Belum lama ini, istri Agus Harimurti Yudhoyono, Annisa Pohan membagikan berita kurang mengenakkan mengenai kondisi kesehatannya. Annisa kehilangan anak kedua yang sedang dikandungannya. Dalam unggahannya di media sosial, ia menjalani metode ERPOC kuret untuk mengangkat janin yang tidak berkembang di usia kandungan 7 minggu.
Lalu, apa sebenarnya metode ERPOC? Apakah hal tersebut sama dengan metode kuret yang sudah dikenal luas?
Artikel terkait: Annisa Pohan Mengalami Keguguran: “Kami Ikhlas, Ketetapan Allah yang Terbaik”
Apa itu ERPOC?
Evakuasi hasil konsepsi yang ditahan atau Evacuation of Retained Products of Conception (ERPC) adalah metode yang dilakukan untuk mengeluarkan produk konsepsi dari rahim atau jaringan yang tertinggal di dalam rahim setelah kehamilan berakhir. Jaringan tersebut biasanya berasal dari plasenta, yang merupakan organ yang berkembang di dalam rahim Anda selama kehamilan. Namun, jaringan ini juga bisa menjadi jaringan janin. Hal ini dapat dilakukan karena beberapa alasan.
Operasi ini melibatkan pembukaan leher rahim (serviks) dengan lembut dengan meregangkannya. Bagian-bagian kehamilan yang tertinggal di dalam rahim kemudian dikeluarkan dengan menggunakan suction dan kuretase (gesekan lembut). Operasi ini memakan waktu sekitar 5 sampai 10 menit tetapi Anda akan berada di rumah sakit selama beberapa jam.
Faktor Risiko ERPOC
Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko perempuan mengalami ERPOC:
- Plasenta akreta (plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim)
- Riwayat retensio plasenta pada kehamilan sebelumnya. Ini adalah risiko terbesar.
- Usia ibu lanjut (lebih tua dari 35 saat hamil)
- Persalinan dengan bantuan (persalinan menggunakan instrumen seperti forsep atau vakum)
- Persalinan, keguguran atau aborsi pada trimester kedua kehamilan (minggu 13 hingga 26)
- Gagal berkembang selama persalinan (persalinan lama berlangsung lebih dari 14 jam)
- Penggunaan oksitosin dalam waktu lama
- Nulliparity (perempuan yang belum pernah melahirkan sebelumnya, meskipun mungkin telah hamil)
- Operasi caesar sebelumnya
- Operasi rahim sebelumnya
- Anomali rahim bawaan
Efek Samping ERPOC
Seperti halnya prosedur bedah, ada beberapa risiko yang terkait dengan metode ERPOC kuret ini, yaitu:
- Pendarahan hebat selama prosedur
- Infeksi
- Kerusakan pada rahim atau leher rahim
- Membutuhkan prosedur lain jika bahan telah ditinggalkan di dalam rahim karena kesalahan
- Reaksi alergi terhadap anestesi.
Meskipun komplikasi ERPOC ini jarang terjadi, dokter akan memastikan bahwa Anda memahaminya sepenuhnya sebelum prosedur. Mereka hanya akan merekomendasikan manajemen bedah keguguran jika itu tepat untuk Anda.
Artikel terkait: Perlukah Melakukan Kuret Saat Keguguran? Berikut Penjelasan Lengkapnya, Bun!
Alasan Harus Menjalani ERPOC
Proses fisik keguguran dapat bervariasi sesuai dengan faktor-faktor seperti lamanya kehamilan, sehingga manajemen bedah tidak diperlukan dalam setiap kasus. Anda mungkin perlu menjalani evakuasi bedah produk konsepsi yang tertinggal jika:
- Pemindaian ultrasound menunjukkan bahwa kehamilan telah berakhir tetapi tubuh Anda belum memulai proses keguguran
- Keguguran itu tidak lengkap sehingga ada jaringan yang tersisa di tubuh
- Menunggu proses keluarnya sisa jaringan terjadi secara alami tidak berhasil atau Anda lebih suka tidak menunggu
- Obat untuk memulai atau mempercepat proses keluarnya sisa jaringan tidak berhasil atau tidak cocok untuk Anda.
Metode ERPOC Kuret
Sebelum menjalaninya, dokter atau perawat praktisi akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk mencatat riwayat kesehatan. Pasien juga akan mengambil sampel darah rutin (hitung darah lengkap dan golongan darah) dan penerimaan ke bangsal akan diatur. Pasien akan disarankan untuk tidak makan atau minum (termasuk makanan manis dan permen karet) selama 6 jam sebelum operasi, kecuali air putih yang boleh dikonsumsi sampai 2 jam sebelum operasi.
Pasien akan diberikan informasi tentang operasi. Anda kemudian akan diminta untuk menandatangani formulir persetujuan. Ahli anestesi dan ahli bedah juga akan datang menemui Anda sebelum operasi. Ahli anestesi bertanggung jawab untuk memberi anestesi umum, sehingga pasien tertidur untuk operasi. Ada risiko kecil yang terkait dengan anestesi umum.
Jika Bunda pernah mengalami keguguran yang memerlukan penanganan bedah, prosedur ERPOC akan dilakukan sesegera mungkin. Mungkin perlu segera dioperasi jika Anda mengalami pendarahan hebat, tetapi selain itu aman untuk menunggu beberapa hari sebelum operasi.
Adapun beberapa prosedurnya adalah:
- Pasien biasanya akan diberikan anestesi umum sebelum ERPOC, sehingga Anda akan tertidur dan tidak menyadari apa pun yang terjadi selama prosedur
- Spekulum akan dimasukkan ke dalam vagina untuk menahannya terbuka
- Leher rahim akan dibuka
- Semua jaringan kehamilan akan dikeluarkan dengan hati-hati menggunakan instrumen yang dirancang khusus
- Alat isap juga dapat digunakan untuk membersihkan jaringan dari rahim
Prosedur ini akan memakan waktu sekitar 15 menit.
Setelah operasi dilakukan, biasanya pasien akan merasa tidak nyaman. Beri tahu perawat dan mungkin Anda akan diberikan pereda nyeri. Jika golongan darah rhesus negatif, Anda akan diberikan suntikan Anti-D Immunoglobulin untuk melindungi kehamilan berikutnya.
Apakah Metode ERPOC sama dengan Kuret?
Operasi untuk mengangkat janin yang tidak berkembang selama kehamilan.juga disebut dengan dilatasi dan kuretase. Jadi, istilah ERPOC adalah nama lain dari metode kuret.
Artikel terkait: Daftar makanan yang perlu dikonsumsi pasca kuret agar cepat pulih
Apakah Masih Bisa Punya Anak setelah Menjalani ERPOC?
Kebanyakan perempuan yang menerima pengobatan ERPOC masih bisa hamil dan memiliki kehamilan yang sehat. Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan parut rahim dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Cari pertolongan medis segera jika Bunda mengalami salah satu gejala berikut setelah kehamilan:
- Sulit bernapas.
- Pendarahan vagina yang berat.
- Demam tinggi.
- Mual dan muntah.
- Nyeri panggul yang parah.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai metode ERPOC, kuret yang dijalani Annisa Pohan usai mengalami keguguran akibat janin tidak berkembang di usia kehamilan 7 minggu.
Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi Anda, Parents!
***
Baca Juga:
Selain Annisa Pohan, Ini Artis yang Juga Alami Keguguran di Tahun 2022
Catat Parents! Biaya Kuret di Rumah Sakit di Kota-Kota Besar Indonesia
Berhubungan Intim Setelah Kuret, Ini yang Perlu Parents Perhatikan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.