilangan darah selama persalinan dan mempersulit melawan infeksi.
Artikel terkait: Bumil Perlu Catat! Ini 3 Jenis Makanan Penambah Darah untuk Cegah Anemia
Gejala Anemia pada Ibu Hamil
Melansir dari Mayo Clinic, anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi memiliki tanda dan gejala, seperti:
- Kelelahan
- Kelemahan
- Kulit pucat atau kekuningan
- Detak jantung tidak teratur
- Sesak napas
- Pusing atau berkunang-kunang
- Sakit kepala
- Nyeri dada
- Tangan dan kaki terasa dingin
Akan tetapi, perlu Bunda ingat bahwa gejala anemia sering kali mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya.
Terlepas dari apakah Bunda memiliki gejala atau tidak, Bunda tetap harus menjalani tes darah.
Jika Bunda merasa khawatir dengan tingkat kelelahan atau gejala lainnya yang mungkin Bunda rasakan, maka segeralah berkonsultasi dengan para ahli.
Artikel terkait: Mencegah anemia pada ibu hamil, lakukan 5 cara sederhana berikut ini
Pada Minggu ke Berapa Bumil Harus Melakukan Pemeriksaan Darah?
Menurut dr. Ivander R. Utama, F.MAS, SpOG, MSc, banyak perempuan pada usia reproduksi sudah mengalami anemia, bahkan jauh sebelum mereka merencanakan kehamilan.
Oleh karena itu, bagi semua perempuan yang akan merencanakan kehamilan perlu melakukan screening anemia terlebih dahulu.
Hal ini karena perempuan tidak boleh menjalani kehamilan dalam kondisi kekurangan darah. Sayangnya, masih banyak juga yang mengabaikan keadaan ini.
Bahkan, banyak bumil yang selama masa kehamilannya tidak pernah menjalani pemeriksaan darah.
Akibatnya, keterlambatan menangani anemia pun bisa terjadi dan berujung fatal.
Artikel Terkait: Bumil perlu catat! Ini 3 jenis makanan penambah darah untuk cegah anemia
***
Nah, Bun, itulah penjelasan mengenai risiko anemia ibu hamil, dimulai dari masa awal kehamilan hingga pascapersalinan.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Baca Juga:
Penting Bumil Ketahui, Inilah Kadar Hb Normal di Tiap Trimester
Tak Hanya Lelah, Kenali Tanda-Tanda Kekurangan Zat Besi Pada Ibu Hamil
Mencegah anemia pada ibu hamil, lakukan 5 cara sederhana berikut ini