Ada banyak faktor yang melatarbelakangi jumlah ASI sedikit pada ibu menyusui. Status gizi ibu, kondisi psikologis seperti stres, hormon dan adanya penyakit tertentu dapat membuat produksi ASI berkurang. Di samping cara alami, obat pelancar ASI banyak menjadi pilihan untuk ibu baru mencukupi kebutuhan bayinya. Lantas, sejauh apa efektivitas penggunaannya untuk meningkatkan jumlah ASI?
Penyebab ASI sedikit
Mengonsumsi ASI booster kerap menjadi jalan pintas agar produksi ASI melimpah. Penting untuk Bunda mengetahui apa penyebab sehingga jumlah ASI menurun drastis.
- Tidak mengosongkan payudara secara teratur setelah menyusui
- Bayi menerima asupan lain di luar ASI, misalnya susu formula, air putih atau cairan lainnya
- Susu diterima bayi melalui dot atau empeng sehingga bayi enggan menyusui langsung pada payudara
- Penggunaan nipple shield yang sebenarnya bermanfaat untuk menghadapi masalah menyusui, padahal dapat juga mengurangi stimulasi payudara
- Masalah kesehatan ibu misalnya hypoplasia atau kelainan anatomi payudara, pernah menjalani operasi payudara, masalah hormon, hipotiroid, anemia, konsumsi obat yang menghambat produksi ASI, menjalani metode kehamilan hormonal yang mengandung estrogen, gaya hidup atau pendarahan hebat pasca persalinan
Obat pelancar ASI, efektifkah?
Bila Bunda ingin mencoba obat pelancar ASI yang dijual di pasaran, boleh-boleh saja. Pastikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsinya.
1. Moloco+B12
Suplemen ini dianjurkan untuk Anda yang mengalami hipogalaktia, yakni suatu kondisi produksi ASI berkurang. Perlu diperhatikan bahwa Moloco+B12 tergolong obat keras, jadi konsultasikan dulu dengan ahli laktasi sebelum mengonsumsinya dan hentikan jika ASI sudah lancar.
2. Lactamam
Beragam makanan bisa melancarkan ASI, misalnya daun katuk. Untuk Anda dengan mobilitas tinggi dan mengalami masalah dengan ASI yang sedikii maka dapat mengonsumsi suplemen dengan ekstrak daun katuk di dalamnya seperti Lactamam.
Kandungannya yang alami membuat obat ini aman untuk dikonsumsi agar ASI melimpah.
3. Asifit
Suplemen penambah ASI berbentuk kaplet ini mengombinasikan ekstrak daun katuk yang memang sudah terkenal khasiatnya melancarkan ASI dengan beragam vitamin B kompleks untuk menambah darah sebagai proses untuk menunjang fase menyusui.
Kendati berbahan dasar alami, Bunda sebaiknya memerhatikan beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan antara lain tekanan darah rendah. Selain itu penggunaan dosis tinggi dapat mengakibatkan keracunan papaverine yaitu zat yang bisa melemaskan otot pembuluh darah.
Karenanya pastikan Anda berkonsultasi terlebih dulu ke dokter dan mengonsumsinya sesuai dosis yang tertera di kemasan obat.
4. Lancar ASI
Suplemen lain yang juga banyak beredar di pasaran yaitu Lancar ASI. Seperti namanya, kandungan ekstrak daun katuk sebanyak 200 mg per kapsulnya sangat baik bagi ibu menyusui yang tengah berjuang melancarkan produksi air susu.
5. BlackMores Pregnancy and Breastfeeding Gold
Banyak menjadi andalan ibu baru, dan cukup banyak ibu yang merekomendasikan. Produk ini mengandung banyak nutrisi yang dapat mendorong suplai ASI melimpah.
Terdapat 20 nutrisi penting bagi tubuh, zat besi, 1000 IU vitamin D3, 150 mg iodine yang bagus untuk perkembangan otak bayi, 500 mg asam folat dan kaya DHA yang efektif mendorong kemampuan penglihatan dan sistem saraf bayi Anda.
Bagaimana Bunda, sudah tahu ingin memilih obat pelancar ASI yang mana? Ingat ya, sebelum memilih obat pelancar ASI, sebaiknya Bunda berkonsultasi dahulu dengan dokter dan jangan lupa memerhatikan efek samping yang mungkin ditimbulkan.
6. MommyBee
Bunda yang suka madu, bisa memanfaatkan MommyBee sebagai ASI booster. Selain itu, produk ini juga memiliki campuran ekstrak kurma, habbatusauda, propolis, dan kandungan herbal lainnya yang bermanfaat bagi ibu menyusui.
7. Milmor NF
Milmor NF roduksi Pharos ini mengandung ekstrak biji fenugreek dan daun katuk. Untuk dosisnya, Bunda bisa minum 3 kali sehari 2 tablet setiap habis makan.
8. Thyrotrophin-Releasing Hormone (TRH)
Mengutip dari SehatQ, TRH digunakan sebagai bahan untuk menilai fungsi tiroid yang juga dapat meningkatkan pelepasan hormon prolaktin. Namun, penggunaan TRH untuk inisiasi dan mempertahankan produksi ASI memang tidak umum di Indonesia. Selain itu, penggunaan jangka panjangnya pun dihubungkan dengan hipotiroid, meski belum ada bukti ilmiahnya.
9. Chlorpromazin
Obat ini berperan menekan produksi dopamin sehingga meningkatkan kadar prolaktin dalam tubuh. Namun, obat ini memiliki efek samping dapat menaikkan berat badan Bunda.
Cara alami melancarkan ASI
Kendati banyak tersedia di pasaran dan aman untuk dikonsumsi, ada baiknya Bunda tetap mencoba cara natural agar ASI melimpah selalu tersedia. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Pastikan bayi menyusui secara konsisten
- Kosongkan payudara secara rutin setelah menyusui. Perlu diketahui bayi hanya mengosongkan payudara 70-80% saja, lakukan pengosongan payudara dengan tangan agar maksimal
- Menyusuilah sesering mungkin. Di minggu pertama kehidupannya, bayi umumnya menyusui setiap 1,5-2 jam sekali saat pagi dan siang hari serta 3 jam sekali di malam hari dengan frekuensi menyusui 8-12 kali selama 24 jam
- Beristirahat cukup
- Kelola stres dengan baik, karena stres memengaruhi produksi ASI
- Konsumsi makanan menyehatkan. Beberapa jenis makanan yang direkomendasikan seperti daun katuk, daun torbangun, kacang almond, edamame, bunga pepaya dan bayam dipercaya dapat melancarkan ASI sehingga kebutuhan gizi si kecil tercukupi.
- Kelilingi diri Bunda dengan lingkungan yang supportif. Bergabung dengan komunitas ibu menyusui seperti Mama MengASIhi bisa membuat Bunda merasa lebih nyaman karena dapat bertukar tips dan pengalaman dengan Bunda-Bunda lainnya yang sedang dalam perjuangan menyusui.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Referensi : Mayo Clinic, WebMD
Baca juga :
Temulawak untuk Ibu Menyusui: Ragam Manfaat, Efek Samping, dan Tips Mengonsumsinya
10 Kiat Meningkatkan Produksi dan Kualitas ASI Menurut Dokter, Busui Wajib Simak!
4 Jenis vitamin penyubur kandungan, amankah dan apa efek sampingnya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.