Belum usai dengan kasus COVID-19 varian Omicron, kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan adanya mutasi varian Omicron yang disebut sebagai BA.2. Masih turunan yang sama, varian baru ini mendapat julukan “Son of Omicron”.
Meski menjadi mutasi baru dari varian Omicron, rupanya terdapat perbedaan dari varian BA.2 yang kini mulai teridentifikasi di sejumlah negara Eropa hingga Asia.
Lantas, apa perbedaan antara keduanya? Melansir dari berbagai sumber, berikut kami rangkumkan fakta-fakta terkait varian BA.2 yang merupakan turunan dari varian Omicron.
5 Fakta Varian BA.2, Mutasi Terbaru Omicron
1. WHO Menyebutkan Perbedaan Mutasi Omicron dan BA.2
Sumber: Pexels
Dalam paparan yang dibagikan WHO, disebutkan bahwa terdapat perbedaan mutasi antara varian Omicron dengan BA.2 termasuk pada protein spike.
“Galur BA.2, yang berbeda dengan BA.1 di beberapa mutasi, termasuk protein spike, meningkat di banyak negara,” tulis WHO pada situs resminya.
Artikel terkait: Muncul Varian Baru COVID-19 IHU Setelah Omicron, Ini Faktanya
2. Belum Diketahui Negara Mana yang Pertama Kali Mendeteksi
Sumber: Pexels
Situs France24 menyebutkan bahwa varian baru virus COVID-19 varian BA.2 ini pertama kali diidentifikasi di India dan Afrika Selatan pada akhir Desember 2021 kemarin.
Varian BA.2 dipercaya muncul dari mutasi varian Omicron terdahulu atau disebut BA.1. Meski begitu, laporan lainnya yang dibagikan U.K. Health Security Agency (UKHSA) menyebutkan bahwa varian BA.2 ini pertama kali muncul di Inggris pada Akhir November 2021 lalu.
Hingga kini, mutasi varian Omicron BA.2 ini masih belum diketahui secara pasti di negara mana mereka pertama kali terdeteksi.
Artikel terkait: Kasus Kematian Pertama yang Disebabkan Varian Virus Omicron
3. Mulai Menyebar di Sejumlah Negara
Sumber: Pexels
Mengutip dari Detikhealth, varian BA.2 ini diketahui sudah terdeteksi di sejumlah negara Eropa dan Asia seperti Kanada, Britain, Denmark, Swedia, Inggris, India, Singapura, hingga Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan Houston Methodist Hospital di Texas, setidaknya terdapat tiga kasus varian BA.2 yang ditemukan di Amerika Serikat dan kini masih dalam penelitian terhadap susunan genetik sampel virus pasien tersebut.
Meski mulai menyebar di banyak negara, salah seorang ilmuwan yang dikutip dari USA Today mengingatkan kepada seluruh masyarakat dunia untuk tidak panik dan tetap waspada.
“Varian baru Omicron telah menyebar setidaknya di empat benua. Tapi, hal ini tak seharusnya menjadi penyebab kepanikan,” ujar Ilmuwan Massachusetts.
4. Dijuluki “Siluman Omicron”
Sumber: Pexels
Situs WashingtonPost menyebutkan bahwa beberapa ilmuwan dan tenaga kesehatan dunia telah menjuluki mutasi varian Omicron BA.2 ini sebagai “Stealth Omicron” atau “Siluman Omicron”.
Melansir dari APnews, dr Wesley Long selaku ahli patologi di Houston Methodist Texas, Amerika Serikat yang telah mengidentifikasi tiga kasus BA.2, ia mengungkapkan bahwa sifat genetik dari varian BA.2 rupanya lebih sulit untuk diidentifikasi melalui tes PCR. Inilah mengapa varian tersebut mendapat julukan demikian.
“Bukannya tes PCR tidak mendeteksinya, hanya saja BA.2 tidak terlihat seperti omicron. Jangan sampai kesannya ‘siluman omicron’ itu artinya kita tidak bisa mendeteksinya. Semua tes PCR kita masih bisa mendeteksinya,” kata dr Wesley dilansir dari AP pada Kamis (27/1/2022).
Artikel terkait: Kasus Omicron pada Anak di Amerika Kian Meningkat, Ini Pesan Ahli
5. Khawatir Lebih Cepat Menularkan
Sumber: Pexels
Dikarenakan sifat genetiknya yang lebih sulit dideteksi, para ilmuwan khawatir jika varian BA.2 ini lebih cepat menular dari varian Omicron terdahulu. Kendati demikian, para ilmuwan pun masih terus mempelajari terkait varian baru turunan Omicron tersebut.
Varian ini disebutkan lebih umum muncul pada negara Eropa dan Asia. Seperti yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Denmark bahwa 45 persen kasus COVID-19 di negaranya pada pertengahan Januari 2022 ini didominasi varian BA.2.
Meski masih tahap penelitian para pakar kesehatan dunia, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Véran menyebutkan, varian BA.2 kurang lebih memiliki karakteristik yang sama dengan Omicron.
Begitu pula cuitan yang dibagikan oleh salah seorang Ahli Virologi dari Imperial College London, Tom Peacock terkait mutasi varian Omicron tersebut. Melalui akun Twitternya @PeacockFLU, ia menyebutkan:
“Pengamatan awal dari India dan Denmark menunjukkan tidak ada perbedaan dramatis dalam tingkat keparahan dibandingkan dengan BA.1 (Omicron). Data ini akan menjadi lebih solid (dengan satu atau lain cara) dalam beberapa minggu mendatang.”
Itulah sejumlah fakta terkait mutasi varian Omicron, BA.2. Semoga informasi di atas bisa dijadikan pemahaman baru dan peringatan untuk kita semua agar tetap waspada dan selalu menjaga protokol kesehatan secara bijak, ya, Parents.
Baca juga:
Tidak Memiliki Gejala, Pasien Terinfeksi Omicron Ceritakan Pengalamannya hingga Sembuh
4 Fakta Asal-usul Kasus Penularan Omicron di Indonesia, Masih Ada yang Tak Terdeteksi
Parents, Inilah Gejala Awal dan Tidak Biasa Virus Omicron Menurut Ahli
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.