Sudahkah Parents memberikan kasih sayang yang cukup untuk si kecil? Karena ternyata, kasih sayang Parents bisa berdampak pada perkembangan otak anak lho.
Sebuah penelitian membuktikan adanya hubungan kasih sayang dengan perkembangan otak si kecil yang lebih baik. Seperti apa penelitian tersebut? Yuk kita simak disini.
Penelitian tentang otak anak
Sebuah hasil penelitian tentang perkembangan otak anak bisa membuat kita ingin semakin sering memeluk anak-anak kita.
Coba perhatikan kedua gambar otak ini. Selain besarnya yang berbeda, gambar otak di sebelah kiri juga mempunyai kerutan dan tanda hitam yang lebih sedikit.
Gambar : telegraph.co.uk dengan perubahan teks.
Para ahli neurologis berusaha menginterpretasikan perbedaan kedua gambar tersebut, dan menemukan sebuah perbedaan yang sangat mengejutkan dan luar biasa.
Gambar otak di sebelah kanan ternyata memiliki kekurangan beberapa bagian yang sangat mendasar dibandingkan dengan gambar di sebelah kiri. Kekurangan tersebut menyebabkan anak tidak mungkin berkembang sesuai kapasitas yang bisa dilakukan oleh pemilik otak di gambar kiri.
Kekurangan ini juga menyebabkan pemilik otak di gambar sebelah kanan kurang cerdas, kurang mampu berempati kepada orang lain, bahkan bisa jadi, menjadi pemakai obat-obatan, atau malah terlibat dalam tindak kriminal.
Lebih buruk lagi, kekurangan tersebut bisa menjadikannya pengangguran, keterbelakangan mental hingga masalah kesehatan yang serius.
Melihat keadaan yang seperti itu, kita akan menduga bahwa pemilik otak yang berada di gambar kanan bisa jadi pernah mengalami kecelakaan atau menderita sakit yang amat parah.
Sayangnya, dugaan kita sangatlah salah
Penyebab utama dari perbedaan yang luar biasa tersebut adalah bagaimana kedua anak yang berusia 3 tahun itu diperlakukan oleh ibunya.
Anak yang disayangi sepenuh hati, dan sikap ibu yang selalu berusaha memenuhi kebutuhannya saat bayi ternyata mengalami perkembangan otak yang maksimal.
Sementara anak pemilik otak di gambar sebelah kanan, ternyata sering diabaikan dan diperlakukan dengan kasar oleh ibunya. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan banyaknya kerutan dan menciutnya otak.
Salah seorang Professor dari Universitas California, Los Angeles (UCLA), Allan Schore, menegaskan bahwa perkembangan otak buah hati merupakan hasil interaksi anak dengan pengasuh utamanya (yang biasanya adalah ibu).
“Perkembangan otak anak pada saat bayi sangat membutuhkan interaksi yang positif antara ibu dan bayi. Perkembangan sirkuit otak sangat tergantung dari hubungan tersebut.”
Lebih jauh Profesor Schore menjelaskan bila anak-anak tidak diperlakukan dengan baik pada dua tahun pertamanya, maka gen untuk berbagai aspek fungsi otak; seperti kecerdasan, tidak dapat berfungsi atau malah mungkin bisa jadi tidak ada.
Alam (dalam hal ini, otak) dan pemeliharaannya (dalam hal ini, pengasuhan anak), tidak dapat dipisahkan; gen atau faktor keturunan yang ada pada seorang bayi jelas-jelas terpengaruh akan bagaimana si bayi diperlakukan.
Proses pemberian kasih sayang kepada anak di awal kehidupannya memang bersifat sementara, hanya 2 tahun sejak si bayi lahir. Sayangnya, bila orangtua gagal dalam melakukan proses tersebut, maka kerusakan akan bersifat selamanya atau permanen.
Tingkat kerusakan yang terjadi memang berbeda-beda, tergantung bagaimana tindak kekerasan dan pengabaian yang anak terima.
Namun, karena 80% otak si buah hati terbentuk di dua tahun pertamanya, maka sekecil apapun kerusakan, kekurangan tersebut akan terus menetap pada otak si kecil.
Untuk itulah Parents, mari kita mulai untuk lebih memperhatikan si Kecil di rumah. Sering peluk mereka, dan tunjukkan bahwa kita akan selalu berada di samping mereka.
Bukankah bila perkembangan otak anak kita maksimal, kita pula yang akan bangga bukan?
Baca juga artikel menarik lainnya:
3 Hal Unik Tentang Perkembangan Otak Si Kecil
Jam Tidur Mempengaruhi Perkembangan Otak Buah Hati Anda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.