Bunda, obat domperidone adalah antimuntah yang juga digunakan sebagai pelancar ASI. Sudah tahu tentang obat ini?
Domperidone dikenal sebagai obat antimual. Obat ini bekerja dengan cara mempercepat perpindahan makanan dari lambung ke usus. Selanjutnya, ini akan membuat rasa mual dan kejadian muntah berkurang.
Namun sebelum mengonsumsinya, yuk simak manfaat hingga dosis yang perlu diperhatikan berikut ini!
Artikel Terkait: 8 Obat Alami untuk Meredakan Mual Saat Hamil, Catat, Bun!
Manfaat Obat Domperidone
Domperidone utamanya digunakan untuk meredakan mual dan muntah. Obat ini juga dipakai untuk mengatasi saluran cerna lambat bergerak, yang memicu keluhan kembung atau begah.
Pada ibu menyusui, domperidone digunakan sebagai pelancar air susu ibu (ASI). Ini karena domperidone berefek meningkatkan produksi hormon prolaktin, yang berperan dalam produksi ASI.
Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter kala upaya-upaya lainnya tidak dapat membantu melancarkan ASI.
Domperidone aman dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak di atas usia 12 tahun. Sedangkan penggunaan pada bayi dan anak <12 tahun harus dilakukan dengan hati-hati, ya. Konsumsinya harus sesuai anjuran dokter karena dapat mengganggu irama jantung, utamanya pada kelompok lansia.
Sebelum menggunakan obat ini, beritahukan dokter apabila Anda:
- Pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat-obatan, khususnya domperidone
- Memiliki berat kurang dari 35 kg
- Memiliki kondisi yang menyebabkan sumbatan usus, seperti penyakit Crohn atau divertikulitis
- Baru saja menjalani operasi pada perut seperti operasi hernia atau operasi caesar
- Pernah mengalami perdarahan lambung atau usus
- Memiliki tumor pada kelenjar pituitari di otak
- Memiliki masalah pada hati, ginjal, atau jantung, atau detak jantung tidak teratur.
Artikel Terkait: Daftar Obat Radang untuk Ibu Hamil, Ada Juga yang Alami!
Dosis yang Perlu Diperhatikan
Domperidone dipasarkan sebagai obat keras sehingga hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Ada beberapa bentuk sediaan yang tersedia di pasaran:
- Tablet 10 mg
- Sirup 5 mg/5 mL
- Drops 5 mg/mL
- Supositoria 30 mg
Berikut adalah dosis rata-rata penggunaan sesuai indikasinya:
- Dosis oral untuk mengatasi gangguan pencernaan
Dewasa dan anak > 12 tahun 10-20 mg, 3-4 kali sehari
Bayi dan anak < 12 tahun 0,2-0,4 mg per kilogram berat badan, 3-4 kali sehari
- Dosis oral untuk mengatasi mual dan muntah
Dewasa dan anak > 12 tahun 20 mg, 3-4 kali sehari
Bayi dan anak < 12 tahun 0,2-0,4 mg per kilogram berat badan, 3-4 kali sehari,
maksimal 0,75 mg per kilogram berat badan per hari
- Dosis oral untuk merangsang produksi ASI
Ibu menyusui 10-30 mg, 3 kali sehari
Domperidone paling baik dikonsumsi 15-30 menit sebelum makan.
Efek Samping yang Bisa Ditimbulkan
Satu dari 100 orang yang mengonsumsi domperidone akan mengalami mulut kering. Ini adalah efek samping yang paling umum ditemukan.
Sifatnya ringan dan akan menghilang dengan sendirinya. Untuk mengatasinya, Anda dapat menghisap permen atau mengunyah permen karet tanpa gula.
Efek samping lain yakni menurunkan gairah seksual (libido) dan distonia akut, di mana otot bergerak sendiri tanpa disadari.
Risiko yang Bisa Timbul
Sebagian individu mengalami efek samping yang lebih berat atau bahkan mematikan meski kejadiannya jarang:
- Reaksi alergi berupa:
- Ruam kulit kemerahan, kulit yang membengkak, melepuh atau mengelupas dengan atau tanpa demam
- Mengi, rasa sesak di dada atau tenggorokan, sulit bernafas, menelan atau berbicara serta suara serak
- Pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, lidah atau tenggorokan
- Otot atau mata mulai sering bergerak dengan sendirinya dan tidak terkontrol
- Mengalami gangguan berkemih
- Detak jantung cepat, tidak normal atau tidak teratur
- Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
- Rasa melayang atau pingsan
- Payudara membesar
- Benjolan, nyeri payudara atau keluar cairan dari payudara (pada yang tidak menyusui)
- Gangguan ereksi
- Perubahan pola haid
Risiko efek samping di atas semakin meningkat apabila domperidone dikonsumsi bersamaan dengan jus jeruk bali (grapefruit) dan beberapa kelompok obat berikut:
- Obat antidepresi atau antipsikotik
- Antibiotik atau antijamur
- Obat malaria
- Obat untuk infeksi HIV
- Obat untuk penyakit jantung atau hipertensi
- Obat-obatan kanker.
Artikel Terkait: 5 Penyebab Batuk Saat Hamil dan Cara Mengobati yang Aman
Pada ibu hamil, domperidone umumnya tidak direkomendasikan untuk dipakai sebagai antimual. Namun, pada ibu menyusui boleh digunakan sebagai pelancar ASI.
Meski tergolong cukup aman, ada beberapa bukti bahwa konsumsinya pada ibu menyusui dapat memicu detak jantung yang tidak teratur pada bayi.
Sebaiknya, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter bila ingin menggunakan domperidone kala menyusui.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan domperidone biasanya tidak lebih dari satu minggu.
Bila setelah satu minggu keluhan belum mereda, hentikan penggunaannya dan segera konsultasikan dengan dokter.
Pastikan pula untuk selalu mengikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat saat mengonsumsi domperidone.
Hindari menambah dosis dari yang sudah dianjurkan. Selain tidak membuat Anda lebih cepat membaik, risiko efek samping pun meningkat.
***
Baca Juga:
Sulit Dideteksi, Ini Upaya Pencegahan Terjadinya Kanker Ovarium
Perlu Tahu! Gangguan Kesuburan Pria yang Sebabkan Istri Sulit Hamil
9 Keluhan yang Dialami Ibu Hamil 6 Bulan dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.