Batuk bisa jadi salah satu ciri alergi yang mengganggu bahkan membuat sebagian orang frustasi. Gejala ini biasanya dipicu oleh alergen seperti serbuk pohon, rumput, bulu binatang, tungau, debu, spora jamur, lumut, hingga jamur.
Reaksi alergi ini dapat menyebabkan postnasal drip atau lendir yang keluar dari hidung ke bagian belakang tenggorokan sehingga mengakibatkan gatal, geli, dan batuk.
Tentunya kondisi ini membuat Parents tidak nyaman bahkan sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Tak jarang, terkadang kita sulit membedakan antara batuk alergi dan batuk biasa.
Oleh sebab itu, Parents harus mengenali lebih lanjut ciri batuk alergi, penyebab, hingga cara mengobatinya agar dapat memberikan penanganan yang tepat. Berikut penjelasannya!
Gejala dan Ciri Batuk Alergi
Apakah Parents pernah mengalami atau mengidap batuk alergi? Salah satu ciri batuk alergi ditandai dengan batuk kering atau tidak berlendir dan berdahak. Namun, gejala ini bisa memburuk apabila berlangsung selama beberapa minggu. Meski begitu, batuk dapat terjadi akibat sejumlah kondisi penyakit yang berbeda.
Sebaiknya temui dokter spesialis untuk mendiagnosis penyakit Anda lebih lanjut. Walaupun batuk terjadi akibat adanya berbagai kondisi medis, tetapi biasanya batuk alergi terjadi dengan gejala alergi lainnya, termasuk di antaranya:
- Bersin
- Pilek
- Hidung gatal dan tersumbat
- Sulit bernapas
- Suara mengi atau bersiul saat mengembuskan napas
- Ruam kulit
- Kelelahan
- Sakit kepala
Ciri Batuk Alergi yang Mengancam Jiwa
Reaksi alergi bisa menjadi mengancam jiwa. Kondisi ini disebut syok anafilaksis, lebih sering terjadi akibat alergi terhadap makanan, obat-obatan, gigitan/sengatan serangga, atau lateks. Cari pertolongan medis segera jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:
- Pingsan atau merasa pusing
- Detak jantung kencang
- Kulit lembap/basah/berkeringat
- Sulit bernapas
- Kebingungan
- Hilang kesadaran
- Tenggorokan bengkak atau tertutup selama reaksi anafilaksis
Artikel Terkait: Batuk kering dan berdahak, bisakah diatasi dengan obat yang sama?
Penyebab Batuk Alergi
Penyebab utama batuk alergi ialah sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif dan merespons secara berlebihan zat-zat tertentu yang membuat tubuh terpapar zat berbahaya.
Lebih lanjut, hal ini terjadi ketika tubuh salah mengira zat yang tidak berbahaya menjadi zat yang berbahaya, sehingga tubuh memulai sistem pertahanan untuk menangkalnya.
Hal ini menyebabkan pelepasan bahan kimia yang disebut histamin, yang dilepaskan tubuh saat pasien menderita pilek. Histamin bertanggung jawab atas pilek, batuk, bersin, dan pembengkakan pada saluran hidung, sehingga pasien mulai mengalami gejala seperti pilek bahkan tanpa flu biasa. Saat batuk alergi menyerang.
Tidak ada penyebab pasti dari batuk alergi, tetapi sejumlah orang bisa lebih rentan terhadap alergi dibandingkan orang lain. Biasanya terjadi dalam keluarga, sehingga orang dengan riwayat keluarga alergi memiliki peluang lebih besar terkena batuk alergi.
Studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan salah satu orang tua yang memiliki batuk alergi, sebanyak 33% akan terpapar alergi serupa. Kemungkinan tersebut bisa bertambah hingga 70% apabila kedua orang tua memiliki alergi.
Penyebab Batuk Alergi karena Faktor Eksternal
Selain itu, batuk alergi juga dapat disebabkan faktor eksternal. Misalkan pergi ke area yang berdebu ekstrem atau area berjamur yang menyebabkan batuk alergi menjadi lebih buruk.
Tubuh juga bereaksi terhadap alergen yang berbeda, mungkin dapat menurunkan beberapa alergen dan mempertahankan diri, tetapi mungkin juga menjadi mangsa alergen lain. Tubuh biasanya bereaksi terhadap alergen dengan mengaktifkan sel mast, pada titik inilah gejala dan ciri batuk alergi terjadi.
Setelah sel mast pecah, tubuh akan dipenuhi dengan histamin. Paparan alergen akan menentukan berapa lama gejala tersebut akan terjadi dan jumlah paparan juga akan memengaruhi jenis dan tingkat keparahan gejala batuk alergi.
Inilah sebabnya mengapa beberapa orang dapat menoleransi saat mengonsumsi sesuatu atau terkena hal yang membuat mereka alergi, tetapi tubuh bereaksi ketika paparan itu terus menerus, diperpanjang, atau melebihi apa yang dapat ditanganinya. Ini berarti ada ambang batas tertentu untuk memicu batuk alergi.
Artikel Terkait: Cara Tepat Memilih Obat Batuk Anak Sesuai dengan Gejalanya
Cara Mengobati Batuk Alergi
Untuk menghilangkan batuk alergi, Parents harus mengobati alergi yang mendasarinya terlebih dahulu. Gejala dapat diobati dengan obat-obatan atau ramuan tradisional.
Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat digunakan untuk mengobati alergi dan mengurangi mengurangi tetesan postnasal yang menyebabkan gejalanya. Beberapa pengobatan ini dijual bebas, tetapi sebagian memerlukan resep dokter tergantung kondisi dan tingkat keparahannya.
Oleh karena itu, lebih baik konsultasikan ke dokter terkait pengobatan apa yang cocok untuk Parents sebelum membelinya. Berikut ini sejumlah pengobatan untuk menghilangkan batuk alergi.
1. Antihistamin
Jenis obat ini memblokir aksi histamin. Bahan kimia ini membantu melawan alergen, zat asing yang secara keliru dianggap berbahaya bagi tubuh, yang menyebabkan gejala alergi.
2. Dekongestan
Obat-obatan ini mengurangi pembengkakan di saluran hidung yang membantu mengurangi hidung tersumbat.
3. Steroid
Semprotan hidung kortikosteroid adalah pengobatan paling efektif untuk gejala alergi hidung. Kortikosteroid oral adalah obat kuat yang terkadang digunakan untuk mengobati gejala alergi yang lebih parah. Obat-obatan ini diresepkan oleh dokter.
Pengobatan Alternatif
Pengobatan rumahan, seperti berikut ini, juga efektif untuk mengatasi gejala alergi, termasuk batuk. Berikut sejumlah pengobatan alternatif untuk meredakan gejala batuk alergi.
1. Bilas Hidung
Sinus dan saluran hidung dapat dibilas untuk menghilangkan bakteri dan lendir yang berlebih. Beberapa jenis alat dapat digunakan ialah neti pot, bulb syringe, atau botol peras. Air suling dan garam biasanya digunakan dengan perangkat ini. Air keran tidak boleh digunakan karena mengandung bakteri dan memperburuk gejala Anda.
2. Semprotan Hidung Saline
Meskipun tidak mengandung obat, semprotan hidung saline membantu membilas kotoran dan bakteri dari hidung untuk meningkatkan pernapasan. Selain itu, dapat mengurangi tetesan post nasal dan membantu menyingkirkan batuk kering sebagai salah satu ciri batuk alergi.
3. Menghirup Uap
Menghirup uap air dapat melonggarkan lendir dan mengurangi batuk yang disebabkan oleh alergi. Parents bisa melakukannya ketika mandi dengan air panas atau menggunakan perangkat khusus untuk mengeluarkan uap air.
Atau, cara mudah lainnya, Parents bisa merebus air hingga mendidih lalu berdiri di atas panci dan tutupi kepala dengan handuk kemudian hirup uap yang keluar dari air mendidih. Namun, Parents harus berhati-hati melakukannya karena jika tak waspada tangan bisa terluka dapat menyebabkan luka bakar.
Artikel Terkait: Parents, Kenali Perbedaan Batuk Biasa dengan Batuk karena Terinfeksi COVID-19
Tips Mencegah Batuk Alergi
Meskipun Anda tidak dapat mencegah diri Anda dari alergi, Anda dapat mengurangi frekuensi reaksi alergi yang menyebabkan batuk dan efek samping tidak menyenangkan lainnya. Berikut ini tips mencegah batuk alergi:
- Identifikasi pemicu alergi: Segera temui dokter ahli untuk mengetahui jenis alergi dan pemicunya. Kemudian, hindari pemicu tersebut sebisa mungkin agar tidak kambuh.
- Bersihkan area sekitar: Alergi terhadap debu dan bulu hewan peliharaan dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan lingkungan. Misalnya dengan mengganti filter udara sesering mungkin dan jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur. Vakum area tersebut termasuk karpet dan furnitur.
- Perhatikan cuaca: Apabila Parents memiliki alergi di luar area ruangan, seperti serbuk sari, spora jamur, maka perhatikan cuaca. Hari yang berangin meningkatkan jumlah alergen ini di udara, meningkatkan peluang untuk dihirup dan menimbulkan alergi.
- Suntikan alergi: Tanyakan pada ahli apakah Anda bisa mendapatkan suntikan alergi. Pengobatan ini dilakukan secara perlahan dengan cara memasukan sejumlah kecil alergen pada tubuh untuk mengurangi sensitivitasnya.
Nah, itulah ciri batuk alergi, penyebab, hingga cara mengatasinya. Perlu diketahui bahwa batuk alergi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga sebaiknya rutin melakukan kontrol, menghindari hal-hal yang menyebabkan alergi kambuh, dan bersikaplah proaktif dalam merawat kondisi kesehatan akan dapat membantu mengurangi intensitas batuk alergi. Jika tips di atas tak membantu, maka segera temui dokter untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
8 Cara Bantu Redakan Batuk pada Bayi, Parents Wajib Tahu!
Ulasan Dokter Tentang Obat Batuk Untuk Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.