Taukah, Parents, bahwa kesehatan mental dapat memengaruhi kesehatan reproduksi kita? Mungkin terdengar asing, tetapi kesehatan mental dengan kesehatan reproduksi memang saling berhubungan.
Apabila ada masalah dengan kesehatan mental, kesehatan reproduksi pun bisa kena imbasnya. Pun sebaliknya, masalah pada kesehatan reproduksi pun bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang.
Dua topik yang cukup tabu dibicarakan di masyarakat Indonesia ini pun diangkat dalam sebuah Webinar bertajuk “Out of Sexpectation: Mengatasi Masalah Reproduksi terkait Kesehatan Mental”.
Acara yang diselenggarakan oleh lembaga non-profit, Alpas Indonesia ini menghadirkan dua pembicara, yakni dokter spesialis kedokteran jiwa, dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ., dan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Beeleonie, BMed., Sp.OG-KFER.
Hubungan Antara Kesehatan Mental dengan Kesehatan Reproduksi
Pada sesi pertama, dr. Andreas Kurniawan sebagai seorang psikiater menjelaskan hubungan antara kesehatan mental dengan kesehatan reproduksi. Pada dasarnya, seseorang dianggap memiliki gangguan mental ketika memiliki masalah dalam ranah berpikir, perasaan, dan perilaku.
Apabila masalah dari ketiganya menimbulkan distress atau penderitaan dan disfungsi atau gangguan fungsional, hal itu pun dianggap sebagai gangguan mental. Dalam hubungannya dengan kesehatan dalam hal reproduksi, hal ini tecermin dari adanya arousal non-concordance, yakni putusnya hubungan antara pengalaman kesenangan mental/emosional dan tubuh.
Dalam kasus ini, basanya pikiran tidak sinkron dengan tubuh. Ketika menerima rangsangan, tubuh merasa bergairah, tetapi pikiran menolaknya. Sebaliknya, bisa juga tubuh menolak, tetapi pikiran merasa bergairah.
Artikel terkait: Jangan Asal Pilih, Ini 3 Jenis Tes Kesehatan Mental dengan Hasil Akurat
Lebih jauh, dr. Andreas menjelaskan bahwa kondisi ini tidak bisa lepas dari stres. Ketika seseorang mengalami stres, hormon stres, yakni kortisol, endorphin, dan adrenalin, mengalami peningkatan. Akibatnya, pencernaan, ginjal, kekebalan tubuh, dan fungsi seksual pun terpengaruh.
Seharusnya, kondisi ini berlangsung sebentar, tetapi menjadi masalah jika stres berlangsung lama dan tidak ditangani secara benar. Beberapa masalah yang mungkin muncul adalah siklus mens terganggu, susah hamil, dan mengalami disfungsi ereksi. Oleh karena itu, jika Anda mengalami stres lebih dari 2 minggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter atau psikolog.
Di samping itu, beberapa gangguan kesehatan mental lainnya pun berdampak terhadap kesehatan reproduksi. Misalnya, seseorang yang mengalami gangguan kecemasan biasanya tidak bisa menikmati ketika berhubungan seksual karena tidak bisa being present saat melakukannya.
Contoh lainnya, pada penderita depresi, masalah yang biasa dihadapi terkait dengan reproduksi adalah impotensi dan dispareunia.
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut, dr. Andreas pun menyarankan untuk melakukan beberapa hal berikut.
- Name it to tame it, yakni sebuah praktik untuk menyadari dan menuliskan apa yang dirasakan
- Komunikasikan dengan pasangan
- Kenali sumbernya
- Konsultasi pada ahli
- Lakukan self-love dan self-care
- Olahraga
- Makan makanan dengan gizi seimbang
- Istirahat cukup
Artikel terkait: Jangan Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental sejak Dini
Sebaliknya, Gangguan Reproduksi Pengaruhi Kesehatan Mental
Kemudian, pada sesi kedua, dr. Beeleonie menjelaskan bagaimana gangguan reproduksi bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental. Ia mengatakan bahwa beberapa masalah reproduksi yang menyebabkan masalah mental adalah masalah fertilitas, gangguan pasca persalinan, kanker saluran reproduksi, dan penyakit menular seksual.
Masalah fertilitas biasanya terjadi karena kecemasan, kesedihan, dan depresi yang timbul karena perjalanan panjang mendapatkan buah hati. Selain itu, pemeriksaan medis berulang yang memakan waktu dan uang juga menjadi hal yang cukup mengganggu. Masalah fertilitas yang tidak bisa diterima pasangan dan tekanan dari keluarga juga menjadi penyebab gangguan mental yang dialami seseorang.
Artikel terkait: Sedang promil? Perbanyak konsumsi 5 buah untuk kesuburan rahim ini!
Di samping itu, dr. Beeleonie juga menjelaskan beberapa masalah reproduksi lain yang juga menyebabkan gangguan kesehatan mental. Misalnya, depresi pasca melahirkan, baby blues, dan lain sebagainya. dr. Beeleonie pun menyarankan beberapa langkah yang bisa menjadi terapi emotional healing, yakni sebagai berikut.
- Tidur cukup
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3
- Melakukan olahraga ringan
- Lakukan me time
- Berinteraksi dengan teman, keluarga, atau komunitas
- Banyak minum air putih
- Lakukan hal-hal yang bisa menyenangkan, seperti menonton film komedi
Baca juga:
Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya
5 Hal Ini Bisa Memengaruhi Kesehatan Organ Reproduksi, Yuk Cari Tahu!
8 Perubahan Tubuh Perempuan Setelah Berhubungan Badan Pertama Kali, Apa Saja?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.