Resusitasi Kardiopulmonal (RKP) pada bayi atau biasa disebut dengan istilah Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) termasuk dalam kategori Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada bayi yang mengalami gagal nafas maupun sirkulasi ketika dilahirkan. RKP adalah sebuah usaha medis untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi akibat terhentinya fungsi denyut jantung.
Video di bawah ini memperlihatkan kecakapan dokter dalam melakukan resusitasi kardiopulmonal pada bayi yang baru lahir. Sebelum melakukan teknik RKP pada bayi, terlihat bahwa bayi tersebut tampak tidak bergerak maupun menangis.
Bayi yang tidak menangis, bergerak, maupun menunjukkan respon saat dilahirkan belum tentu sudah meninggal. Karena barangkali masih ada aktivitas otak yang akan membuat ia masih bisa diselamatkan.
Dalam istilah kesehatan, ada tiga macam kematian. Kematian tersebut adalah mati klinis, mati biologis, dan mati sosial.
Mati klinis adalah berhentinya nafas dan jantung. Mati biologis adalah peristiwa kematian klinis yang terlanjur gagal ditolong. dan yang terakhir, mati sosial adalah terganggunya fungsi otak di saat fungsi pernafasan dan jantung kembali baik karena hipoksia (kegagalan fungsi paru-paru) yang lebih dari 10 menit.
Dokter yang melakukan teknik resusitasi kardiopulmonal ini memanfaatkan rentang waktu yang singkat antara kematian klinis dan kematian biologis. Dokter maupun bidan akan berusaha agar fungsi pernafasan, sirkulasi darah, detak jantung, dan otak kembali berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Tindakan resusitasi kardiopulmonal yang dilakukan dokter biasanya terjadi cepat, antara 4-6 menit saja. Jika lebih dari itu bayi belum juga sadar, maka bayi akan dinyatakan mengalami kematian biologis.
Dokter maupun bidan yang melakukan tindakan resusitasi kardiopulmonal akan berusaha untuk mengalirkan oksigen ke paru-paru. Kemudian ia juga harus menekan bagian dada untuk mengalirkan darah.
Teknik RKP tidak hanya akan berguna untuk menyelamatkan bayi yang gagal bernafas dan bersirkulasi saat dilahirkan. Namun juga dapat membantu anak yang sedang tersedak, hipotermia, tenggelam, terkena sengatan listrik, perdarahan yang berlebihan, trauma kepala atau cedera serius, penyakit paru-paru, dan keracunan.
Dunia medis mencatat bahwa ada 30% kematian yang dapat dicegah dengan teknik ini.
Bagaimana cara kerja dokter dalam melakukan teknik ini?
1. Mengalirkan darah ke otak dan organ vital lain
Dalam video ini, terlihat bahwa dokter melakukan penekanan dua jari secara cepat dan kuat pada tulang dada, tepatnya di bawah puting susu bayi. Ia akan menekan bagian tersebut selama 100-120 kali dalam satu menit pertama.
2. Membuka jalur nafas
Pada 30 kompresi pertama dada pada hitungan awal di atas, dokter akan meletakkan telapak tangan di dahi bayi. Ia akan memosisikan dua jari pada kening, dan jari lainnya pada ujung tulang dagu bayi.
3. Dua nafas
Dokter akan mengalirkan nafas bantuan pada hidung dan mulut bayi. Kemudian, ia akan mengatupkan mulut dan menghembuskan nafasnya sebanyak dua kali pada bayi. Setiap nafas yang diberikan oleh dokter akan dapat membuat dada bayi naik. Waktu yang dibutuhkan hanya satu detik.
4. Mengulangi tahapan
Jika dada bayi tidak naik, maka dokter harus mengulangi prosesnya dari awal lagi. Terlihat bahwa ia akan memosisikan ulang kepala bayi dengan mengangkat kaki bayi ke atas sambil menepuk-nepuk titik tertentu sirkulasi tubuh bayi dengan posisi kepala berada di bawah.
Keterampilan dokter maupun bidan dalam melakukan RKP telah banyak menyelamatkan bayi. Semoga kelak Anda bisa bertemu dengan dokter yang terampil melakukan RKP pada bayi, terutama saat kondisi gawat darurat tertentu.
Tonton video ini untuk melihat usaha dokter melakukan resusitasi kardiopulmonal pada bayi baru lahir.
Baca juga:
5 Menit yang Mendebarkan! Lihat Usaha Bidan Menghidupkan Kembali Bayi yang Terlahir Mati
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.