Apa Itu Playing Victim? Ini Definisi, Tanda, dan Cara Menghadapi

Playing victim artinya seseorang pura-pura jadi korban dengan menyalahkan orang lain. Ini tanda dan cara menghadapinya.

Playing victim adalah tindakan seseorang yang memposisikan diri seolah-olah sebagai korban dalam suatu konflik dan cenderung menyalahkan pihak lain dalam konflik itu. Padahal, belum tentu dirinya adalah yang dirugikan dalam konflik tersebut. Secara sederhana, playing victim artinya seseorang pura-pura jadi korban dengan menyalahkan orang lain.

Apa Itu Playing Victim?

Playing victim artinya perilaku seseorang yang gemar menimpakan kesalahan kepada orang lain, padahal bisa jadi masalah itu berasal dari dirinya.

Mengutip laman Healthline, orang yang suka berpura-pura jadi korban akan menempatkan dirinya sebagai korban dan meyakini bahwa orang lain-lah, penyebab ia menderita dalam hidup ini. Ia pun percaya tak ada hal yang dapat dilakukan untuk mengubah situasi.

Terdapat berbagai alasan mengapa seseorang bisa bertindak demikian. Antara lain untuk mengontrol atau memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain.

Sang pelaku akan membenarkan segala tindakan mereka demi mencuri perhatian orang sekitar, juga sebagai cara untuk mengendalikan situasi tertentu. Bahkan, pelakunya bisa membuat orang di dekatnya merasa bersalah.

Perilaku seperti ini tentu saja masuk ke dalam kelompok toxic, terutama jika digunakan untuk memanipulasi seseorang. George K.Simon (1996) dalam bukunya In Sheep’s Clothing: Understanding and Dealing with Manipulative People menulis manipulator sering menampilkan diri sebagai korban dari suatu keadaan atau tindakan orang lain.

Tujuannya? Jelas saja untuk mendapat belas kasihan dan simpati.

Artikel terkait: Jangan Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental sejak Dini

5 Tanda Playing Victim

Perlu diingat, karakter seperti ini bisa masuk blacklist, lo, dalam pergaulan. Ketahui, yuk, seperti apa tanda seseorang suka pura-pura jadi korban.

1. Hobi Menyalahkan Orang Lain

Tanda awal seorang playing victim adalah sangat gemar menyalahkan orang lain. Si pelaku tidak peduli apakah kesalahannya berpengaruh, karena di matanya orang lain adalah salah.

Hal ini bertujuan untuk membersihkan nama dari segala macam kesalahan yang sebenarnya ada pada dirinya sendiri. Tak heran, pelaku akan membuat seolah citra dirinya suci dan bebas dari kesalahan.

2. Playing Victim artinya suka Mengasihani Diri Sendiri

Ketika berada dalam keterpurukan, biasanya orang ini selalu mengasihani diri sendiri. Ia akan merasa bahwa dunia ini kejam dan dirinya terlalu lemah untuk mengubah lingkungan sekitar.

Akhirnya, orang ini akan membesar-besarkan penderitaan sehingga orang lain akan merasa iba.

Ia pun cenderung tenggelam dalam masalah diri sendiri dan melupakan bahwa orang lain juga memiliki masalah. Mereka cenderung memikirkan diri sendiri dan memamerkan dukanya ke seluruh dunia.

3. Playing Victim adalah perilaku Lepas Tangan Terhadap Tanggung Jawab

Mereka selalu memiliki orang lain untuk ditumbalkan atas kegagalan dan masalah yang sebenarnya mereka buat sendiri.

Mereka tidak cukup yakin tentang apa pun dan takut mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka, dan lebih suka meletakkan semuanya kepada orang lain. Dengan cara ini, mereka lari dari perasaan dan pikiran mereka, lalu dengan mudahnya menyerahkan kepada orang lain.

Artikel terkait: Hobi Selingkuh: Salah Satu Bentuk Gangguan Mental dan Ternyata Genetik!

4. Ahli Memanipulasi

Pelaku playing victim tak akan ragu memanipulasi segala hal di sekitarnya demi mendapat simpati dan dukungan. Mereka tahu bahwa cara ini memungkinkan calon korban alias lawan bicaranya terpengaruh, dan akhirnya Anda akan sepenuhnya mendengarkan.

Bahkan, si pelaku mampu membuat Anda merasa bersalah atas apa yang pernah Anda lakukan kepada mereka. Hasilnya, mereka akan mendapatkan lebih banyak perhatian dan orang akan masuk ke dalam pusaran drama.

Drama ini biasanya hanya diceritakan dari perspektif mereka sendiri, sementara orang lain berada di pihak yang sepenuhnya salah. Mereka menolak untuk bertanggung jawab dan memutarbalikkan fakta untuk keuntungannya sendiri.

5. Pelaku Playing Victim adalah Orang yang Enggan Mengakui Kesalahan

Terakhir adalah, pelakunya paling enggan untuk mengakui kesalahan. Di lingkungan pergaulan, mereka tidak bersedia menghadapi kenyataan bahwa perilakunya membuat orang lain kesal.

Meminta maaf adalah hal langka yang akan terlontar dari mulut mereka. Sebab, cara itu akan menurunkan nilai mereka di hadapan orang lain.

Artikel terkait: Catat! 5 Tips Mengatasi Gangguan Psikologis Victim Mentality pada Anak

Bagaimana Menghadapi Orang yang Suka Playing Victim?

Adalah hal yang menyebalkan ketika menyadari kita memiliki teman atau malah keluarga yang playing victim dalam hidupnya. Jangan khawatir, ada beberapa cara bijak yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi orang yang gemar bertindak seperti ini, antara lain:

  • Langsung beritahu terkait sikapnya yang mengganggu orang lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang seperti ini tak akan mau disalahkan. Jika begitu, langsung saja bersikap tegas dan beritahu bahwa sikapnya sangat mengganggu. Dengan begitu, ia akan berpikir ulang jika hendak bersandiwara mencari simpati orang lain.
  • Berikan alternatif solusi. Daripada terpancing emosi atau bahkan ikut frustasi dengan energi negatifnya, alangkah baiknya Anda memberikan alternatif sebagai solusi masalahnya. Orang berkarakter suka pura-pura jadi korban sulit mendengarkan orang lain, tetapi tak ada salahnya mencoba.
  • Tak perlu berdebat. Menghadapi orang seperti ini sejatinya membutuhkan ketenangan, cobalah berhenti bersimpati berlebihan. Terus memberikan perhatian hanya akan membuatnya besar kepala dan perdebatan tak kunjung usai.
  • Jangan ikuti dramanya. Tak kalah penting, atur emosi Anda dengan baik dan hindari berinteraksi terlalu sering dengan si pelaku. Hal ini agar Anda tidak semakin kesal dengan kepiawaiannya memutarbalikkan fakta. Hadapi dramanya cukup dengan merespons datar dan terkesan tidak antusias.
  • Kontrol kedekatan. Menjaga jarak dari lingkungan pergaulannya bisa menjadi langkah bagi Anda yang pusing tujuh keliling dengan pelaku. Tidak perlu murni memusuhi, cukup berteman biasa tanpa terlalu dekat.

Baca juga:

Hati-hati, Ini 9 Ciri Mental Breakdown atau Stres Berat yang Berkepanjangan

7 Ciri Masalah Psikologis Victim Mentality pada Anak yang Bisa Ganggu Perkembangannya

Sering Salah Kaprah, Pahami Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi