Mengajarkan toilet training pada anak itu susah-susah gampang, ya, Parents. Tidak dapat dipungkiri, dalam menjalankannya, pasti ada saja masalah yang menghampiri saat mengajarkan toilet training pada anak.
Namun, jangan menyerah dulu. Faktanya, memang ada beragam kendala yang akan sering Anda hadapi saat mengajarkan hal ini pada si Kecil.
Lalu, memangnya apa saja, sih, kendala yang sering dialami? Yuk, cari tahu masalah toilet training yang sering terjadi dan cara mengatasinya sebagai berikut!
Masalah yang Sering Terjadi Saat Ajarkan Toilet Training pada Anak
Menerapkan toilet training kepada si Kecil memang diharuskan, terlebih jika usianya sudah cukup siap. Namun, tentunya Parents akan mengalami beberapa kendala dalam menjalankan. Apalagi, jika ini merupakan pengalaman pertama yang baru Parents lakukan.
Mendampingi anak untuk beralih dari popok ke toilet memang membutuhkan kesiapan dari dua belah pihak, yakni Parents dan si Kecil. Untuk itu, beberapa masalah ini akan muncul ketika Parents dan si kecil menjalankannya. Namun, tak usah khawatir, kami juga akan membagikan kiat-kiat agar Anda bisa mengatasi kendala toilet training yang kerap terjadi. Yuk, disimak!
1. Si Kecil Menolak Ke Toilet
Kendala ini akan sering Parents hadapi. Kalau terjadi, tetap tenang, ya. Pasalnya, bentuk penolakan juga bisa menjadi sebuah tanda bahwa si Kecil belum siap untuk memulai latihan ini.
Nah, hal yang perlu Parents lakukan adalah membawa si kecil ke kamar mandi saat ia terlihat ingin membuang air kecil atau besar.
Biarkan si Kecil duduk di pispot beberapa menit, kemudian jelaskan apa yang Parents inginkan. Tak perlu dipaksa, karena pemaksaan malah akan menimbulkan dampak buruk pada proses pelatihan yang sedang dilakukan.
Penolakan dari si Kecil itu hal yang wajar, kok, mengingat ia belum terbiasa dengan hal baru. Terkadang, mereka menolak karena memiliki ketakutan khusus tentang toilet atau kondisi pencernaan si kecil sedang bermasalah. Misalnya, dia mengalami sembelit, sehingga merasa sakit untuk melakukan buang air besar dan enggan melakukan toilet training.
Jika hal itu terjadi, berikanlah rasa nyaman dan aman pada si Kecil dan biarkan dia rileks terlebih dulu.
Kalau di hari itu tidak berhasil, maka bisa dicoba lagi di hari berikutnya.
Parents pun perlu perhatikan, ketika memulai toilet training, pastikan pencernaan si kecil dalam keadaan baik. Misalnya, saat si Kecil tidak sembelit, mengalami feses keras, atau kondisi lain yang membuat dirinya tidak nyaman untuk berlatih kemampuan barunya.
2. Si Kecil Mengalami Kecelakaan di Toilet
Jangan panik dulu, Parents. Terkadang, hal ini memang bisa terjadi. Seperti si Kecil terpeleset dan jatuh ke kloset, atau pun terjepit di dalamnya.
Agar kejadian ini bisa dicegah, pastikan Anda mendampingi dan buatlah si Kecil senyaman mungkin saat melakukan latihan ini. Hindari memaksa apalagi memarahinya, ya.
Jika dalam beberapa minggu si Kecil masih menolak melakukan latihan, berikan ia jeda waktu sebentar dan tunggu sampai ia siap melakukannya lagi.
3. Menolak Menggunakan Pispot
Penolakan ini menjadi permasalahan yang memang sering dihadapi juga. Apabila ini terjadi, tak usah memaksa, ya, Parents. Paksaan tidak baik untuk keberhasilan latihan si Kecil. Mereka memang akan merasa tidak nyaman karena pertama kali menggunakan pispot atau toilet. Kaki yang menggantung dan rasa takut terjatuh ke dalam toilet bisa mendasari penolakannya tersebut.
Untuk mengatasinya, Parents bisa memberikan pispot atau alat bantu toilet yang ukurannya sesuai dengan si Kecil agar dia bisa merasa lebih nyaman dan aman saat toilet training.
4. Si Kecil Masih Sering Ngompol
Dalam hal ini, si Kecil memang masih belum bisa menyadari keinginannya untuk buang air kecil. Namun, ia sudah bisa menyadari rasa ingin buang air besar.
Hal semacam ini wajar. Sebagian anak memang belum bisa mengondisikan kandung kemih sepenuhnya, sehingga di awal proses pelatihan ini mereka cenderung akan sering ngompol.
5. Takut Tersedot ke Toilet
Bagi Anda yang menggunakan kloset duduk, ini menjadi masalah yang biasa dihadapi ketika melakukan toilet training. Suara derasnya air saat menyiram kloset dapat menimbulkan rasa takut pada si Kecil. Mereka merasa khawatir bisa tersedot ke dalamnya ketika duduk di sana.
Cara yang bisa dilakukan adalah membiarkan si Kecil untuk memegang kendali. Misalnya, Anda bisa membiarkan ia menyiram kloset sendiri. Hal itu dapat mengurangi rasa takut terhadap suara derasnya air.
6. Menangis Ketika Melihat Kotorannya Keluar
Sebagian anak akan menangis ketika melihat air seni atau fesesnya keluar. Itu hal wajar karena mereka belum memahami bahwa sesuatu dari tubuh, yakni kotoran, yang harus dibuang. Ketika si Kecil mengalami itu, tenangkan ia dan jelaskan secara perlahan bahwa memang ada kotoran dalam tubuhnya yang harus dikeluarkan.
7. Memainkan Fesesnya
Usia balita biasanya penuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi, terlebih pada hal atau benda baru yang ditemuinya. Itu pun bisa terjadi ketika si Kecil melakukan pelatihan toilet. Seperti Anda kerap melihatnya sedang memainkan feses.
Untuk mengatasinya, Anda bisa memberi arahan pada si Kecil bahwa benda tersebut bukanlah barang mainan atau tidak untuk dimakan.
8. Hanya Mau ke Toilet dengan Satu Orang yang Sama
Hal ini sangat normal terjadi ketika menjalankan awal pelatihan. Biasanya, si Kecil hanya ingin ke toilet bersama Bunda. Hal ini bisa Anda atasi dengan cara menarik diri.
Ketika si Kecil ingin ke kamar mandi, tawarkan untuk membantu membukakan celananya dan Bunda bisa memantaunya dari depan pintu.
Sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang sudah si kecil lakukan, Anda bisa memberikannya apresiasi. Misalnya, memberikan ia pujian atau stiker keberhasilan. Dengan begitu, si Kecil akan merasa senang dan termotivasi untuk mengulangi keberhasilannya lagi di kemudian hari.
9. Sering Mengompol di Malam Hari
Seperti pada balita lain yang baru saja memulai pelatihan ini, anak akan sering mengompol terutama di waktu tidur. Parents bisa mengatasinya dengan mengajaknya ke kamar mandi dulu untuk buang air kecil menjelang waktu tidur, atau membangunkan si Kecil di tengah malam untuk pergi ke toilet. Kebiasaan sederhana ini bisa membantu melatih si Kecil agar tidak mengompol di malam hari.
10. Masih Minta Popok Saat Mau BAB
Si Kecil masih suka minta popok ketika mau buang air besar? Itu juga termasuk permasalahan toilet training yang kerap terjadi. Namun, hal tersebut sebenarnya bisa saja menjadi petunjuk bahwa si Kecil sudah siap secara fisik untuk melakukan toilet training, lho. Maka, jangan menganggap kondisi tersebut menjadi sebuah kegagalan, ya.
Tetap berikan pujian dan motivasi positif kepada anak karena ia sudah mampu mengenali sinyal dari ususnya untuk buang air besar. Ikuti keinginannya, lalu ajaklah si Kecil ke kamar mandi sambil mengenakan popok. Secara perlahan, kebiasaan menggunakan popok akan ditinggalkan jika ia sudah terbiasa pergi ke toilet untuk BAB, kok.
Nah, itulah masalah yang kerap Anda hadapi saat mengajarkan toilet training pada anak. Melatih kemandirian pada si Kecil memang membutuhkan proses. Maka, tetaplah semangat dan ajarkan ia secara perlahan, ya, Parents. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
7 Keluhan yang Kerap Dialami Ibu Menyusui Beserta Tips Mengatasinya
Konselor Laktasi: "Busui Tak Perlu Memaksa Dapatkan Title ASI Eksklusif"
Anak Keras Kepala dan Suka Melawan? Kenali Penyebab Beserta Cara Mendidiknya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.