“Deg degan, deh, sebentar lagi kan saya mau melahirkan. Mudah-mudahan saja prosesnya lancar dan bisa melahirkan dengan jalan normal. Selain itu, saya juga kepengen melahirkan tanpa jahitan? Bisa nggak, sih?”
Jika pertanyaan di atas juga sedang Bunda pertanyakan, jawabannya bisa saja, kok.
Setidaknya hal ini ditegaskan oleh dr. Grace Valentine, Sp.OG dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah.
Perempuan yang biasa disapa dengan panggilan dokter Grace ini menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan jalan saat melahirkan
3 Hal yang perlu dilakukan agar melahirkan tanpa jahitan.
1. “Pertama pesiapkan diri sebelum melakukan persalinan, dengan melalukan olehraga dan konsumsi makanan kaya nutrisi. Hal ini penting untuk dilakukan untuk menjami kesejatan kulit, kekuatan dan elastisitas otor dasar panggul.
2. “Langkah lain saat melahirkan tanpa jahitan, jangan lupa perhatikan posisi persalinan yang baik dan benar, termasuk bagaimana cara pengaturan napas yang baik, dan ketaui juga kapan Bunda harus berhenti mengejan.
3. “Kemudian lakukan latihan mengejan yang baik dan benar sebelum persalinan. Disertai juga dengan pelaksanaan pijat perineum, yang dimulai sejak 4 sampai 6 minggu sebelum persalinan”
Penting untuk diketahui, perineum merupakan bagian tubuh diantara vagina dan anus. Pada bagian ini, terdapat banyak saraf dan sangat rentan mengalami robekan saat proses persalinan. Bagian ini juga yang nantinya akan disayat oleh dokter kandungan saat melakukan prosedur episiotomi.
Mungkin, membacanya sekarang akan membuat Bunda ngilu membayangkannya. Karena itu, pasti Bunda ingin menghindarinya sebisa mungkin, kan? Nah, pijat perineum inilah yang dapat membantu Bunda mengurangi risiko terjadinya episiotomi saat persalinan.
Pijat perineum juga dapat membantu otot-otot perineum dan jalan lahir menjadi lebih elastis dan kuat. Sehingga risiko mengalami robekan jalan lahir bisa berkurang.
Manfaat pijat perineum
Sekitar 40-80% ibu hamil berisiko mengalami robekan jalan lahir saat melakukan persalinan pervaginal. Dan sekitar dua pertiga robekan tersebut membutuhkan jahitan.
Mengutip dari Alodokter, menurut sebuah penelitian, ibu hamil yang rutin melakukan pijat perineum memiliki kemungkinan lebih kecil untuk membutuhkan prosedur episiotomi.
Pijat perineum dianjurkan mulai dilakukan pada trimester ketiga kehamilan, atau saat mendekati hari perkiraan lahir. Misalnya sekitar 3-4 minggu sebelum melahirkan.
Tidak perlu khawatir karena pijat perineum dikatakan aman untuk kondisi kehamilan yang sehat atau berisiko normal. Tapi perlu diingat, bukan berarti semua ibu bisa melakukan pijat perineum ya, Bunda.
Pijat perineum tidak diperuntukkan bagi ibu hamil yang menderita pendarahan vagina, mengidap herpes di organ intim, atau meiliki luka di vagina dan perineumnya.
Artikel terkait: Kenali faktor pemicu kehamilan risiko tinggi berikut ini
Beberapa manfaat dari pijat perineum, ialah sebagi berikut:
1. Mempersiapkan jaringan
Pijat meningkatkan aliran darah dan dapat membantu jaringan dan kulit meregang dengan lebih mudah dengan lebih sedikit rasa sakit saat melahirkan.
2. Menurunkan risiko jalan lahir robek
Sekitar 1 dari 15 perempuan yang secara teratur melakukan pijatan perineum tidak membutuhkan episiotomi atau mengalami robekan yang memerlukan jahitan.
3. Mengurangi risiko jahitan
Bahkan jika pijatan tidak mencegah robek, satu studi mengatakan pijatan mungkin mengurangi kebutuhan menjahit perineum sebanyak 10%. Ini pada dasarnya berarti bahwa memijat perineum dapat membuat robekan menjadi kurang parah.
4. Membantu mereka yang memiliki jaringan parut
Perempuan yang pernah mengalami cedera sebelumnya atau memiliki perineum yang kaku (berprofesi sebagai penari atau penunggang kuda) mungkin merasakan bahwa pijatan sangat membantu proses persalinan.
5. Mempersiapkan persalinan normal
Memperhatikan area yang paling membentang saat melahirkan memungkinkan Anda untuk fokus pada relaksasi dan mempelajari sensasi yang mungkin dialami. Ini dapat membantu Anda siap secara fisik maupun mental.
Nah, bila Bunda bertanya-tanya, apakah pijat perineum dapat dilakukan selama persalinan itu sendiri? Dalam ulasan terbaru dari studi, peneliti menemukan bahwa perempuan yang menerima pijatan selama persalinan tahap kedua (selama dan antara mendorong persalinan) memiliki risiko lebih rendah dari robekan jalan lahir derajat ketiga dan keempat.
Artikel terkait: Kehamilan berisiko tinggi bisa dialami siapa saja, kenali penyebabnya!
Cara melakukan pijat perineum
Pijat perineum tidak membutuhkan waktu lama, biasanya hanya sekitar 5 menit setiap harinya. Berikut ini langkah-langkahnya:
- Cuci tangan sebelum Bunda mulai melakukannya. Pastikan kuku jari sudah digunting agar tidak melukai bagian sensitif Bunda.
- Pilihlah posisi yang membuat Bunda nyaman untuk melakukannya. Bisa dengan posisi duduk, berbaring atau berdiri dengan meletakkan satu kaki di kursi. Bunda juga bisa menggunakan kompres hangat untuk membuat otot perineum rileks.
- Oleskan jari dengan minyak yang lembut dan tidak membuat sensasi panas di kulit. Kemudian posisikan jari jempol sekitar 203 cm di dalam vagina.
- Dengan jari tersebut, tekan bagian dalam vagina dengan lembut ke arah dubur dan bagian samping vagina. Bunda bisa merasakan sensasi kesemutan dan nyeri pada awalnya, namun lama-lama akan berkurang ketika pijat perineum dilakukan.
- Pijatan ini dapat dilakukan selama 2 menit, namun kalau Bunda merasa semakin tidak nyaman dan sakit, sebaiknya segera hentikan, ya.
- Setelah melakukan pijat perineum, lakukan pijatan membentuk huruf U pada area vagina bagian bawah. Lakukan selama 1 menit.
Pijatan perineum sebenarnya tidak sulit dilakukan, namun bila Bunda merasa ragu dan bingung untuk mengaplikasikannya, sebaiknya berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter kandungan ya, Bun.
Minyak yang digunakan untuk pijat perineum
Bunda dapat menggunakan berbagai minyak untuk pijat perineum. Tujuan utama menggunakan minyak ini adalah sebagai pelumasan untuk menghilangkan gesekan. Memilih jenis tertentu tergantung pada preferensi, akses, dan ketersediannya.
Jenis minyak yang bisa Bunda coba:
- minyak alami, seperti minyak bunga matahari organik, biji anggur, kelapa, almond, atau zaitun
- pelumas pribadi, seperti K-Y Jelly, juga merupakan pilihan yang baik karena larut dalam air
- Pelumas vagina, jika ini membuat Bunda lebih nyaman
Apa pun yang Bunda pilih, hindari menggunakan minyak sintetis atau pelumas, seperti baby oil, minyak mineral, atau petroleum jelly.
Jangan lupa untuk berdiskusi dulu dengan dokter sebelum melakukannya ya, Bunda. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Referensi: Healthline, Alodokter, whattoexpect
Baca juga
12 langkah pijatan perineum untuk hindari robekan vagina saat persalinan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.