Parents, bila Anda menginginkan anak menjadi seorang ilmuwan di masa depan, ternyata hal tersebut dapat dicapai dengan mudah. Caranya adalah dengan mengajarkan STEM pada anak sedini mungkin. Apa itu pembelajaran STEM?
Artikel Terkait: 4 Eksperimen Sains Sederhana, Yuk Coba di Rumah Bersama Si Kecil!
Daftar isi
Apa Itu Model Pembelajaran STEM?
STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) adalah kurikulum pendidikan yang sangat berfokus pada mata pelajaran Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika.
Metode pembelajaran STEM sendiri mendukung anak memiliki kemampuan berpikir yang logis dan kritis.
Kemampuan untuk menguasai keempat pengetahuan ini akan sangat bermanfaat di masa depannya nanti.
STEM mulai digunakan di berbagai sektor pekerjaan dan diperkirakan akan tetap sama hingga beberapa puluh tahun ke depan.
Apa Saja Jenis Pembelajaran STEM?
1. STEM Science
2. STEM Technology
3. STEM Engineering
4. STEM Math
Apa Manfaat Metode Belajar STEM?
Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Mengenal STEM Sejak Dini?
Kemampuan menguasai STEM memiliki peranan penting ketika anak dewasa nanti. Saat ini semakin banyak lapangan pekerjaan yang berkutat di bidang sains, teknologi, teknik mesin dan juga matematika.
Oleh sebab itu, peran orangtua dalam mengenalkan ilmu pengetahuan di keempat bidang ini menjadi sangat krusial. Berikut adalah tips yang bisa Parents lakukan untuk mengenalkan STEM sejak dini pada si kecil:
1. Membagi Pekerjaan di Rumah Secara Adil antara Ibu dan Ayah
Banyak orang yang berpikir bahwa pekerjaan di bidang STEM hanya bisa dilakukan oleh lelaki.
Jika ayah selalu memperbaiki barang rusak di rumah dan ibu selalu memasak serta membersihkan rumah, hal ini malah menguatkan stigma perbedaan gender yang ada.
Karena itu, cobalah berganti peran sesekali. Misalnya, ibu yang memasang lampu sedangkan ayah yang membersihkan dapur.
Artikel Terkait: Mengenal Perbedaan Gender pada Anak
2. Mengajari Anak Mengenal Bentuk dari Semua Benda di Sekitarnya
Ada banyak bentuk yang bisa Parents kenalkan pada anak, seperti bentuk bantal yang persegi, bola yang bulat, dan lain sebagainya.
Setelah mengenal perbedaan bentuk, minta dia untuk membandingkan benda-benda tersebut dari ukurannya.
Ajari anak untuk membedakan benda dari ukuran, mulai yang terkecil hingga yang terbesar.
3. Dorong Anak untuk Bertanya ‘Apa’ dan Bukan ‘Kenapa’
Secara alami, anak memiliki kecenderungan untuk bertanya ‘kenapa’ dengan pandangan bahwa ada jawaban yang benar dan ada jawaban yang salah.
Bertanya ‘apa’ akan memaksa anak untuk berpikir tentang apa yang sedang mereka lihat dan mendorongnya untuk mengatakan hasil pengamatannya.
Sebagai permulaan, orang tua bisa mulai memberikan pertanyaan yang diawali ‘apa’ dan biarkan anak menjelaskannya pada Anda.
4. Jangan Tunjukkan Ketidaksukaan Anda Terhadap Matematika di Hadapan Anak
Matematika seringkali menjadi musuh orang dewasa, terutama bagi Parents yang selalu mendapat nilai matematika pas-pasan waktu sekolah.
Jangan biarkan anak melihat ini. Daripada menggunakan kalkulator di ponsel untuk menghitung, yang pastinya akan ditiru oleh anak, sebaiknya Parents mengajak anak melakukan hitungan sederhana menggunakan jari.
Ketika anak mulai sekolah nanti, dia bisa percaya diri menghitung tanpa kalkulator.
Artikel Terkait: Baikkah Bila Anak Belajar Berhitung dengan Jari
5. Ajarkan Sebab Akibat
Tunjukkan pada anak hubungan sebab akibat dengan cara yang sederhana.
Misalnya, lampu menyala karena ayah menekan tombol on di sakelar dan lampu mati karena ayah menekan tombol off.
Kemudian, minta anak untuk menjelaskan konsep hubungan sebab akibat dengan menggunakan tombol sakelar lain di dalam rumah.
Untuk memberi contoh lain yang lebih kompleks, Parents bisa menggunakan tombol on/off di televisi atau lampu senter.
6. Menghitung dengan Rima dan Nyanyian
Dengan menghitung berirama dan bernyanyi saat belajar, bayi bisa mengenali pola mana yang memegang peranan penting dalam dasar belajar STEM.
Mengenali pola adalah langkah pertama untuk memprediksi hasil yang merupakan kunci dari belajar STEM.
Yuk, ajari anak belajar STEM agar dia bisa berpikir kritis, analitis, logis, kreatif, inovatif dan memiliki solusi saat menghadapi masalah apa pun. Siapa tahu ia akan jadi ilmuwan di masa depan nanti.
***
Disarikan dari tulisan Prianka di theAsianparent Singapura
Baca Juga:
Parents, Ini 7 Games yang Dilarang untuk Anak, Termasuk Roblox
Seefektif Apa Metode Blended Learning dalam Proses Belajar Anak? Ini Penjelasan Pakar
Manfaat Metode Belajar Eksperimen Sains untuk Anak, Sayang untuk Dilewatkan!