Beberapa tahun terakhir kata “healing” menjadi tren di berbagai platform media sosial. Kata ini biasa digunakan oleh orang-orang yang butuh menyegarkan kembali pikirannya setelah lelah dengan rutinitasnya. Aktivitas ini pun sering kali disamakan dengan liburan, padahal terdapat perbedaan signifikan antara healing dan liburan. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Artikel terkait: Jangan Abai! Ini Gejala Awal Gangguan Mental pada Remaja yang Perlu Diketahui
Perbedaan healing dan liburan
Dalam bahasa Inggris, healing bisa diartikan sebagai ‘penyembuhan’. Apabila ditarik definisinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “penyembuhan” bisa diartikan sebagai ‘proses, cara, perbuatan (untuk) menyembuhkan; pemulihan’. Sementara itu kata “liburan” bisa diartikan sebagai ‘masa libur; vakansi’.
Apabila dilihat dari penjelasan gramatikal di atas, dapat dilihat bahwa keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Hal yang sama juga dikatakan oleh para psikolog yang melihat perbedaan makna keduanya dari sisi psikologi. Dilansir dari Kompas.com, psikolog Hayinah Ipmawati menjelaskan bahwa healing bertujuan mengembangkan keutuhan diri, baik fisik maupun mental.
“Jadi sebenarnya healing adalah sebuah usaha pengembangan keutuhan diri, baik secara fisik maupun mental,” kata Hayinah.
Lebih lanjut, Hayinah pun menjelaskan bahwa terdapat beberapa tanda seseorang memerlukan healing, di antaranya kepala merasa penuh dengan berbagai pikiran, merasa masalah menumpuk, dan merasa diri tidaklah utuh. Hal ini biasanya akan mengganggu aktivitas orang dalam kesehariannya. Oleh karena itu, orang tersebut membutuhkan healing.
Ia juga menekankan bahwa perbedaan healing dan liburan terletak pada aktivitasnya. Apabila di dalamnya terdapat proses penyembuhan diri, hal itu bisa dikatakan sebagai healing.
“Yang perlu ditekankan dalam proses healing adalah adanya proses penyembuhan diri,” jelas Hayinah.
Artikel terkait: Jangan Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental sejak Dini
Kemudian, Hayinah menyebut bahwa liburan merupakan salah satu bentuk healing. Meski demikian, pihaknya menjelaskan bahwa tidak semua liburan bisa dikatakan sebagai healing.
“Jadi tujuan dan inti dari healing itu penyembuhan diri, kalau memang liburan bisa jadi sarana untuk menyembuhkan diri baru bisa disebut healing,” jelasnya.
“Namun sekarang banyak juga muncul excuse liburan, atau shopping dengan boros, yang ditutupi dengan kedok healing. Padahal bukan seperti itu,” lanjutnya.
Senada dengan Hayinah, psikolog Enlightmind, Nirmala Ika, juga berpendapat serupa. Seperti dikutip dari Liputan6.com, Nirmala menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan healing yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada akar masalah yang menyebabkan seseorang memiliki masalah kesehatan mental.
“Healing itu banyak caranya, salah satunya dengan konseling. Sebagian orang mungkin melakukan teknik-teknik meditasi, pendekatan agama, apapun sebenarnya bisa, banyak caranya lah,” kata Nirmala.
Artikel terkait: Waspada, Kesehatan Mental Dapat Pengaruhi Kesehatan Reproduksi
Tips healing yang baik
Untuk melakukan healing, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan, bahkan tidak harus menghabiskan biaya yang mahal. Dilansir dari Very Well Mind, berikut ini beberapa langkah healing yang dapat dipraktikkan.
-
Latihlah welas asih terhadap diri sendiri. Banyak orang yang terlalu keras terhadap dirinya sendiri. Mereka diliputi rasa bersalah atas apa yang terjadi pada dirinya. Hal ini merupakan hal yang kurang baik dan menyebabkan proses penyembuhan semakin susah. Oleh karena itu, melatih welas asih terhadap diri sendiri merupakan praktik yang disarankan.
-
Terima diri sendiri. Menerima diri sendiri memang suatu proses yang cukup sulit. Namun hal ini penting karena menyadarkan kita untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Di samping itu, proses ini juga membuka mata bahwa sejatinya manusia bukan makhluk sempurna.
-
Jangan pergi sendirian. Saat kondisi mental terpuruk, sebuah studi mengungkapkan bahwa sebaiknya kita tidak sendirian. Cobalah bersosialisasi dengan teman atau keluarga dan ceritakan masalah yang dihadapi. Menceritakan apa yang terjadi membuat kita menjadi lebih lega.
-
Jangan mencoba untuk “menyembuhkan” semuanya sekaligus. Pemulihan terhadap kesehatan mental tidak sederhana dan apa pun yang terjadi kemungkinan besar memiliki akar yang lebih dalam. Jangan terburu-buru, semuanya membutuhkan waktu.
-
Terima segala perasaan sakit yang dirasakan. Mengalami berbagai perasaan yang mendalam, seperti kesedihan, kemarahan, kecewa, dan lain sebagainya memang cukup sulit. Namun, kita perlu mengakui dan membiarkan perasaan tersebut alih-alih menolaknya dan melarikan diri. Perlu disadari bahwa semua perasaan pada dasarnya bersifat sementara.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan healing dan liburan beserta beberapa tips healing yang baik. Namun, untuk mencari teknik dan metode healing yang cocok, lebih baik Parents berkonsultasi terlebih dahulu kepada psikolog atau psikiater.
Baca juga:
Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya
Agar kesehatan mental tetap terjaga, tanamkan 5 kebiasaan sederhana ini dalam keluarga
Menjaga Kesehatan Mental Ibu Hamil, Si Ayah Punya Peran Penting!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.