Mengalami Perut Kencang Saat Hamil? Inilah 9 Penyebabnya, Bunda
Pernah mengalami perut tiba-tiba mengencang saat hamil? Baca selengkapnya untuk tahu apa penyebabnya.
Apa penyebab perut kencang saat hamil?
Dari sejak mengandung hingga bayi lahir, perut Bunda mengalami banyak perubahan karena menyesuaikan perkembangan anak dalam kandungan, salah satunya perut kencang saat hamil atau Uterus Hypersthenia.
Perut kencang saat hamil ini biasanya dimulai di akhir trimester kedua dan mungkin terasa seperti kram yang sering muncul.
Namun untuk sebagian ibu hamil, perut kencang dimulai sejak usia kandungan 12 minggu tetapi tidak berlangsung lama.
Artikel terkait: Penyebab Perut Kencang Saat Hamil di Tiap Trimester, Wajib Tahu!
Mengapa Perut Kencang saat Hamil?
Begitu memasuki trimester tiga, perut yang terasa kencang mulai hilang dan terasa normal kembali.
Kebetulan, kondisi perut kencang ini terjadi pada sebagian besar wanita hamil dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Karena setiap kehamilan itu unik, terkadang alasan perut kencang saat hamil juga berbeda.
Pada umumnya, ada beberapa penyebab perut kencang saat hamil, selain karena otot perut yang mengeras.
Mari kita bahasa satu per satu penyebab perut kencang saat hamil.
1. Abruptio Plasenta
Selama kehamilan, rahim Bunda tumbuh bersamaan dengan organ penting lainnya – plasenta.
Plasenta ini berfungsi sebagai penyokong kehidupan bayi di dalam kandungan.
Bayi Anda yang sedang berkembang mendapatkan nutrisi dan makanan dari plasenta.
Dalam kasus yang jarang terjadi, plasenta terlepas dari dinding rahim sehingga rahim mengeras.
Jika perut kencang saat hamil ini menjadi konsisten dan berlangsung dalam waktu yang lama, saatnya untuk pergi ke dokter.
Idealnya, plasenta harus lepas dari dinding rahim ketika melahirkan.
Tapi jika terjadi sebelum waktunya persalinan, justru dapat membahayakan bayi dalam kandungan.
Meski demikian, abruptio plasenta sangat jarang terjadi. Hanya ada 1,5% kasus dari semua kehamilan di dunia.
Dalam beberapa kasus, perut kencang saat hamil juga dapat menjadi tanda kehamilan ektopik di mana telur yang sudah dibuahi mulai tumbuh di dalam tuba falopi.
Artikel terkait: Tuba Falopi Tersumbat: Ciri, Penyebab, dan Peluang Hamil
2. Rahim Mendorong Perut
Saat rahim berkembang dari seukuran buah kiwi sampai sebesar semangka selama 9 bulan, rahim tersebut akan mendorong perut Bunda untuk mengakomodasi pertumbuhannya.
Di akhir trimester kedua, rahim mencapai antara pusar dan tulang belakang serta mendorong otot perut Bunda.
Ketika rahim makin berkembang, ia mulai menekan dinding perut Bunda.
Pertumbuhan internal ini membuat Bunda merasa perut Anda kencang.
Seiring dengan perut yang makin kencang, beberapa ibu hamil juga merasa mual dan kembung.
Tak banyak yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasinya.
Jadi, yang terbaik adalah memasukkan banyak serat dalam menu makanan Bunda untuk mencegah kembung dan konstipasi.
Pastikan juga untuk tetap berolahraga secara teratur.
3. Lemak Hamil yang Bertambah
Bukan rahasia lagi jika selama hamil berat badan Bunda akan bertambah.
Meski lemak tersebut baik dan tak perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil, tentu saja lemak akan membuat tubuh bumil berubah serta menekan perut hingga terasa sesak.
Hal itu disebabkan karena ketika berat bertambah pada trimester satu dan dua, tubuh Anda harus mengidentifikasi area di mana ia bisa mendistribusikan sel lemak berlebih.
Tempat pertama yang ditempuhnya adalah perut dan kemungkinan paha Bunda.
Saat perut Bunda mulai membuncit karena hamil, sel lemak juga mengakomodasi rahim yang berkembang.
Hal ini bisa terjadi di awal kehamilan maupun di trimester kedua.
Bunda mungkin merasa perut menjadi kram dan kencang karena akumulasi sel lemak di perut Anda.
4. Ketidakseimbangan Menu Makanan dan Gangguan Pencernaan
Selama kehamilan, Bunda sebenarnya tidak ‘makan untuk dua orang’ tetapi untuk diri Anda sendiri.
Namun, menu makanan Bunda tetap harus kaya nutrisi, lemak esensial, dan mineral yang dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan bayi Anda.
Dalam beberapa kasus, menu makanan sehat pun tidak bisa menghentikan wanita hamil dari perasaan sembelit.
Sembelit hanyalah salah satu dari banyak ketidaknyamanan selama masa kehamilan yang pasti Bunda sadari.
Namun sembelit tak selalu karena menu makanan yang tidak sehat.
Sembelit bisa disebabkan karena rahim Bunda terus menekan perut.
Selain itu, pelepasan hormon progesteron secara konstan memperlambat saluran cerna di tubuh Bunda.
Semua faktor ini membuat perut Bunda terasa kencang.
Tetapi kombinasi menu makanan sehat yang mengandung serat serta jumlah air yang cukup dapat meringankan masalah ini.
Artikel terkait: 13 Cara Mengatasi dan Mencegah Sembelit pada Ibu Hamil
5. Gerakan Janin dalam Perut
Perut bumil bergoyang-goyang karena bayi sedang tumbuh. Bunda mungkin merasakan tendangan di rahim yang menandakan bayi Anda tumbuh sehat.
Tapi ketika bayi menjadi aktif, gerakannya menjadi sangat serius.
Setiap kali bayi menendang di dalam rahim, sebagai akibatnya perut Bunda menjadi lebih kencang.
Meski kondisi perut kencang saat hamil hanyalah sebagai respons terhadap bayi dalam kandungan, namun tetap tidak nyaman bagi Bunda.
Anda mungkin tidak merasakan sakit seperti kram menstruasi, tetapi Bunda merasa kembung atau kenyang seperti habis makan.
Rasa tak nyaman ini hanyalah sebentar dan Bunda pasti bisa melaluinya.
6. Makan Untuk Dua Orang?
Hanya karena Bunda hamil tidak berarti Anda makan untuk dua orang.
Sistem pencernaan bayi Anda bahkan belum terbentuk dengan baik, jadi makan untuknya sama sekali tak masuk akal.
Namun, terkadang Bunda makan berlebihan karena ngidam.
Hal ini bisa menyebabkan perut kencang saat hamil karena Bunda kekenyangan.
Selain itu, Bunda juga merasa kembung penuh gas sehingga perut pun terasa semakin keras.
Cara terbaik menghindari perut kencang adalah dengan tidak makan berlebihan.
Meski Bunda ngidam es krim misalnya, bukan berati Anda boleh menghabiskan satu liter es krim favorit sendirian.
Ambillah perlahan dan biarkan perut Anda beristirahat.
Artikel terkait: Bolehkah Bunda makan es krim saat hamil? Ini jawabannya
7. Nyeri di Ligamen Bulat
Rasa sakit yang Bunda rasakan begitu kuat dan muncul di perut bagian bawah dan pangkal paha.
Nyeri ini begitu umum saat kehamilan karena hampir setiap bumil mengeluhkan hal ini di trimester kedua.
Bunda mungkin tahu ada jaringan dan ligamen tebal yang mengelilingi rahim Anda.
Salah satunya adalah ligamen bulat yang membentang dari rahim bagian depan ke pangkal paha.
Saat rahim berkembang, ligamen ini membentang untuk menampung bayi yang sedang tumbuh.
Tetapi karena peregangan itu, perut Bunda menjadi sangat keras.
Rasa nyeri yang diakibatkan peregangan ligamen bulat bisa terasa seperti menusuk perut terutama di sisi kiri dan kanan.
Cara terbaik untuk mengatasi hal ini adalah dengan berolah raga untuk memperkuat otot, hindari gerakan mendadak, dan lenturkan pinggul sebelum batuk atau bersin.
8. Kontraksi Palsu
Saat memasuki trimester akhir kehamilan (atau minggu ke-30), Bunda akan merasakan kontraksi palsu atau Braxton Hicks.
Kontraksi palsu ini setidaknya memberikan gambaran seperti apa kira-kira kontraksi jelang persalinan.
Bila Bunda merasakan kontraksi palsu selama 30 detik hingga 1 menit, perut Anda akan menjadi sangat kencang.
Meski kontraksi ini akan hilang setelah beberapa waktu, namun rasanya cukup menyakitkan.
Persiapkan diri Anda untuk merasakan kontraksi ini terutama jika sudah mulai mencapai trimester ketiga.
Selengkapnya: Bagaimana Membedakan Kontraksi Palsu Dengan Kontraksi Persalinan?
9. Masalah di Rahim
Sekitar trimester akhir, salah satu alasan perut kencang saat hamil adalah karena adanya kemungkinan masalah di dalam rahim.
Meski perut yang kencang bukan gejala, namun hal itu bisa menjadi petunjuk dasar.
Perut kencang bisa menjadi tanda adanya preeklamsia di mana tingkat gula darah tubuh cukup tinggi.
Dalam beberapa kasus, perut kencang saat hamil bisa menjadi petunjuk adanya keguguran.
Jika perut terasa kencang disertai bercak darah, demam, suhu tubuh yang turun mendadak, mual, atau bahkan keputihan, Bunda harus segera konsultasi ke dokter.
Ingatlah bahwa perut kencang saat hamil adalah sesuatu yang wajar terjadi karena alasan-alasan yang sudah disebutkan di atas.
Paling penting adalah untuk mendengarkan apa kata tubuh Anda.
Jika rasa sakitnya terlalu kuat atau perut kencang membuat Bunda tak nyaman, segeralah konsultasi ke dokter.
Artikel disadur dari theAsianparent Singapura.
Baca juga: