Bunda mungkin tengah bertanya-tanya tentang rambut rontok setelah melahirkan.
“Duh, rambutku jadi rontok parah nih, setelah melahirkan. Sebetulnya normal tidak, ya?” Ujar salah satu pembaca TheAsianparent. Bun, perlu diketahui bahwa kondisi rambut rontok setelah melahirkan merupakan hal yang wajar terjadi.
Tenang, Bunda tidak sendiri karena sekitar 50% ibu mengalami hal ini. Kerontokan dapat terjadi mulai kapan saja dalam waktu 5 bulan setelah melahirkan. Namun, kebanyakan ibu mengalami rambut rontok pada bulan ketiga.
Lalu, sebenarnya apa penyebab dan cara mengatasi kondisi ini?
Artikel menarik lainnya : 10 Cemilan Untuk Melangsingkan Badan Setelah Melahirkan
Penyebab Kerontokan Pasca Persalinan
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kerontokan rambut pasca melahirkan pada Bunda.
Begitu banyak perubahan yang terjadi pasca melahirkan, tak terkecuali perubahan bentuk tubuh atau pun rambut yang tiba-tiba saja sering rontok. Namun, jangan khawatir berlebih, Bun.
1. Rambut Rontok Pasca Melahirkan karena Hormon
Rambut yang rontok pasca melahirkan tersebut sebenarnya disebabkan oleh perubahan hormon di dalam tubuh.
Selama kehamilan, tubuh mengalami peningkatan kadar estrogen dan progesteron selama kehamilan. Lalu hormon ini bisa lebih meningkat setelah beberapa bulan pasca melahirkan.
Ibu hamil, mengalami lonjakan hormon sehingga terjadi beberapa hal yang tidak biasanya. Begitu pula dengan ibu yang baru saja melahirkan. Pada bulan kelima, biasanya rambut akan mulai rontok. Hampir 50% ibu mengalami hal serupa, bahkan beberapa ibu mengalami kerontokan rambut di bulan ketiga pasca persalinan.
Saat kerontokan karena hormon terjadi, sebetulnya rambut nantinya bisa tumbuh kembali secara alami. Menurut ahli, bila kerontokan rambut yang kerap dialami orang normal ialah sekitar 80 helai. Namun, pada ibu baru jumlahnya bisa mencapai 400 helai.
Jumlah kerontokan ini biasanya akan berkurang seiring berjalannya waktu. Namun, bila tidak mereda, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter ya Bun.
2. Karena Masalah Kesehatan: Gangguan Tiroid
Gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid) atau hipotiroidisme (terlalu sedikit hormon tiroid), mungkin sulit dikenali selama kehamilan.
Sebagaimana dikutip laman Healthline, hipotiroidisme lebih sering terjadi, memengaruhi sekitar 2 atau 3 dari 100 ibu hamil. Rambut rontok adalah salah satu gejalanya, bersama dengan kram otot, sembelit, dan kelelahan. Sekitar 1 dari 20 ibu juga mungkin mengalami masalah tiroid (tiroiditis pascapersalinan) setelah bayi lahir. Dalam semua kasus, masalah tiroid biasanya didiagnosis dengan tes darah.
3. Busui Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi terjadi ketika Anda tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke berbagai jaringan di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan penipisan rambut bersama dengan gejala lain, seperti kelelahan, detak jantung tidak teratur, sesak napas saat beraktivitas, dan sakit kepala.
Masih dikutip laman kesehatan Healthline, ibu hamil berada pada risiko tinggi terkena anemia defisiensi besi, terutama jika jarak kehamilan mereka berdekatan, mereka hamil kembar, atau mereka mengalami morning sickness yang parah. Kondisi ini juga dapat didiagnosis dengan tes darah.
Meskipun kerontokan rambut dengan kondisi ini tidak permanen, rambut Anda mungkin tidak kembali ke ketebalan normalnya sampai kadar hormon atau vitamin kembali ke kisaran normal.
Cara Mengatasi Kerontokan Rambut
Bunda, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kerontokan pada rambut.
Permasalahan ini juga bisa ditangani dengan cara sederhana, loh. Berikut merupakan langkah dan kebiasaan sederhana yang bisa Bunda tiru untuk mengembalikan kondisi rambut agar tidak rontok setelah melahirkan.
1. Jangan Mengikat Rambut dengan Kencang
Untuk menghindari kerontokan lebih parah, sebaiknya hindari mengikat rambut terlalu kencang ya, Bun. Malah, akan lebih bagus jika Bunda membiarkan rambut tergerai terlebih dahulu setelah proses melahirkan.
Hal ini agar rambut tidak mudah rontok. Rambut jadi lebih mudah ‘bernapas’ dan tidak terkekang.
2. Pertimbangkan untuk Memotong Rambut
Jika rambut Bunda panjang dan memang ingin mengurangi kerontokan, cara lain yang bisa Bunda tiru adalah memotong rambut. Tidak usah terlalu pendek, yang terpenting rambut Anda jadi bisa lebih mudah diatur dan tentunya risiko kerontokan pun jadi bisa berkurang.
3. Memijat Kepala Secara Rutin
Cara lain yang bisa dipraktikkan ialah dengan memijat kulit kepala rambut dengan minyak esensial atau tonik. Selain mencegah kerontokan rambut, langkah ini juga akan membantu Bunda terhindar dari stres. Bunda juga bisa meminta bantuan pada suami atau kerabat untuk langkah ini.
4. Mengonsumsi Suplemen
Cara terakhir yang dapat ditempuh adalah dengan mengkonsumsi vitamin atau supplemen. Sehingga dapat membuat hormone dalam tubuh menjadi stabil. Dengan begitu, rambut yang rontok dapat berkurang. Secara general, dampak yang diakibatkan dari rambut yang rontok adalah dari segi penampilan saja.
Mengonsumsi vitamin atau supplemen yang aman untuk meningkatkan produksi helai rambut. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter ya sebelum memilihnya.
5. Makan Bernutrisi
Makan buah-buahan, sayuran, dan protein sehat adalah cara terbaik untuk memastikan tubuh Anda mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Makanan yang disarankan oleh beberapa orang untuk meningkatkan kesehatan rambut termasuk sayuran berdaun hijau gelap (untuk zat besi dan vitamin C), ubi jalar dan wortel (untuk beta karoten), telur (untuk vitamin D), dan ikan (untuk omega-3 dan magnesium).
Artikel Terkait : Bunda, kenali 4 tanda depresi paska melahirkan atau postpartum depression ini
Perawatan untuk Rambut Rontok Terkait Kehamilan
Rambut rontok umum terjadi pada ibu hamil.
Rambut rontok selama dan setelah kehamilan mungkin tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring waktu, demikian ditulis Healthline.
Dokter terkadang meresepkan minoxidil (Rogaine) jika pertumbuhan rambut tidak kembali ke tingkat sebelumnya, tetapi obat ini dianggap tidak aman untuk digunakan selama kehamilan.
Dalam kasus kondisi seperti hipotiroidisme atau anemia defisiensi besi, bekerja sama dengan dokter Anda untuk menemukan obat atau suplemen vitamin yang akan mengembalikan kadar Anda ke normal akan membantu memulai siklus pertumbuhan kembali seiring waktu.
Sebagian besar perawatan untuk kondisi lain, seperti alopecia androgenik, juga tidak dianjurkan selama kehamilan. Dokter Anda mungkin menyarankan untuk mencoba perawatan laser tingkat rendah (LLLT), yang menggunakan gelombang cahaya merah untuk merangsang pertumbuhan rambut, daripada obat-obatan.
Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Menjaga kesehatan fisik dan mental bisa memengaruhi risiko kerontokan rambut.
Pada umumnya, hanya bertahan selama satu bulan untuk rambut rontok setelah melahirkan ini. Selain empat cara yang telah dipaparkan sebelumnya, yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko rambut yang rontok adalah dari pikiran Anda.
Perhatikan nutrisi yang dikonsumsi, tidur yang dimiliki cukup berkualitas, dan menghilangkan rasa khawatir. Kondisi yang stres karena memikirkan kebotakan dapat menyebabkan Anda tambah stres dan kerontokan semakin parah.
Selain beberapa perawatan khusus untuk perawatan rambut selama kehamilan, hendaknya Bunda juga memerhatikan kesehatan fisik dan mental pasca persalinan.
Merawat bayi baru lahir bisa menguras tenaga, waktu, dan pikiran. Terlebih, proses melahirkannya saja sudah cukup melelahkan.
Pastikan Bunda memahami kondisi ini dan beristirahat dengan baik. Mintalah bantuan suami maupun orang terdekat agar Anda tidak keteteran.
Selain kesehatan mental, kesehatan fisik itu sendiri menjadi aspek yang penting untuk mencegah kerontokan lebih lanjut. Nah, Bun konsumsilah beragam makanan bergizi seimbang. Dalam kondisi ini disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan yang kaya protein.
Di samping itu, menjaga kebersihan rambut mulai dari penggunaan shampo, conditioner, dan vitamin yang tepat bisa membantu mengatasinya.
Jadi, jangan khawatir bila mendapatkan banyak sekali rambut yang rontok. Satu-satunya dampak kerontokan tersebut hanyalah memengaruhi penampilan Anda sesaat saja.
Pada umumnya kerontokan ini hanya terjadi selama 1 bulan saja. Sama seperti penangan postpartum stress, cara menangani kerontokan ini adalah dengan memerhatikan nutrisi, tidur yang cukup, dan dengan menghilangkan rasa khawatir pada diri sendiri.
Bila Anda stres memikirkan ‘kebotakan’ sementara ini, bisa jadi Anda malah tambah stres!
Bolehkan Keramas saat Rambut Rontok Setelah Melahirkan?
Lantas, pertanyaan selanjutnya adalah bagi ibu yang mengalami kerontokan rambut setelah melahirkan, bolehkah keramas?
Keramas adalah bagian dari menjaga kebersihan badan, termasuk juga pada ibu setelah melahirkan. Sehingga jawaban atas pertanyaan boleh tidak keramas, tentu saja boleh, terlebih untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ibu dan bayi.
Ada beberapa perdebatan tentang apakah mandi dan keramas lebih cepat (tidak terlalu lama rambut terkena air) dapat mengurangi kerontokan rambut.
Jika Anda keramas menggunakan air panas atau produk rambut yang mengiritasi saat membasahi rambut Anda, hal ini kemungkinan dapat menyebabkan kerontokan rambut, demikian dikutip Healthline.
Dalam kebanyakan kasus, kerontokan rambut pasca melahirkan benar-benar normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Demikian hal-hal yang perlu Bunda ketahui terkait rambut rontok usai melahirkan. Jangan terlalu khawatir dan jaga kesehatan selalu, Bunda!
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca Juga :
5 Cara Tradisional untuk Perawatan Tubuh Pasca Melahirkan
Pahami 5 Perubahan Vagina Setelah Melahirkan
8 Orang yang Bikin Bunda Baper Setelah Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.