10 Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak agar Tak Mudah Sakit

Simak saran ahli untuk tingkatkan imunitas atau daya tahan tubuh si kecil berikut ini, yuk, Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di tengah kondisi pandemi seperti sekarang, meningkatkan imunitas tubuh anak merupakan satu hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya, selain jaga jarak dan menjaga kebersihan, memelihara daya tahan tubuh merupakan faktor utama untuk mencegah virus Corona.

Meningkatkan kekebalan tubuh anak juga tidak hanya melalui makanan, tetapi juga ada beberapa kebiasaan baik yang harus dilakukan si kecil. Berikut ini beberapa cara meningkatkan imunitas tubuh anak Anda yang dirangkum dari beberapa sumber!

Artikel terkait: Anak tumbuh sehat dan tinggi, penuhi dengan 6 nutrisi ini!

10 Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak 

1. Awalnya Imunitas Bayi Dibawa dari Kekebalan Tubuh Ibunya

Selama 3 bulan terakhir kehamilan, antibodi dari ibu diteruskan ke bayinya yang belum lahir melalui plasenta. Jenis kekebalan ini disebut kekebalan pasif karena bayi telah diberi antibodi (dari ibunya, bukan dibuat sendiri). 

Antibodi adalah protein khusus yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk membantu melindungi tubuh dari bakteri dan virus. Jumlah dan jenis antibodi yang diteruskan ke bayi tergantung pada kekebalan ibunya.

Misalnya, jika si ibu pernah menderita cacar air, ibu sudah memiliki kekebalan terhadap kondisi tersebut dan beberapa antibodi cacar air akan diteruskan ke bayinya. Namun, jika Bunda belum pernah menderita cacar air, bayi Bunda tidak akan terlindungi dari cacar air secara otomatis.

Kekebalan pada bayi baru lahir hanya bersifat sementara dan mulai menurun setelah beberapa minggu atau bulan pertama. ASI juga mengandung antibodi, yang berarti bayi yang diberi ASI memiliki kekebalan pasif yang lebih lama. 

Nah, selain antibodi yang ‘diturunkan’ ibu dan juga melalui ASI, ada juga beberapa jenis makanan dan aktivitas lain yang bisa membantu meningkatkan imunitas anak. Di antaranya adalah:

  • ASI eksklusif selama 6 bulan
  • Jangan lewatkan imunisasi
  • Nutrisi yang tepat
  • Pola makan seimbang
  • Tidur yang cukup
  • Aktif bergerak
  • Menjaga kebersihan
  • Tambahan vitamin dan suplemen
  • Menjaga kesehatan lingkungan

2. ASI Eksklusif Salah Satu Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di hari pertama hingga 6 bulan ke depan, bayi Bunda berhak mendapatkan ASI eksklusif untuk mendukung sistem kekebalan bayi yang sedang berkembang. Jika pemberian ASI ini ingin diteruskan hingga 1.000 hari kehidupannya, sangat disarankan.

Beberapa penelitian menunjukkan, ASI dapat melawan infeksi dan mengurangi alergi. Terutama pada bagian kolostrum, susu kental kekuningan yang diproduksi selama beberapa hari pertama setelah lahir sangat kaya akan antibodi. 

Saat Anda mulai memperkenalkan makanan padat kepada bayi Anda, ASI akan tetap menjadi sumber nutrisi dan antibodi yang penting sampai Anda benar-benar menyapihnya.

Menurut dr. Wiyarni Pambudi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), selain mengandung antibodi yang dapat memproteksi bayi dari penyakit-penyakit, ASI juga mendukung perkembangan bayi baik secara biologis maupun psikologis. 

Secara biologis aktivitas meng-ASI-hi juga membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Jangan Lewatkan Imunisasi

Lantaran kekebalan bayi baru lahir hanya bersifat sementara, penting untuk memulai vaksinasi masa kanak-kanak saat bayi Anda berusia 2 bulan. Ini berlaku untuk bayi yang lahir prematur atau cukup bulan.

Vaksinasi pertama, diberikan ketika bayi Anda berusia 2 bulan, termasuk batuk rejan dan Hib (haemophilus influenza tipe b) karena kekebalan terhadap kondisi ini menurun paling cepat.

Kekebalan pasif terhadap campak, gondok dan rubella dapat bertahan hingga satu tahun, itulah sebabnya vaksin MMR diberikan tepat setelah ulang tahun pertama bayi Anda (walaupun mungkin ada beberapa keadaan di mana vaksinasi MMR lebih awal direkomendasikan).

Jika Anda bingung, ikuti saran dokter anak Anda tentang jadwal vaksinasi anak. Imunisasi dimulai pada masa bayi dan berlanjut hingga dewasa dan mencegah campak, gondok, cacar air, rotavirus, dan infeksi lainnya.

“Dapatkan suntikan flu untuk anak Anda setiap tahun juga,” kata pediatri Adriane Lioudis,MD., melansir Cleveland Clinic. Imunisasi juga sangat penting untuk anak-anak yang mengidap asma dan kondisi kesehatan kronis lainnya.

Juga, jika keluarga Anda akan bepergian ke luar negeri, penting untuk meminta saran dari penyedia layanan kesehatan tentang vaksinasi anak apa saja yang diperlukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Penuhi Gizi Seimbang Anak untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak

Asupan nutrisi yang tepat bukan sekadar memperbanyak mengonsumsi sayur dan buah-buahan, Parents, tetapi juga mengombinasikannya dengan jenis makanan dan minuman lainnya. Berikut ini nutrisi yang diperlukan buah hati Anda:

  1. Protein. Bayi membutuhkan lebih banyak protein sebagai persentase dari total makanan mereka daripada orang dewasa. Si kecil bisa mendapatkan protein yang dia butuhkan dari diet vegetarian atau non-vegetarian. Sumbernya bisa dari kacang-kacangan (kacang polong, buncis, kacang merah, kedelai, atau lentil), daging, ayam, ikan, produk susu (yoghurt atau keju), telur (dimasak dengan baik), dan jamur. 
  2. Probiotik. Makanan probiotik mengandung bakteri hidup yang baik yang dapat membantu kekebalan bayi dengan menjaga bakteri jahat tetap terkendali dan mengurangi berapa banyak bakteri jahat yang masuk ke dalam darah melalui usus.
  3. Prebiotik. Prebiotik ditemukan secara alami pada pisang, bawang merah, bawang putih, tomat.
  4. Serat, seperti yang terdapat pada tepung gandum (utuh atau campuran) dan buah-buahan. Hindari pemberian jus buah kepada si kecil, ya, Bunda, karena jus buah tidak mengandung serat 
  5. Vitamin C. Banyak sumber vitamin C yang rasanya asam, jadi Anda mungkin perlu melakukan beberapa kali percobaan sebelum memberikannya kepada bayi Anda. Sumber vitamin C yang baik adalah: Jeruk (lemon, jeruk nipis, jeruk), beri-berian (blueberry, stroberi, cranberry), paprika, ubi jalar, jambu biji, brokoli, tomat.
  6. Zat besi. Kekurangan zat besi dapat memengaruhi berfungsinya sistem kekebalan tubuh sehingga bayi Anda lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Bayi butuh lebih banyak zat besi daripada orang dewasa. Zat besi bisa didapat dari: Daging, ayam, telur, sayuran hijau (bayam, daun lobak, sawi), kacang-kacangan, aprikot, dan biji-bijian. Untuk membantu tubuh menyerap zat besi, berikan bersamaan dengan makanan yang mengandung vitamin C. 
  7. Asam lemak esensial (EFA). Sumber terbaiknya adalah dari ASI, tetapi bisa juga didapatkan dari: Ikan berminyak (tuna, makarel, sarden, herring, salmon), kenari, kacang-kacangan (lentil, kacang polong, kacang-kacangan), biji rami bubuk, telur matang, alpukat. 
  8. Buah dan sayur, karena mengandung vitamin A, seng, selenium, dan magnesium. Kenalkan si kecil 1 jenis buah/sayur setiap 5 hari sekali.
  9. Rempah-rempah. Beberapa rempah memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antiseptik, yang dapat melengkapi sistem kekebalan bayi Anda. Anda bisa menambahkan rempah ini pada makanan si kecil: Kunyit, bawang putih, jahe, cengkeh, kemangi. 

Ingat, sebelum usia anak 1 tahun, hindari memberikan susu sapi atau kerbau kepada bayi. Sebagai gantinya, Bunda bisa menambahkan ASI atau sufor ke dalam masakan. 

Pola gizi seimbang yang dimaksud adalah asupan makronutrien dan mikronutrien anak harus tercukupi. Makanan yang termasuk mikronutrien yakni vitamin dan mineral, sedangkan makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak.

Hal ini ditegaskan oleh dr. Diana Felicia Suganda, M. Kes, Sp.Gk, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Konsumsi buah dan sayur tentu saja penting. Namun, pastikan mengonsumsi makanan gizi seimbang, dengan jumlah yang tepat, jadwal makan teratur, serta pastikan jenis makanan bervariasi," jelas dokter Diana pada acara webinar yang diselenggarakan Rumah Sakit Pondok Indah.

"Selain asupan nutrisi harus mencangkup makronutrien dan mikronutrien, perhatikan juga asupan protein anak. Makanan yang diberikan perlu ada kombinasi protein hewani dan nabati," lanjut dr. Diana.

5. Jalankan Pola Makan Seimbang

Pola makan yang sehat juga penting untuk sistem kekebalan anak Anda. Dr. Adriane merekomendasikan untuk mendorong anak untuk “makan pelangi” dalam hal buah dan sayuran.

Pilihan yang baik dari biji-bijian harus menjadi bagian dari diet mereka juga. Pilihan makanan yang tepat dapat membantu memastikan bahwa anak Anda mendapat cukup vitamin —seperti vitamin A dan E. Vitamin ini diperlukan untuk menjaga kesehatan yang baik dan sistem kekebalan yang kuat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pertahankan makanan olahan seminimal mungkin. Dan di sela-sela jam makan, Anda bisa memberikannya camilan sehat.

Artikel terkait: 5 Makanan dan minuman ini bikin daya tahan tubuh menurun, hindari!

6. Cukupi Kebutuhan Tidur si Kecil

Waktu tidur dan istirahat yang kurang juga bisa membuat tubuh rentan terkena penyakit. Untuk memaksimalkan kekebalan tubuhnya, anak harus cukup tidur. Jadi, memastikan kebutuhan tidur anak tercukupi dan berkualitas penting dilakukan Parents.

Dokter spesialis anak dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A., dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan, kecukupan tidur bayi itu memang harus diperhatikan karena berhubungan dengan pertumbuhan otak, perkembangan fisik, termasuk terkait dengan perilaku anak dan pembentukan sistem kekebalan tubuhnya.

“Pada saat anak mampu tidur lelap, saat masuk dalam fase deep sleep, maka saat itulah akan keluar hormon pertumbuhan atau growth hormone. Dan growth hormone ini tentu saja penting bagi anak untuk pertumbuhannya."

Sementara itu, dr. Diana menambahkan kalau tidur yang berkualitas juga jadi salah satu faktor yang membantu agar imunitas anak terjaga.

Melansir situs Baby Center, persyaratan tidur anak setiap malamnya bervariasi menurut usia:

  • Bayi antara 0 hingga 3 bulan: Butuh 14 hingga 17 jam tidur. 
  • Usia 4 hingga 12 bulan: Butuh 12 hingga 16 jam tidur.
  • Anak usia 1-2 tahun: Butuh antara 11 dan 14 jam.
  • Usia 3-5 harus: Butuh tidur 10-13 jam.
  • Anak usia 6-12: Butuh tidur 9 dan 12 jam.
  • Remaja usia 13 hingga 18 tahun: Butuh tidur 8 hingga 10 jam.

Bila si kecil kurang tidur akan membatasi kemampuan tubuhnya memproduksi protein yang disebut sitokin yang dapat membantu melawan infeksi dan mengurangi peradangan.

7. Aktif Bergerak Termasuk Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Anak

dr. Diana mengingatkan, meskipun saat ini masih banyak yang belum bisa melakukan aktivitas seperti sediakala, melakukan olahraga di luar rumah dan aktif bergerak tetap perlu dilakukan.

Tak perlu pergi ke pusat olahraga, dr. Diana mengatakan penting bagi orang tua untuk mengajak anak melakukan aktivitas fisik di rumah. Setidaknya selama 30 menit dalam sehari. Dengan melakukan olahraga, imunitas anak juga bisa meningkat.

Jangan biarkan si kecil sibuk dengan gawai, ajak ia beraktivitas fisik di sekitar lingkungan rumah. Bisa bersepeda, main bola, senam bersama, dan kegiatan lainnya asalkan tetap jaga jarak dan menerapkan upaya pencegahan paparan virus.

Susun juga jadwal kegiatan harian dengan si kecil. Rutinitas yang beragam juga akan membantu agar si kecil tidak mudah stres, yang apabila itu terjadi akan berpengaruh juga pada imunitasnya.

8. Ajarkan Kebiasaan Menjaga Kebersihan

Terapkan kebiasaan menjaga kebersihan pada si kecil, Bunda, salah satunya rajin mencuci tangan. Ajarkan anak mencuci tangan minimal selama 20 detik, terutama ketika akan dan sesudah makan, setelah menggunakan kamar mandi, usai bermain, setelah bersin atau batuk.

Melansir dari Cleveland Clinic, sekitar 80 persen infeksi menyebar melalui sentuhan. Mencuci tangan minimal 20 detik sudah terbukti dapat menghilangkan bakteri dan virus serta dapat mengurangi kemungkinan infeksi paru-paru hingga 45 persen.

Artikel terkait: Ajarkan anak mencuci tangan yang benar, begini caranya

9. Vitamin dan Suplemen Tambahan

"Nah, jika dari sumber bahan makanan tersebut asupan nutrisi anak tidak tercukupi juga, barulah bisa berikan suplemen vitamin untuk jaga daya tahan tubuh. Namun, perhatikan jumlahnya. Karena vitamin berbentuk suplemen bisa memberikan efek samping seperti mual, muntah, dan diare apabila dikonsumsi tidak sesuai dosis," terang dr. Diana.

Jadi sebelum memberikan vitamin atau suplemen tambahan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu.

Dalam kebanyakan kasus, suplemen dan vitamin tambahan tidak dianjurkan diberikan kepada bayi. ASI dan susu formula sudah menyediakan semua vitamin dan mineral yang dibutuhkan bayi Anda. 

Begitu bayi Anda mulai makan makanan padat, berbagai makanan segar termasuk berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang dihaluskan cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat. Cobalah untuk tetap menyusui saat Anda memperkenalkan makanan padat.

10. Perhatikan Kesehatan Lingkungan di Sekitar Anak

Bukan hanya memperhatikan nutrisi yang masuk ke tubuhnya, pola makan dan juga pola tidur, Bunda juga harus memperhatikan faktor eksternal seperti kesehatan lingkungan di sekitar si kecil. Misalnya, lingkungan rumah dan sekolah yang bersih dan sehat.

Pastikan di sekitar anak tidak ada yang merokok. Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya yang membunuh sel-sel dalam tubuh. Anak-anak cenderung rentan terhadap efek negatif dari rokok. Si kecil yang menjadi perokok pasif juga dinilai lebih rentan terkena penyakit.

“Bahkan jika Anda mengikuti tips-tips di atas, anak Anda mungkin masih mengalami antara tujuh dan 11 pilek setiap tahun,” kata Dr. Adriane. Katanya lagi, penyakit itu bisa bertahan hingga dua minggu di tubuh si kecil.

Ya, Anda memang tidak dapat menghindari semua kuman, bakteri, dan juga penyakit dari buah hati Anda. Namun, tetap saja, perlindungan ekstra perlu Anda berikan dan kalaupun si kecil terinfeksi penyakit, tubuhnya dapat mengatasinya dengan baik. 

Satu hal yang perlu diingat, sesuatu yang disebut sebagai "obat" umumnya tidak efektif dalam meningkatkan kekebalan. Misalnya saja dengan vitamin C atau echinacea yang katanya dapat membantu mencegah pilek atau memperpendeknya.

Oleh karena itu, jika sistem kekebalan tubuh si kecil terganggu, berkonsultasilah dengan dokter anak Anda untuk menemukan cara dalam meningkatkan kekebalannya. Kata Dr. Adriane, setiap anak membutuhkan pendekatan yang dipersonalisasi karena sistem kekebalan tiap anak berbeda-beda.

“Umumnya ada protokol yang berbeda dengan anak-anak dengan gangguan kekebalan. Ada beberapa vaksin yang harus ditambahkan dokter dari vaksin yang umumnya diterima kebanyakan anak, sehingga semuanya harus tentukan berdasarkan kasus per kasus,” jelas Dr. Adriane.

Itulah Parents, beberapa tips cara meningkatkan imunitas tubuh anak agar tidak mudah sakit, terutama saat pandemi seperti sekarang. Selain memelihara daya tahan tubuh, pastikan juga Parents dan keluarga juga menerapkan upaya pencegahan virus Corona secara disiplin, ya.

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

Baca juga:

id.theasianparent.com/bayi-gampang-sakit

id.theasianparent.com/asupan-nutrisi-anak-untuk-menjaga-daya-tahan-tubuh

id.theasianparent.com/pentingnya-cuci-tangan