Sebagian masyarakat percaya jika membiarkan bayi menangis dapat membawa dampak baik bagi kesehatannya. Contohnya yaitu bisa membantu bayi bergerak lebih aktif, membuatnya jadi lebih sehat, serta mengaktifkan sistem pernapasan.
Akan tetapi, apakah hal itu benar adanya? Atau justru akan ada dampak buruk yang bakal terjadi jika membiarkan bayi menangis terus-menerus?
Bolehkah Membiarkan Bayi Menangis Terus-menerus?
Membiarkan anak untuk menangis menjadi semacam pandangan yang benar untuk sebagian masyarakat sejak zaman dahulu. Melansir dari laman Psychologytoday, sebagian orangtua di zaman dahulu percaya bahwa anak harus diajarkan untuk mandiri dengan mengurangi ketergantungan pada orangtua sejak dini.
Dengan pandangan seperti itu, mereka juga percaya untuk tidak memberikan apa yang bayi butuhkan secara penuh, misalnya kebutuhan menyusui atau sebuah timangan. Meskipun masalah membiarkan bayi menangis ini masih menjadi kontroversi dan perdebatan banyak orang, beberapa penelitian yang membuktikan bahwa ada dampak buruk dari tindakan seperti ini.
Dampak Membiarkan Bayi Menangis
Berikut ini adalah beberapa di dampak buruk dari membiarkan buah hati menangis terus-menerus dalam waktu yang berulang.
1. Berisiko Mengalami Gangguan Perkembangan
Mengutip dari laman Kompast, Menurut Dr. Leach, bayi yang sering menangis dalam waktu lama bisa menyebabkan beberapa gangguan pada perkembangan otaknya. Hal ini tentu bisa membuat anak mengalami gangguan belajar di masa depannya.
Pernyataan dari Dr. Leach ini cukup bertentangan dengan beberapa pendapat dari para ahli yang justru mengemukakan pendapat untuk membiarkan akan menangis selama dua puluh menit agar terbentuk pola tidur yang rutin.
Menurut Dr. Leach, anak bayi belum memiliki pemahaman dan kesiapan mental untuk bisa dididik memiliki pola tidur rutin dengan cara menangis.
2. Menangis Terlalu Lama Bisa Memicu Produksi Hormon Kortisol
Memiliki kebiasaan menangis yang berkepanjangan, disertai dengan pengabaian yang disengaja dalam waktu lama dan berulang, dapat membuat tubuh anak memproduksi hormon stres tubuh yang sering disebut dengan hormon kortisol. Hormon ini dapat membahayakan otak, bahkan menurut beberapa ahli saraf, hormon kortisol bersifat racun bagi otak. Duh, seram, ya, Parents.
3. Menghilangkan Kepercayaan Anak pada Lingkungannya
Menurut laman Psychologytoday, tahun pertama kelahiran bayi adalah masa sensitif bagi buah hati untuk membangun rasa percaya pada dunia dan lingkungan di sekitarnya, terutama keluarga.
Saat bayi merasa bawa kebutuhannya akan kasih sayang terpenuhi dengan mudah dan tanpa kesusahan, anak memahami bahwa dunia adalah tempat yang baik, menyenangkan, bisa dipercaya, dan memahami tentang diri dan lingkungannya sebagai sebuah entitas positif.
Nah, bahaya sekali jika bayi merasa kebutuhannya tidak terpenuhi dengan baik di tahun pertamanya. Ia akan merasakan dan mengembangkan rasa ketidakpercayaan terhadap hubungannya dengan lingkungannya. Rasa percaya dirinya telah rusak dan hal ini tentu bisa berbahaya bagi dirinya di masa depan.
4. Anak Akan Mengembangakan Karakter Tertutup
Ketika bayi sedang membutuhkan pelukan dan kasih sayang, lalu orangtuanya datang dan menghiburnya, buah hati akan membangun ekspektasi yang menyenangkan. Hal ini akan melebur menjadi bagian dari karakternya yang positif di masa depan.
Jika yang terjadi pada bayi adalah sebaliknya, seperti merasa tidak nyaman karena dibiarkan menangis sendirian terus menerus, anak akan belajar untuk mengembangkan ekspektasi yang negatif dalam hidupnya. Sehingga, hal ini akan melebur dalam karakternya di masa depan untuk menutup diri, tidak percaya pada lingkungannya, dan berhenti tumbuh serta merasakan kepekaan terhadap lingkungannya.
Setelah melihat berbagai dampak buruk tersebut, bukan berarti bayi tidak boleh menangis sama sekali. Bagaimanapun, menangis adalah salah satu cara bayi berkomunikasi dengan orangtuanya untuk mengungkapkan ketidaknyamanan dan memberi tahu kebutuhan yang ia inginkan.
Hal yang berbahaya adalah sebuah pengabaian yang disengaja dari orangtua sehingga membangun kebiasaan menangis yang terus menerus pada bayi dalam waktu yang lama.
Demikianlah informasi seputar membiarkan bayi menangis dan dampak buruk yang menyertainya. Semoga bermanfaat, Parents.
Baca juga:
Tips Mengatasi Anak Cengeng
5 Cara Mengatasi Marah Kepada Anak
Aneka Terapi Untuk Mengatasi Anak Pemarah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.