Gangguan kesuburan atau infertilitas, selama ini identik dengan adanya masalah pada perempuan. Namun faktanya, kasus sulit hamil pada istri juga bisa berasal dari adanya gangguang kesuburan pria.
Secara statisitik, faktor laki-laki dan perempuan, masing-masing menyumbangkan 33 persen kasus infertilitas. Sedangkan sisanya, merupakan faktor kombinasi.
Artikel Terkait: Ketahui 3 Terapi Infertilitas untuk Parents yang Mendambakan Buah Hati
Gangguan Kesuburan Pria yang Sebabkan Istri Sulit Hamil
Masalah sulit hamil akibat faktor pria ini biasanya bermula dari kelainan pada sperma, yang dapat berupa:
- Tidak adanya sperma.
- Jumlah sperma tidak cukup.
- Sperma tidak sehat, dalam arti pergerakannya terlalu lambat atau bentuknya tidak normal.
Ada banyak faktor mengapa seorang pria dapat mengalami kelainan sperma, di antaranya:
1. Gangguan pada proses pembentukan sperma
Kondisi medis tertentu dapat memengaruhi pembentukan sperma, beberapa yang tersering yaitu:
Ini adalah varises (melebarnya embuluh vena) pada skrotum (kantong zakar).
Pelebaran pembuluh vena ini akan mengganggu aliran darah di dalam testis (buah zakar) dan meningkatkan suhu di dalamnya sehingga berdampak negatif pada produksi sperma.
Kondisi ini terjadi pada sekitar 40 persen pria dengan gangguan kesuburan.
Kelainan ini dapat mengganggu produksi sperma baru maupun sperma sehat yang sudah terbentuk, serta menyebabkan jaringan parut yang menghambat transpor sperma.
Infeksi bisa terjadi pada epididimis (tempat menyimpan sperma) atau testis (tempat pembentukan sperma).
Penyebab infeksi beragam, salah satunya gondongan (mumps) dan infeksi menular seksual seperti chlamydia, gonore atau HIV.
Kelainan bawaan seperti sindrom Klinefelter, di mana seorang pria terlahir dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y.
Kondisi ini menyebabkan perkembangan sistem reproduksi pria yang abnormal.
Kelainan genetik lain yang berhubungan dengan infertilitas pada pria adalah fibrosis kistik dan sindrom Kallmann.
- Adanya antibodi yang menyerang sperma
Keberadaan antibodi ini membuat sperma dianggap sebagai benda asing sehingga diserang dan dihancurkan.
Adanya kanker dan tumor jinak pada organ reproduksi pria dapat mengganggu produksi sperma.
Pembedahan, radioterapi atau kemoterapi untuk mengatasi tumor juga dapat mengganggu produksi sperma.
Ini dapat berupa kadar hormon testosteron pria yang rendah, maupun gangguan hormon lain yang berdampak pada produksi sperma, seperti akibat gangguan tiroid, diabetes, atau hiperprolaktinemia.
Pada sebagian pria, salah satu atau kedua testis gagal turun ke dalam skrotum. Ini terjadi di masa perkembangan janin selama rahim hingga bayi berusia 1 tahun.
- Adanya cedera pada testis
Artikel Terkait: Penelitian: Sperma Tidak Sehat Ternyata Berisiko Sebabkan Keguguran!
2. Gangguan pada transpor sperma
Meski memproduksi sejumlah sperma sehat yang cukup, hal-hal yang memengaruhi pergerakan sperma di dalam saluran reproduksi pria—dari testis ke penis—juga dapat menyebabkan sulit hamil.
Kondisi yang disebut dengan gangguan transpor sperma ini menyumbangkan sekitar 10-20 persen kasus infertilitas pada pria.
Penyebabnya dapat berupa:
- Kelainan pada saluran-saluran yang mentranspor sperma
Saluran sperma bisa tersumbat akibat cedera pada pembedahan, infeksi, atau perkembangan yang tidak normal semisal karena kelainan genetik.
Sumbatan bisa terjadi di manapun, yakni di dalam testis, saluran yang menghubungkan testis dengan epididimis, hingga di uretra (saluran akhir untuk mengeluarkan sperma ke luar tubuh).
Ini merupakan metode KB pria untuk mencegah kehamilan. Pada vasektomi, dilakukan pemotongan saluran sperma.
Pria yang telah menjalani vasektomi tidak dapat memiliki keturunan kecuali dilakukan pembedahan ulang mengoreksinya.
- Gangguan saat berhubungan intim
Ini mencakup disfungsi ereksi, ejakulasi prematur, nyeri atau masalah psikologis yang mengganggu hubungan intim, serta adanya kelainan anatomi seperti hipospadia (mulut uretra berada di bawah penis).
- Mengalami ejakulasi retrograd
Pada kondisi ini, sperma yang seharusnya mengalir ke luar tubuh justru berbalik ke arah kandung kemih.
Kondisi-kondisi yang bisa memicu ejakulasi retrograd antara lain diabetes, cedera tulang belakang, obat-obatan, dan riwayat pembedahan pada kandung kemih, prostat, atau uretra.
3. Faktor lingkungan
Paparan terhadap zat tertentu dari lingkungan, seperti panas, racun, dan bahan kimia dapat menurunkan produksi atau mengganggu fungsi sperma. Beberapa penyebabnya yang spesifik, yakni:
-
- Bahan kimia industri, seperti pestisida, herbisida, pelarut organik, material untuk melukis.
- Paparan logam berat seperti timbal dan yang lainnya.
- Radiasi, seperti sinar X. Paparan radiasi dapat menurunkan produksi sperma secara sementara. Namun pada radiasi dosis tinggi, produksi sperma dapat berkurang secara permanen.
- Testis mengalami overheating
Peningkatan suhu di dalam testis dapat mengganggu produksi dan fungsi sperma. Meski studi masih terbatas, sering bersauna atau berendam di air panas dapat menurunkan produksi sperma secara sementara.
Duduk atau bersepeda dalam waktu lama, menggunakan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat juga dapat meningkatkan suhu di sekitar testis dan menurunkan produksi sperma.
Artikel Terkait: 10 Makanan Sehat untuk Sperma yang Wajib Dikonsumsi Calon Ayah
4. Pengaruh gaya hidup
Gaya hidup yang berhubungan dengan infertilitas pada pria, mencakup:
Ini menyebabkan pelepasan hormon glukokortikoid yang dapat menurunkan kadar testosteron. Alhasil, produksi sperma berkurang.
Konsumsi steroid anabolik (doping) untuk meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan otot dapat mengecilkan testis dan menurunkan produksi sperma.
Penggunaan narkoba golongan kokain atau marijuana juga dapat menurunkan jumlah dan kualitas sperma.
Kebiasaan ini dapat menurunkan kadar testosteron, memicu disfungsi ereksi, dan menurunkan produksi sperma.
Gangguan hati akibat konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat secara langsung mengganggu kesuburan pria.
Studi menunjukkan bahwa pria yang merokok memiliki jumlah sperma yang lebih rendah ketimbang yang tidak merokok.
Kondisi ini dapat mengganggu kesuburan melalui beberapa cara, yakni secara langsung berdampak pada kualitas sperma dan memicu perubahan hormon yang menurunkan kesuburan pria.
Ternyata, faktor pria yang bisa menyebabkan sulit hamil memiliki daftar penyebab yang sangat panjang.
Namun pada sebagian besar kasus, dokter tidak dapat menemukan penyebab yang jelas dari kelainan pada sperma ini.
Artikel Terkait: Hati-hati! 5 Aktivitas ini bisa memicu masalah kesuburan
Dapatkah Gangguan Kesuburan Pria Ini Dikoreksi?
Sebagian dari kondisi tersebut tentu bisa dikoreksi. Akan tetapi, pengobatan akan bergantung pada penyebabnya yang spesifik. Seperti misalnya:
- Varikokel dapat dikoreksi melalui pembedahan atau prosedur lain
Sekitar 40 persen pria dapat memberikan keturunan setelah varikokel dikoreksi.
Tentu ini bergantung juga pada derajat kelainan sperma akibat varikokel maupun faktor wanita yang menyebabkan sulit hamil.
- Pembedahan untuk mengoreksi vasektomi
Keberhasilan dari proses ini bergantung pada seberapa lama vasektomi telah dilakukan, teknik pembedahan yang digunakan, dan faktor usia pasangan wanita.
- Gangguan hormon dan ejakulasi dapat diobati dengan obat-obatan sesuai dengan penyebab
Artikel Terkait: PCOS Jadi Penyebab Infertilitas pada Perempuan, Waspadai Gejalanya!
Itulah berbagai masalah pada pria yang bisa menyebabkan sulit hamil. Semakin cepat dideteksi, semakin besar pula kemungkinan keberhasilan pengobatannya.
Kalaupun tidak bisa dikoreksi atau tidak mau diperbaiki, seorang pria tetap bisa memiliki keturunannya sendiri.
Selama sperma bisa diperoleh, kehamilan dapat diupayakan dengan teknik reproduksi berbantu (TRB), seperti bayi tabung.
***
Baca Juga:
Sperma Tumpah Setelah Bercinta Bikin Sulit Hamil? Ini Faktanya!
Efek Menelan Sperma, Apakah Bisa Hamil dan Tularkan Penyakit?
Kenali Gejala Azoospermia atau ‘Sperma Kosong’, Berapa Besar Peluang Kehamilannya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.