Mengajarkan anak beribadah puasa sejak dini memang baik. Tapi jangan lupa, sesuaikan jam puasa dengan kemampuannya dan perhatikan kecukupan nutrisi saat anak berpuasa, ya Bun.
Perlu digaris bawahi, dalam Islam belum ada kewajiban untuk berpuasa bila anak tersebut belum akil baligh atau pada usia 10-14 tahun. Namun, jika memang ingin mengenalkannya sejak dini tentu saja tidak dilarang. Umumnya, beberapa orangtua mulai mengenalkan puasa sejak usia sekolah, sedangkan untuk berpuasa sehariab penuh dimulau dari usia tujuh tahun.
Nah, bila Bunda sudah mulai mengajari anak berpuasa penuh, jangan lupa perhatikan asupan nutrisinya selama. Sebab kebutuhan nutrisi yang baik juga dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Lantas, apa saja yang perlu Bunda perhatikan untuk memenuhi asupan nutrisi anak saat berpuasa?
Mengenai hal ini, Dokter Spesialis Anak, dr. Meta Hanindita, SpA (K) menjabarkan dengan lengkap apa saja yang perlu Parents siapkan.
Artikel terkait: Pentingnya melatih anak berpuasa sejak dini, ini cara yang bisa Parents lakukan
Kebutuhan nutrisi anak saat berpuasa
Menurut dokter yang kerap disapa Meta ini, sebenarnya pada usia berapa pun kebutuhan nutrisi saat puasa harus selalu tercukupi. Yaitu dengan memenuhi asupan makronutrien dan mikronutrien. Kedua golongan zat gizi tersebut didapatkan dari asupan makan yang seimbang.
“Sebenernya usia berapapun, saat puasa atau tidak, semua kebutuhan nutrisi sama yaitu harus tercukupi kebutuhan makronutrien yaitu karbohidrat, lemak, protein; serta mikronutrien yaitu vitamin dan mineral. ini semua terkandung dalam menu lengkap yang seimbang,” ungkap dr. Meta dalam Instagram Live theAsianparent Indonesia beberapa waktu lalu.
Karena itu Bunda perlu mempertimbangkan variasi makanan yang mengandung makronutrien dan mikronutrien tersebut. Jangan lupa penuhi asupan cairan, agar tubuh terhidrasi dengan baik.
“Jadi dalam menyajikan makanan pertimbangkan variasi, bentuk bahan, rasa dan tekstur. Harus ada sumber karbohidrat bisa nasi kentang, mie. Kemudian ada lemaknya, tentu jumlahnya tidak sebanyak MPASI, ya. Ditambah sayur dan buah yang porsinya bisa lebih banyak dari MPASI. Jangan lupa minum yang cukup, karena kebutuhan cairan saat puasa jadi tricky dan terbatas waktunya, semenetara hidrasi itu penting banget,” cetusnya.
Bagaimana dengan menu berbuka dan sahur untuk si kecil?
Meta menyarankan untuk cermat dalam memilih menu sahur dan berbuka puasa. Sebab, kebiasaan orang Indonesia adalah berbuka puasa dengan menu makanan atau minum yang manis. Termasuk dengan menu gorengan.
Apakah asupan itu juga baik untuk anak?
“Sebenarnya gorengan itu nggak masalah. Asal, dimakan dalam jumlah terbatas. Jadi nggak terlalu banyak, karena itu juga mengandung lemak yang dibutuhkan anak. Tapi ingat, saat usia anak sudah di atas dua tahun, kebutuhan lemaknya sudah lebih sedikit dibanding anak di bawah dua tahun.”
Lebih lanjut, dokter yang praktik di RSUD Dr Soetomo Surabaya ini mengingatkan, pada saat berbuka sangat dianjurkan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan kadar gula darah. Seperti apa? Semangka, nasi, kentang, atau buah lain yang rasanya manis.
“Sedangkan pada saat sahur konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah untuk mempertahankan rasa kenyang. Misalnya makanan yang berserat, sayuran, oatmeal, tapi kombinasi makanan protein, lemak sehat ini bisa menurunkan indeks glikemik sehingga mengenyangkan. Jadi makanan variasi menu seimbang tetap harus jadi pilihan,” kata Meta.
Apakah anak memerlukan vitamin selama berpuasa?
Mengingat tahun ini bulan puasa dilalui pada saat pandemi COVID-19, tidak sedikit orangtua yang kemudian bertanya-tanya, apakah perlu memberikan asupan tambahan seperti vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh?
Dalam hal ini, dr. Meta sendiri lebih menyarankan agar orangtua lebih fokus dan memerhatikan lagi asupan harian si kecil. Apakah sudah tercukupi atau belum?
“Vitamin dan suplemen sebenarnya sifatnya untuk memenuhi kebutuhan mikro nutrien yang tidak dapat dipenuhi dari kebutuhan sehari-hari. Artinya, kalau vitamin dan mineral yang dibutuhkan anak sudah tercukupi dari makanan sehari-hari, atau makanan menu seimbangnya sudah baik tentu tidak perlu vitamin dan suplemen,” tandas Meta.
Bagaimana jika anak tidak suka dengan sayur dan buah-buahan, untuk mencukupinya apakah bisa diganti dengan vitamin?
“Nah, kalau anak tidak suka makan, baik buah atau makanan lainnya, coba cari tahu dulu, kenapa sampai tidak suka? Pilihan makanan itukan banyak sekali, ya. Buah jenisnya ada banyak, sayuran dan protein juga. Jadi coba paparkan dan kenalkan terus makanan yang bergizi. Selain itu, saran saya, jangan mudah bilang anak tidak suka makan ini dan itu. Coba dulu sampai 10 hingga 15 kali.
Saya sendiri belum pernah membaca ada literatur yang mengatakan kalau ada vitamin yang bisa menggantikan asupan makanan yang alami. Jadi memang yang terbaik, berikan makanan yang alami,” paparnya.
dr. Meta juga mengingatkan, daya tahan tubuh anak tidak hanya didapat dari suplemen dan vitamin, tetapi dari kebutuhan nutrisi yang sesuai yaitu makro dan mikronutrien, aktivitas fisik yang sesuai usia, dan istirahat yang cukup.
Jadi, kebutuhan nutrisi anak saat berpuasa adalah dengan memenuhi gizi seimbang. Jangan lupa untuk cukup minum air putih, melakukan aktivitas fisik sederhana, dan cukup istirahat.
***
Baca juga
Ramadhan tiba, ajarkan 7 makna puasa ini pada si kecil, yuk!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.