Kehamilan risiko tinggi biasa terjadi pada mereka yang telah mengalami gangguan medis, baik sebelum atau sesudah kehamilan.
Beberapa kasus kehamilan risiko tinggi juga muncul selama kehamilan apabila janin atau si Ibu mengalami gangguan medis.
Faktor pemicu kehamilan risiko tinggi
Sesungguhnya, setiap memiliki risiko. Tinggi atau tidaknya risiko, tergantung dari beberapa faktor; di antaranya:
1. Hamil diatas 35 tahun
Gaya hidup tidak sehat seperti merokok, suka mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan illegal dapat meningkatkan resiko kehamilan.
2. Memiliki catatan medis yang kurang baik
Pernah operasi Caesar, melahirkan bayi dengan bobot di bawah standar, kelahiran prematur, melahirkan bayi yang meninggal dalam kandungan atau bayi meninggal sesaat setelah dilahirkan, memiliki riwayat penyakit keturunan, kondisi genetik janin yang kurang baik.
3. Kondisi medis yang kurang baik
Diabetes, tekanan darah tinggi, anemia, epilepsi dan kondisi kesehatan mental lainnya dapat meningkatkan resiki kehamilan. Ibu yang sedang dalam masa pengobatan juga memiliki kemungkinan risiko kehamilan tinggi.
4. Kehamilan komplikasi
Selama kehamilan ibu bisa saja mengalami komplikasi; seperti gangguan pada uterus, serviks atau plasenta bayi, masih mengalami morning sickness meskipun sudah lewat trimester pertama, jumlah ketuban yang terlalu sedikit atau malah terlalu banyak, perbedaan resus bayi.
5. Pernah melahirkan bayi kembar dan melahirkan lewat waktu
Ibu yang pernah melahirkan bayi kembar, seringkali memiliki risiko diabetes, tekanan darah tinggi, juga atau gangguan kelenjar tiroid.
Bila Anda mengalami kehamilan risiko tinggi
Bila Moms memiliki satu atau beberapa faktor di atas, atau hanya sekedar ingin meminimalisir kemungkinan kehamilan risiko tinggi, maka langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Lakukan cek kesehatan sebelum memulai kehamilan
Selain memastikan kesehatan ibu, dengan memeriksakan kesiapan diri untuk hamil, kemungkinan adanya kehamilan risiko tinggi dapat segera diketahui.
Bila kemudian Moms termasuk dalam kategori kehamilan resiko tinggi, maka tenangkan hati, dan tetaplah berpikir positif. Ikuti semua petunjuk dokter untuk mendapatkan penganan terbaik.
2. Manfaatkan waktu konsultasi dengan baik
Jika ada keluhan, catat dan kemudian konsultasikan kepada dokter. Jangan merasa sungkan untuk mengungkapkan, agar dokter dapat mengetahui tindakan yang tepat untuk Moms. Kemudian patuhi dengan baik apa yang dokter anjurkan atau larang untuk dilakukan.
3. Dapatkan dokter ahli yang tepat
Kondisi kehamilan risiko tinggi seringkali membuat Moms harus dirujuk ke beberapa ahli kesehatan. Misalkan bila Moms ternyata memiliki gejala preeklamsia, maka Moms juga perlu untuk berkonsultasi kepada dokter ahli penyakit dalam.
4. Cukupi asupan gizi
Sesuaikan asupan gizi Moms dengan kondisi kesehatan yang Moms miliki. Misalkan bila Moms memiliki risiko preeklamsia maka akan lebih baik bila menghindarkan diri dari makanan yang banyak mengandung garam, lemak dan berolesterol tinggi.
5. Penuhi target berat badan ideal sebelum hamil
Selain akan lebih mudah bagi Moms untuk mengembalikan berat setelah melahirkan nanti, berat badan yang ideal (sesuai dengan BMI) juga akan lebih mendukung kesehatan si Bayi.
Kenaikan berat badan yang ideal selama kehamilan tergantung berat badan sebelum hamil; untuk itu ikuti petunjuk dokter bagaimana cara memnuhi asupan gizi dengan baik agar tetap dalam rentang berat badan yang ideal.
6. Hindari hal-hal yang semakin memperbesar risiko kehamilan
Rokok, alkohol, adalah beberapa zat yang harus Moms hindari guna meminimalisir risiko kehamilan. Bila hendak mengkomsumsi suplemen kesehatan, maka konsultasikan hal tersebut terlebih dahulu dengan dokter.
Kondisi kehamilan risiko tinggi memang membutuhkan perhatian ekstra. Untuk itu, minta suami untuk berperan serta dengan menjadi suami siaga, siap antar dan jaga.
Jadi, suami harus siap mengantar Moms peiksa kandungan, juga bila kemudian ada gangguan selama kehamilan. Dan jangan lupa, tetap berpikir positif ya, Mom.
Baca juga
Perkembangan Janin dari Minggu ke Minggu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.