Tidak bisa dipungkiri, ya, kalau matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak dihindari bahkan ditakuti oleh sebagian anak-anak. Padahal, jika sudah menemukan metode belajar yang menyenangkan, anak-anak bisa merasakan manfaat belajar matematika.
Faktanya, ada sederet manfaat belajar matematika bagi kehidupan. Itulah mengapa, penting bagi Parents untuk melihat minat dan bakat anak-anak. Apakah mereka memiliki ketertarikan untuk bisa belajar dan memahami matematika. Dengan demikian, kita sebagai orang tua tentu saja bisa memberikan fasilitas dan menstimulasi dengan tepat.
Manfaat Belajar matematika Bagi Anak
Trainer Parenting Nasional, Kurnia Widhiatuti menyebutkan bahwa ahli matematika zaman lampau Al-Kindi mengatakan bahwa matematika merupakan mukadimah (pengantar) bagi kita untuk memahami filsafat kehidupan.
Setidaknya, perempuan yang kerap disapa Bunda Kurnia ini menyebutkan ada beberapa manfaat belajar matematika. Apa saja?
1. Bisa Mengaktivasi Otak Kiri dan Kanan
Ia mengatakan kalau matematika sangatlah penting, dan tidak hanya berkutat dalam hitung-hitungan saja. “Yang menarik, matematika bisa mengaktivasi otak kiri dan kanan secara seimbang,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelasankan bahwa selama ini banyak persepsi yang salah. Menganggap bahwa matematika hanya ada di otak kiri yang membutuhkan pertimbangan logis.
“Padahal sebetulnya, otak kanan yang bersifat imajinatif dan kreatif, juga membutuhkan pertimbangan logis matematis. Dengan kemampuan matematika, otak kanan yang hampir abstrak, dan kadang sulit dikendalikan, bisa diimbangi dan lebih terukur. Seseorang akan bisa mengurutkan, mana ide-ide yang sebaiknya direalisasikan, dan mana yang belum saatnya,” paparnya.
2. Matematika Bisa Mengajarkan Anak Semua Aspek Kehidupan
Ia melanjutkan, matematika tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. “Segala yang kita lihat, sentuh, dan bicarakan, tanpa sadar adalah matematika. Bentuk laptop (persegi); sudut-sudut di tempat tidur; hingga takaran bumbu dan garam saat memasak, semua itu matematika,” ujarnya.
3. Melatih Mengembangkan Logika dan Memiliki Perspektif atau Sudut Pandang yang Baru
Matematika bahkan bisa membuat kita memiliki persepsi baru terhadap suatu persoalan. Bunda Kurnia memberikan contoh, saat kecil sang ayah memberinya atlas dunia. Melihat gambar 5 benua di atlas, Bunda Kurnia kecil saat itu berpikir, Indonesia ternyata kecil sekali.
“Dengan skala, jarak dari Jawa ke Sumatra tampak dekat. Dengan menganggap bidang yang begitu luas itu menjadi kecil, saya berpikir bahwa memungkinkan untuk singgah ke semua tempat, dengan cara yang mudah. Hingga bisa mewujudkan mimpi, dari yang tidak mungkin menjadi mungkin. Hanya dengan belajar skala dari atlas,” tuturnya.
4. Melatih Anak Lebih Teliti dan Sabar
Alasan mengapa banyak yang tidak menyukai dan menghindari pelajaran matematika dikarenakan soalnya yang dianggap rumit. Belum lagi dengan soal-soal cerita panjang. Tanpa disadari saat berusaha untuk menyelesaikannya, soal-soal akan mengejarkan seseorang untuk bisa lebih teliti dan sabar. Jika salah langkah, menghitung atau menulis, tentu saja akan terjadi kesalahan.
5. Manfaat Belajar Matematika Bisa Melatih Memecahkan Masalah Lebih cepat dan tepat
Dalam menjalani hidup, tentu saja tidak akan terlepas dari berbagai masalah. Nyatanya, salah satu manfaat belajar matematika yang tidak bisa diabaikan adalah mengajarkan untuk bisa memecahkan masalah. Biar bagaimana pun, dengan belajar matematika, akan melatih seseorang untuk bisa mengembangkan sistem yang lebih baik untuk pemecahan masalah.
Kemampuan Matematika, Sains, dan Membaca Anak Indonesia Rendah
Meskipun manfaat belajar matematika sangat banyak, ada fakta yang cukup mengkhawatirkan. Survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan kemampuan matematika, sains, dan membaca pada anak Indonesia berada di peringkat rendah.
Hal ini tentu saja tidak bisa diabaikan begitu saja. Survei ini sendiri berdasarkan program yang digagas oleh The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Tercatat, untuk matematika, Indonesia berada di peringkat 75 dari 81 negara dunia, dengan skor 379. Sangat jauh dibandingkan negara ASEAN lain seperti Singapura yang menduduki peringkat 2, dengan skor 569.
Rektor Universitas Tarumanegara Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, I.P.M. menjelaskan kondisi ini memang tidak terlepas dari bagaimana proses pembelajaran matematikan di sekolah. Mulai dari tingkat TK, SD, SMP, hingga SMA bahkan perguruan tinggi. Prof. Purna mengatakan, “Proses pembelajaran akan membentuk kemampuan matematika anak,” ujarnya.
Tidak hanya di sekolah, proses pembelajaran matematika ini tentu saja tidak terlepas dari peran orang tua di rumah. Bagaimana orang tua bisa mendukung dan mencari metode pembelajaran yang menyenangkan.
Setidaknya, orang tua bisa mulai mengubah persepsi dan menghilangkan momok yang memunculkan persepsi bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. dalam hal ini Prof. Purna mengingatkan bahwa matematika perlu dipelajari sesuai kegunaannya.
“Bila ditunjukkan kegunaannya, anak pasti tertarik. Misalnya untuk jual beli. Jadi anak paham, seperti apa aplikasinya di masyarakat,” jelas Prof. Purna. Dan yang tak kalah penting, belajar matematika juga perlu dimulai dari yang sederhana dan mudah lebih dulu.
Menurut Prof. Purna, belajar lewat aplikasi juga menjadi salah satu pilihan. Misalnya, aplikasi belajar seperti CoLearn, start up aplikasi belajar lokal asal Indonesia ini sudah diluncurkan sejak Agustus 2020.
Selain menawarkan belajar yang lebih interaktif dengan menyampaikan materi dengan cara yang menarik. Dengan demikian anak-anak bisa mengikuti proses belajar dengan cara menyenangkan.
Harapannya, manfaat belajar matematika pun bisa dirasakan dan mendukung kesuksesan anak di masa yang akan datang.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.