Pernahkah Parents melihat bentuk kaki anak yang cenderung tertekuk seperti membentuk huruf ‘O’? Bentuk kaki O pada bayi dan balita adalah hal yang normal. Orangtua biasanya menyadari bentuk kaki bayi yang seperti ini ketika anak mulai belajar berdiri dan berjalan.
Sebenarnya, kondisi ini dianggap sebagai bagian normal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Saat seorang anak mulai berjalan, bentuk kaki O ini mungkin akan sedikit terlihat, tetapi kemudian bentuknya bisa menjadi lebih baik di masa mendatang.
“Umumnya memasuki usia 3 tahun, kaki berbentuk O sudah mulai tidak terlihat lagi, dan sampai akhirnya benar-benar akan terlihat normal ketika dia berumur 7 atau 8 tahun. Bentuk kaki O pada bayi ini terjadi karena posisinya selama berada di kandungan ibu,” jelas dr. S. Tumpal Andreas C., M.Ked (Ped), Sp.A., Dokter Spesialis Anak di RS EMC Pekayon.
Namun pada beberapa kasus, ada penyebab lain dari bentuk kaki O pada bayi. Berikut ulasannya.
Penyebab Bentuk Kaki O pada Bayi
Bentuk kaki ini cukup normal pada anak-anak karena posisi mereka di dalam rahim. Hal ini terjadi karena kaki mereka belum sempat diluruskan. Dokter S. Tumpal juga menambahkan, ada beberapa penyebab lain dari kaki tertekuk, meliputi:
1. Genu Varum Fisiologis
Variasi dalam penampilan normal pada anak-anak yang menyebabkan beberapa balita tampak lebih berkaki bengkok daripada yang lain. Ada bentuk kaki O simetris dan tidak nyeri dan masalah ini akan sembuh secara spontan tanpa pengobatan, sebagai akibat dari pertumbuhan normal.
2. Penyakit Blount
Penyakit yang mengakibatkan pertumbuhan tibia (tulang kering) yang tidak normal.
3. Rakhitis
Gangguan metabolisme yang memengaruhi pertumbuhan pada anak.
4. Displasia Tulang
Kondisi turun-temurun yang tidak biasa, di mana pertumbuhan sendi dan tulang tidak normal.
5. Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D dapat melemahkan kaki anak, menyebabkan mereka menjadi bengkok. Bentuk kaki O yang permanen pada anak bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin D selama hamil.
6. Fraktur Membungkuk
Akibat cedera, hal ini terjadi ketika tulang menekuk tetapi tidak patah dan mengakibatkan pembengkakan atau nyeri.
7. Keracunan Timbal atau Fluorida
Proses yang sangat jarang terjadi di mana timbal atau fluorida dalam tubuh meracuni jaringan tulang, menciptakan lebih banyak bahan yang tidak termineralisasi di tulang dan membiarkannya melemah seiring waktu, yang berpotensi menyebabkan membungkuk.
8. Penggunaan Baby Walker
Penggunaan baby walker yang dinilai dapat mempercepat bayi belajar berjalan ternyata dapat menyebabkan bahaya pada tulang kaki. Anak yang dipaksa belajar jalan menggunakan alat bantu jalan ini dapat memiliki bentuk kaki O.
9. Genetik
Bisa juga terjadi karena kelainan genetik membuat terjadinya kelainan pada tulang kaki bayi.
Cara Mencegah Bentuk Kaki O
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, tidak ada cara untuk mencegah bayi memiliki kaki berbentuk O Tetapi, Parents mungkin dapat mencegah kondisi tertentu yang diketahui menyebabkan kaki bengkok, misalnya:
Memberikan Vitamin D dan Kalsium
Untuk mencegah rakhitis, pastikan anak mendapatkan cukup vitamin D dan kalsium dalam makanannya.
Menggunakan Sepatu yang Tepat
Memberi anak sepasang sepatu yang tepat dapat membantu mengelola kaki yang tertekuk.
Ajari Anak Melakukan Yoga
Biarkan anak melakukan beberapa gerakan yoga dasar asana setiap hari. Cara ini mungkin dapat membantu meluruskan kaki anak.
Perhatikan Manajemen Berat Badan
Jika berat badan anak memperburuk kondisi kaki yang tertekuk, lakukan langkah-langkah untuk menjaga berat badannya.
Lakukan Riset
Baca tentang kondisinya dan pahami apa yang memengaruhi anak dan bagaimana Anda dapat memberikan dukungan.
Berpikiran Positif
Jangan terlalu fokus tentang masalah bayi dan berikan dukungan, serta stabilitas emosional.
Bagaimana Mengatasi Bentuk Kaki O pada Bayi?
Orangtua di Indonesia biasanya menyiasati bentuk kaki O pada bayi dengan membedong bayi sangat erat dengan tujuan agar kakinya bisa tumbuh dengan lurus. Tetapi, membedong kaki bayi dengan sangat kuat justru berbahaya karena bisa menyebabkan displasia pinggul yang membuat kaki malah malah tidak simetris.
Untuk menghindari terjadinya displasia pinggul, Parents tidak boleh membedong bayi terlalu kencang di bagian pinggul maupun kaki.
Video terkait: Tutorial cara bedong bayi yang benar agar tidak terkena displasia pinggul
Jika Parents merasa khawatir dengan bentuk kaki O pada bayi ini bisa berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksanya. Dokter akan melihat apakah penyebab kakinya bengkok adalah hal yang normal atau karena kelainan genetis dan kekurangan vitamin D, terutama jika setelah usia 3 tahun kaki bengkoknya masih kelihatan.
Jika penyebabnya adalah kekurangan vitamin D, dokter akan memberikan suplemen vitamin D untuk anak. Dan bila kelainan genetis yang membuat kaki anak bengkok, maka dokter akan merujuk Parents ke ahli tulang.
Kaki bengkok pada anak tidak memerlukan operasi. Biasanya dengan latihan fisik akan pulih dengan sendirinya.
Tips Bagi Parents Menghadapi Bentuk Kaki O pada Bayi
- Mengedukasi diri tentang kaki bentuk O pada anak agar tahu seperti apa yang normal dan kapan harus merasa khawatir.
- Rutin berkonsultasi dengan dokter anak untuk memantau tumbuh kembang fisik anak.
- Berikan anak makanan sehat bernutrisi dan kaya akan vitamin D.
- Jangan memakaikan sepatu yang memiliki hak pada anak. Konsultasikan jenis sepatu apa yang aman buat anak dengan dokter Anda.
- Latihan fisik sesuai anjuran dokter.
- Jaga berat badan anak agar tidak mengalami obesitas, supaya kakinya tidak menahan beban berlebih.
Kelainan Umum yang Sering Terjadi pada Kaki Bayi
Salah satu bentuk kelainan yang paling umum pada bayi baru lahir adalah masalah dengan kaki. Sebagian besar kelainan bentuk kaki ini diobati dengan perawatan non-bedah, dan dalam banyak kasus tidak bisa diperbaiki. Ada beberapa kelainan yang umum terjadi pada kaki bayi, seperti dirangkum Very Well Health, yaitu:
1. Clubfoot
Kaki pengkor menyebabkan kaki bayi Anda yang baru lahir menjadi bengkok, mengarah ke bawah dan ke dalam. Sekitar setengah dari bayi dengan mengalami pengkor di kedua kaki dan sekitar 1 hingga 4 bayi dari 1.000 kelahiran memiliki kelainan ini.
2. Metatarsus Adductus
Metatarsus adductus adalah kondisi kaki bawaan yang dialami sekitar 1 hingga 2 persen dari semua bayi yang baru lahir. Biasanya terdeteksi ketika jari-jari kaki dan kaki depan bayi menunjuk ke dalam, sehingga sulit untuk meluruskannya.
3. Congenital Vertical Talus
Talus vertikal bawaan kelainan tidak biasa pada bayi baru lahir. Ini sering dikaitkan dengan kelainan bawaan atau kromosom lainnya. Bentuk kaki bayi Anda dengan talus vertikal bawaan tampak seperti bagian bawah kursi goyang.
Perawatan untuk talus vertikal mirip dengan perawatan untuk kaki pengkor, menggunakan latihan peregangan, gips, dan jika perlu, operasi.
4. Polydactyly
Polydactyly berarti bayi Anda memiliki jari kaki lebih dari lima dan kondisi ini sebenarnya cukup umum. Perawatan kaki polydactyly tergantung pada di mana dan bagaimana jari ekstra itu tumbuh. Jika jari ekstra itu tidak bertulang, klip dapat dipasang untuk menghentikan aliran darah dan bisa membuat jari ekstra itu lepas. Jari tersebut juga bisa diangkat dengan operasi setelah bayi berusia sekitar satu tahun, sebelum ia mulai berjalan.
5. Jari Keriting
Jari kaki keriting terjadi ketika salah satu jari kaki bayi Anda diputar secara tidak normal. Jari kaki juga akan berada dalam posisi menekuk, tetapi kelainan bentuk utamanya adalah malrotasi jari kaki. Biasanya terjadi pada kedua kaki.
Apa yang harus Bunda perhatikan?
Jika bentuk kaki O pada bayi berlangsung setelah usia tiga tahun, Parents mungkin perlu berkonsultasi dengan spesialis. Perhatikan juga gejala berikut ini:
- Kesulitan berjalan
- Masalah dengan bentuk gerakan lanjutan, seperti berlari
- Ketidakmampuan untuk berdiri tegak
- Masalah yang berhubungan dengan otot dan tulang.
Pasalnya, bentuk kaki O yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi di kemudian hari. Ini termasuk:
- Radang sendi
- Stres pada lutut dan pinggul
- Masalah tulang dan sendi
- Kesulitan berjalan
Secara garis besar, bentuk kaki O pada bayi masih tergolong wajar. Akan tetapi, jika kondisi ini berlangsung hingga anak berusia lebih dari 3 tahun, segera konsultasikan pada dokter atau spesialis orthopedi untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Semoga bermanfaat ya, Parents.
***
Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz
Direview oleh:
dr. S. Tumpal Andreas C., M.Ked (Ped), Sp.A
Dokter Spesialis Anak
RS EMC Pekayon
Baca Juga:
Kaki Datar pada Balita: Jenis, Penyebab, hingga Cara Pencegahan
Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Growing Pain, Nyeri Kaki yang Sering Dialami Anak
Kapan Normalnya Bayi Bisa Berjalan? Ini Tanda yang Harus Diperhatikan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.