Apa Itu STEM? Metode Belajar yang Dukung Anak Jadi Ilmuwan

Belajar STEM sejak dini ternyata mendukung anak berpikir kritis seperti ilmuwan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, bila Anda menginginkan anak menjadi seorang ilmuwan di masa depan, ternyata hal tersebut dapat dicapai dengan mudah. Caranya adalah dengan mengajarkan STEM pada anak sedini mungkin. Apa itu pembelajaran STEM?

Artikel Terkait: 4 Eksperimen Sains Sederhana, Yuk Coba di Rumah Bersama Si Kecil!

Apa Itu Model Pembelajaran STEM?

STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) adalah kurikulum pendidikan yang sangat berfokus pada mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika.

Metode pembelajaran STEM sendiri mendukung anak memiliki kemampuan berpikir yang logis dan kritis.

Kemampuan untuk menguasai keempat pengetahuan ini akan sangat bermanfaat di masa depannya nanti.

STEM mulai digunakan di berbagai sektor pekerjaan dan diperkirakan akan tetap sama hingga beberapa puluh tahun ke depan.

Apa Saja Jenis Pembelajaran STEM?

1. STEM Science

Kelas dalam kategori sains program STEM harus terlihat akrab dan mencakup biologi, ekologi, kimia, dan fisika.
 
Kelas sains STEM akan menggabungkan teknologi, teknik, dan matematika ke dalam studi ilmiah.

2. STEM Technology

Kelas-kelas teknologi termasuk topik-topik seperti pemodelan dan prototipe digital, pencetakan 3D, teknologi seluler, pemrograman komputer, analitik data, Internet of Things (IoT), pembelajaran mesin, dan pengembangan permainan.

3. STEM Engineering

Sama seperti teknologi, bidang dan ruang lingkup teknik telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.
 
Kelas-kelas teknik mencakup topik-topik seperti teknik sipil, elektronik, teknik elektro, teknik mesin, dan robotika. 

4. STEM Math

Matematika STEM menggabungkan konsep dan latihan yang menerapkan sains, teknologi, dan teknik untuk matematika.

Apa Manfaat Metode Belajar STEM?

Dalam beberapa hal, pendidikan STEM bermanfaat untuk membawa anak-anak mempercepat keterampilan dan pengetahuan yang paling relevan di masyarakat saat ini.
 
Secara umum, membuat siswa untuk menjadi lebih terpelajar dalam bidang sains dan teknologi saat ini, dan membentuk kehidupan sehari-hari. 
 

Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Mengenal STEM Sejak Dini?

Kemampuan menguasai STEM memiliki peranan penting ketika anak dewasa nanti. Saat ini semakin banyak lapangan pekerjaan yang berkutat di bidang sains, teknologi, teknik mesin dan juga matematika.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oleh sebab itu, peran orangtua dalam mengenalkan ilmu pengetahuan di keempat bidang ini menjadi sangat krusial. Berikut adalah tips yang bisa Parents lakukan untuk mengenalkan STEM sejak dini pada si kecil:

1. Membagi Pekerjaan di Rumah Secara Adil antara Ibu dan Ayah

Banyak orang yang berpikir bahwa pekerjaan di bidang STEM hanya bisa dilakukan oleh lelaki.

Jika ayah selalu memperbaiki barang rusak di rumah dan ibu selalu memasak serta membersihkan rumah, hal ini malah menguatkan stigma perbedaan gender yang ada.

Karena itu, cobalah berganti peran sesekali. Misalnya, ibu yang memasang lampu sedangkan ayah yang membersihkan dapur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: Mengenal Perbedaan Gender pada Anak

2. Mengajari Anak Mengenal Bentuk dari Semua Benda di Sekitarnya

Ada banyak bentuk yang bisa Parents kenalkan pada anak, seperti bentuk bantal yang persegi, bola yang bulat, dan lain sebagainya.

Setelah mengenal perbedaan bentuk, minta dia untuk membandingkan benda-benda tersebut dari ukurannya.

Ajari anak untuk membedakan benda dari ukuran, mulai yang terkecil hingga yang terbesar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Dorong Anak untuk Bertanya ‘Apa’ dan Bukan ‘Kenapa’

Secara alami, anak memiliki kecenderungan untuk bertanya ‘kenapa’ dengan pandangan bahwa ada jawaban yang benar dan ada jawaban yang salah.

Bertanya ‘apa’ akan memaksa anak untuk berpikir tentang apa yang sedang mereka lihat dan mendorongnya untuk mengatakan hasil pengamatannya.

Sebagai permulaan, orang tua bisa mulai memberikan pertanyaan yang diawali ‘apa’ dan biarkan anak menjelaskannya pada Anda.

4. Jangan Tunjukkan Ketidaksukaan Anda Terhadap Matematika di Hadapan Anak

Matematika seringkali menjadi musuh orang dewasa, terutama bagi Parents yang selalu mendapat nilai matematika pas-pasan waktu sekolah.

Jangan biarkan anak melihat ini. Daripada menggunakan kalkulator di ponsel untuk menghitung, yang pastinya akan ditiru oleh anak, sebaiknya Parents mengajak anak melakukan hitungan sederhana menggunakan jari.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika anak mulai sekolah nanti, dia bisa percaya diri menghitung tanpa kalkulator.

Artikel Terkait: Baikkah Bila Anak Belajar Berhitung dengan Jari

5. Ajarkan Sebab Akibat

Tunjukkan pada anak hubungan sebab akibat dengan cara yang sederhana.

Misalnya, lampu menyala karena ayah menekan tombol on di sakelar dan lampu mati karena ayah menekan tombol off.

Kemudian, minta anak untuk menjelaskan konsep hubungan sebab akibat dengan menggunakan tombol sakelar lain di dalam rumah.

Untuk memberi contoh lain yang lebih kompleks, Parents bisa menggunakan tombol on/off di televisi atau lampu senter.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Menghitung dengan Rima dan Nyanyian

Dengan menghitung berirama dan bernyanyi saat belajar, bayi bisa mengenali pola mana yang memegang peranan penting dalam dasar belajar STEM.

Mengenali pola adalah langkah pertama untuk memprediksi hasil yang merupakan kunci dari belajar STEM.

Yuk, ajari anak belajar STEM agar dia bisa berpikir kritis, analitis, logis, kreatif, inovatif dan memiliki solusi saat menghadapi masalah apa pun. Siapa tahu ia akan jadi ilmuwan di masa depan nanti.

***

Disarikan dari tulisan Prianka di theAsianparent Singapura

Baca Juga:

Parents, Ini 7 Games yang Dilarang untuk Anak, Termasuk Roblox

Seefektif Apa Metode Blended Learning dalam Proses Belajar Anak? Ini Penjelasan Pakar

Manfaat Metode Belajar Eksperimen Sains untuk Anak, Sayang untuk Dilewatkan!

 

Penulis

Aulia Trisna