Haid yang tidak lancar atau tidak teratur tentu tidak nyaman. Oleh sebab itu, banyak perempuan yang kerap mencari obat pelancar haid.
Pada dasarnya, obat pelancar haid sendiri ada banyak jenis yang tujuan penggunaannya berbeda-beda tergantung kasus yang dialami.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa sebagian besar obat-obatan ini tidak bisa dibeli secara bebas karena dapat berbahaya bila tidak digunakan sesuai anjuran dokter.
Apa saja yang termasuk dalam obat pelancar haid? Berikut penjelasannya, Parents.
Seperti Apa Siklus Haid yang Tidak Lancar Itu?
Siklus haid yang normal berlangsung setiap 21-35 hari sekali, atau sederhananya, datang tiap bulan.
Bila tidak lancar atau tidak teratur, itu berarti haid tidak terjadi sama sekali atau frekuensinya kurang dari 6-8 kali setahun.
Di luar kondisi hamil, haid yang tidak lancar memiliki banyak penyebab, seperti:
- Mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS) yang membuat tubuh memproduksi terlalu banyak hormon pria.
- Menurunnya suplai energi tubuh akibat olahraga yang berlebihan, mengalami stres berat atau gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
- Kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi.
- Mengalami menopause dini, yakni sebelum usia 40-45 tahun.
- Menggunakan metode kontrasepsi tertentu, seperti KB hormonal yang mengandung hormon progestin.
Jenis Obat Pelancar Haid
Adalah wajar bila haid sesekali terlambat atau tidak teratur. Namun, bila berkepanjangan, tentu akan mengganggu dan memengaruhi kesuburan.
Ini karena haid yang terlambat, jarang, atau tidak teratur, kerap berhubungan dengan siklus anovulasi, yakni tidak adanya pelepasan sel telur.
Bila demikian, tentu pembuahan tidak bisa terjadi sehingga wanita akan menjadi sulit hamil.
Untuk memahami bagaimana obat pelancar haid bekerja, mari simak dulu bagaimana siklus haid yang normal.
Haid terjadi ketika dinding rahim meluruh. Proses ini dikendalikan oleh hormon-hormon yang diproduksi ovarium, yakni estrogen dan progestron.
Siklus haid dimulai dengan hari pertama ketika haid dimulai, berlangsung selama kurang lebih satu bulan, dan dibagi menjadi dua bagian di mana titik tengahnya adalah ovulasi—pelepasan sel telur.
Pada paruh pertama siklus, hanya estrogen yang diproduksi.
Di bawah pengaruh estrogen, dinding rahim menebal sebagai persiapan kalau-kalau terjadi kehamilan.
Pada paruh kedua siklus, yakni setelah ovulasi, progestron juga diproduksi.
Berlawanan dengan estrogen, hormon ini membuat dinding rahim berhenti bertumbuh (menebal) dan menyiapkannya untuk implantasi embrio.
Bila kehamilan tidak terjadi, kedua kadar hormon ini akan turun drastis. Sebagai respons, dinding rahim akan meluruh dan keluar sebagai darah haid, menandai dimulainya siklus haid yang baru.
Obat-obat yang digunakan sebagai pelancar haid sebetulnya adalah pil kontrasepsi hormonal (pil KB).
Metode ini paling efektif untuk menormalkan siklus haid dan memiliki dasar ilmiah yang jelas.
Perempuan yang siklus haidnya lebih dari 35 hari mungkin tidak memproduksi cukup progesteron, sehingga dinding rahim tumbuh berlebihan.
Kondisi ini dapat memicu perdarahan hebat atau meningkatkan risiko pertumbuhan sel-sel abnormal pada dinding rahim, termasuk kanker.
Oleh karena mengandung hormon progesteron, pil KB dapat membantu mengatur siklus haid dan melindungi dinding sel rahim dari kemunculan bakal sel kanker.
Ada dua jenis pil yang kerap dipakai, yakni pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron dan progestin-only pill atau mini-pill yang hanya mengandung progestin.
1. Pil KB Kombinasi
Pil KB kombinasi mengandung estrogen dan progestin (progesteron sintetik).
Pil jenis ini terdiri dari pil aktif (yang mengandung hormon) untuk diminum selama 3 minggu (21 hari) dan pil plasebo (tidak mengandung hormon) untuk diminum selama 1 minggu (7 hari).
Haid akan berlangsung pada periode 7 hari ini, saat wanita mengonsumsi pil plasebo. Interval antara dua periode haid dapat diperpanjang dengan mengonsumsi pil aktif lebih lama (lebih dari 3 minggu).
Contoh merek dagang pil KB kombinasi beserta kandungannya yang ada di Indonesia, yakni:
- Ethinylestradiol + Levonorgestrel. Merek dagang: KB Andalan, KB Lingkaran Emas, Pil KB 1 Kombinasi, Cyclogynon, Microgynon, Sydnaginon, Pilkab, Planotab, Mikrodiol 30, Novadiol 28, Trinordiol 28
- Ethinylestradiol + Drospirenone. Merek dagang: Synfonia 24, Yasmin, Yaz
- Ethinylestradiol + Desogestrel. Merek dagang: Marvelon 28, Mercilon 28
- Ethinylestradiol + Cyproterone acetate. Merek dagang: Celicor, Elzsa, Diane 35, Neynna
- Dienogest + Estradiol valerate. Merek dagang: Qlaira
2. Progestin-only Pill
Progestin adalah bentuk sintetik dari hormon alami tubuh progesteron. Fungsi dan kerjanya sama dengan progesteron.
Obat ini dibuat oleh karena penyerapan progesteron alami yang dikonsumsi oral tidak optimal. Sebagai pelancar haid, progestin bekerja sebagai penyeimbang estrogen.
Dinding rahim yang menebal karena hormon estrogen akan menipis.
Dan saat kadar progestin di dalam darah menurun, dinding rahim akan mulai meluruh dan terjadilah haid.
Secara sederhana, penggunaan progestin akan “me-reset” kembali hormon-hormon dalam tubuh yang berperan dalam siklus haid.
Progestin umumnya hanya digunakan dalam waktu singkat, yakni sekitar 7-10 hari. Normalnya, haid akan terjadi segera setelah obat berhenti digunakan.
Bila haid tetap tidak terjadi, maka diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebab pastinya.
Contoh merek dagang progestin beserta kandungannya yang ada di Indonesia, yakni:
- Desogestrel. Merek dagang: Desirett, Cerazette
- Levonorgestrel. Merek dagang: Microlut
- Medroxyprogesterone. Merek dagang: Provera
- Norethisterone. Merek dagang: Norelut, Primolut
Efek Samping Obat Pelancar Haid
Perlu diketahui bahwa Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan obat-obat ini secara bebas. Meski jarang, penggunaannya dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Seperti penggunaan pil KB kombinasi, dapat meningkatkan risiko mengalami penggumpalan darah atau serangan jantung dan stroke, terutama pada wanita yang merokok atau berusia di atas 35 tahun.
Atau pada penggunaan pil progestin, dapat menimbulkan efek samping seperti:
- jerawat, sakit kepala
- mual
- nyeri payudara
- penurunan libido
- depresi
- timbulnya kista ovarium
Oleh sebab itu, untuk menghindari berbagai kemungkinan efek samping yang berbahaya, konsultasikan terlebih dulu kepada dokter apa yang menjadi masalah Anda.
Dokter tentu akan memilihkan obat yang paling aman untuk melancarkan haid setelah mempertimbangkan kondisi dan berbagai faktor risiko yang dimiliki.
Jadi jangan sembarangan mengonsumsi obat pelancar haid ya, Parents.
***
Itulah beberapa jenis obat pelancar haid. Semoga informasi berguna.