Ondel-ondel tak dapat dipisahkan dari kebudayaan Betawi. Sama halnya seperti asinan Betawi, tanjidor, rumah kebaya, dan lenong. Aksi boneka raksasa ini sering sekali kita lihat di jalanan-jalanan Jakarta.
Sebenarnya seperti apa sejarah boneka raksasa ini, dan bagaimana boneka ini bisa menjadi ikon Jakarta? Ini dia segala hal yang perlu Anda ketahui mengenai boneka raksasa asal Betawi ini seperti dilansir dari beberapa sumber.
Ondel-ondel, Boneka Raksasa Asal Betawi Ikon Kota Jakarta
Si Pengusir Bala
Image: Pinterest
“Nyok kita nonton ondel-ondel, nyok! Nyok kita ngarak ondel-ondel, nyok!” Penggalan dua kalimat pada lagu karya Djoko Subagyo ini pasti mengingatkan Anda pada sosok boneka raksasa berwajah seram. Lagu yang dipopulerkan Benyamin Sueb itu memang sengaja dibuat seram dengan satu tujuan.
Awalnya boneka warisan budaya Betawi ini dibuat sebagai penolak bala seperti bahaya dan penyakit, serta melindungi masyarakat dari gangguan atau pengaruh roh jahat. Dalam laman Peta Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pembuatan ondel-ondel melalui proses ritual.
Yakni si pembuat harus menyiapkan aneka sesaji berupa kemenyan, bubur sumsum, dan kembang tujuh rupa. Kegiatan yang masih dilakukan hingga tahun 80an itu bertujuan agar roh yang bersemayam dalam boneka ini adalah roh baik. Namun jauh sebelum itu, W. Scot, salah seorang pedagang asal Inggris mencatat, boneka ini sudah ada sejak tahun 1605.
Dulu Namanya Barongan
Ondel-ondel yang ada di daerah Kemayoran, Jakarta (Image: Instagram/@iresptra_27)
Dahulu namanya Barongan. Namun kemudian, seiring dengan perkembangan zaman, fungsi boneka ini pun bergeser menjadi ‘penghibur’ dan hiasan.
Boneka khas kesenian Jakarta ini sering dijadikan penghibur dalam pertunjukan-pertunjukan yang berhubungan dengan budaya Betawi, entah itu yang berkaitan dengan pesta rakyat, pernikahan, atau khitanan.
Sekarang, sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 11 Tahun 2017 yang ditetapkan pejabat pelaksana Gubernur DKI Jakarta Sumarsono (1/2/2017), ondel-ondel ditetapkan sebagai ikon kebudayaan masyarakat Betawi.
Dengan demikian sosoknya resmi dijadikan sebagai simbol atau ikon kebudayaan masyarakat Betawi Jakarta. Tugasnya tak lagi sekadar penghibur, tapi juga dekorasi wajib yang ada di pintu masuk atau lobi perkantoran instansi, swasta, dan juga pusat rekreasi yang ada di Jakarta.
Ukurannya Super Besar
Image: Instagram:@ondel.ondel.kembarbetawi
Keunikan boneka raksasa ini dari boneka yang berasal dari daerah lain adalah ukurannya yang sangat besar. Boneka raksasa ini aslinya memiliki tinggi 2,5 meter.
Terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi dengan rambut, riasan wajah, dan pakaian khas dengan warna-warna mentereng. Semua yang melekat padanya memiliki makna filosofi yang dalam.
Di bagian dalam boneka ada ruang yang bisa dimasuki satu orang menggerakkan boneka ini. Itulah mengapa boneka ini bisa melakukan ngibing, yaitu gerakan khasnya saat memutar tubuhnya ke kiri dan ke kanan.
Bedanya Ondel-ondel Laki-laki dan Perempuan
Image: Kompasiana
Boneka ini selalu hadir dengan dekorasi yang meriah. Ia mengenakan pakaian indah layaknya pengantin Betawi. Dan layaknya pengantin, tentu boneka ini tak bisa hadir sendirian. Boneka raksasa ini memiliki dua jenis, yaitu jenis laki-laki dan perempuan. Hal ini menandakan harmonisasi dalam kehidupan budaya Betawi.
Bedanya yang laki-laki dengan perempuan terletak pada wajahnya. Yang laki-laki wajahnya berwarna merah melambangkan keberanian, memiliki mata besar, dan berkumis. Ke mana-mana ia selalu mengenakan pakaian berwarna gelap dengan selendang tergantung di leher.
Sedangkan yang perempuan wajahnya berwarna putih, bibirnya bergincu merah, dan kebayanya selalu berwarna terang dengan selendang melintang di salah satu bahunya. Dan satu lagi, badannya ternyata lebih besar dari yang laki-laki.
Yang sama dari keduanya hanya kepalanya, yakni mengenakan mahkota dengan rambut terbuat dari ijuk berwarna-warni.
Wajib Ada Musik agar Bisa Ngibing
Image: Instagram/@analogue-gee
Anda bisa dengan mudah menyadari kehadiran boneka raksasa ini dari alunan musik yang mengiringinya. Kehadirannya tak bisa dipisahkan dari iringan alat-alat musik khas Betawi seperti tanjidor, rebana, gendang pencak, gambang kromo, dan lainnya.
Bisa diibaratkan, musik adalah napas dari boneka ini. Jika tak ada musik maka boneka ini tak bisa ngibing.
Ondel-ondel Pantang Digunakan Ngamen Keliling
Image: Instagram/@satpolpp.dki
Belakangan ini masyarakat sering melihat boneka asal Jakarta itu digunakan beberapa pihak sebagai media untuk mengamen atau mengemis. Hal tersebut seperti tertuang dalam Peraturan Gubernur No. 11 Tahun 2017.
“Merupakan salah satu warisan budaya Betawi dan tercantum dalam Pergub 11/2017 sebagai Ikon Budaya Betawi yang perlu dijaga dan dilestarikan dengan penuh kebanggaan. Ondel² sebagai sebuah kesenian saat ini mengalami pergeseran nilai dengan semakin maraknya ondel² yang digunakan oleh sekelompok orang sebagai sarana mengamen/mengemis/meminta uang,” tulis Satpol PP DKI Jakarta dalam akun resmi IG-nya @satpolpp.dki, Selasa (23/3/2021).
Selain itu, Pemprov DKI juga sudah menjadikannya sebagai warisan budaya Betawi dan ikon kota Jakarta. Oleh karena itu, penggunaannya pun tidak bisa sembarangan dan keberadaannya wajib dilestarikan.
“Mari tetap jaga nilai-nilai warisan budaya dengan baik. Kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan dalam menjaga ondel-ondel sebagai simbol kekayaan dan kebanggaan budaya Betawi di Jakarta,” sambungnya lagi.
Yuk, sama-sama kita jaga kelestarian Ondel-ondel atau boneka bernama mula Barongan ini dan juga kesenian lainnya dari seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga:
Mengulas Sejarah dan Makna di Balik Kesenian Reog Ponorogo untuk Diajarkan pada Anak
7 Makanan Khas Betawi Ini Punya Cita Rasa Nikmat, Yuk Dicoba!
10 Momen Haru Rumah Si Doel Dibongkar, Rano Karno Sedih Ingat Masa Lalu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.