Toilet training atau melatih si kecil buang air di toilet adalah momen yang konon paling bikin orang tua frustasi di masa balita buah hatinya. Sebelum memulainya, sebaiknya Parents tahu dulu kapan si kecil siap dilatih, dan akan memakan waktu berapa lama.
Lora Jensen menuliskan jawabannya dalam buku terbarunya yang berjudul “3 Day Potty Training“. Jensen percaya, balita mulai siap belajar ke toilet sendiri, di pagi dan malam hari, untuk pipis dan pup, ketika mereka sudah berumur 22 bulan.
Dan sesuai dengan judulnya, trik toilet training darinya ini dapat dilakukan hanya dalam 3 hari! Berikut tips-tips unik sekaligus efektif dari Jensen agar si kecil mulai pergi ke toilet dengan sendirinya.
7 Tips Toilet Training
1. Persiapkan Toilet Training dengan Baik
Rencanakan tiga hari berturut-turut yang akan digunakan untuk melakukan toilet training bersama anak. Tiga hari tersebut harus berurutan. Jika Parents melewatkan satu hari, tunggu selama 30 hari sebelum memulai toilet training kembali.
Sekitar 2 minggu sebelum memulainya, ajarkan anak pemahaman bahwa buang air besar atau pipis di popok membuat popok dan pantat mereka kotor. Seperti contoh, jika sedang mengganti popok, Parents bisa menunjukkan ekspresi jijik dan memberitahunya bahwa popok kotor itu menjijikkan.
Berikan juga anak-anak makanan yang berserat tinggi selama tiga hari tersebut. Hal ini membantu agar anak tidak mengalami konstipasi saat melakukan toilet training.
Artikel terkait: Anaknya belajar toilet training, Alice Norin, “Bikin aku kerja keras!”
2. Singkirkan Sejumlah Pengalih Perhatian
Sebelumnya, Parents harus meninjau ulang rutinitas harian misalnya memasak dan membersihkan rumah. Atur jadwal agar fokus Parents tidak terbagi-bagi dan dapat memberikan perhatian kepada si kecil sepenuhnya. Hindari jadwal bepergian dalam masa toilet training, jika memungkinkan tetaplah berada di rumah dalam 3 hari.
Ini untuk si kecil, dan juga untuk Anda. Bagi Jensen, sangat dibutuhkan dedikasi yang tinggi selama 3 hari penuh demi tercapainya misi 3 hari melatih si kecil ke toilet ini.
“Selesaikan urusan belanja dan santapan di meja makan tepat waktu. Utamakan laundry dan membersihkan rumah terlebih dahulu. Bersiaplah untuk bermain game, mewarnai, maupun menonton bersama. Dan nikmatilah saat-saat tersebut bersama si kecil,” ungkapnya.
3. Singkirkan Semua Popoknya
Sekaranglah waktunya untuk melepaskan ketakutan Anda terhadap segala kebasahan. Anggap saja itu sebagai usaha untuk melenyapkan kebiasaan lama.
Jadi, tidak ada lagi popok, apalagi di saat si kecil tidur. Jika ia tidak memakai popok, ia akan merasa harus ke toilet untuk menjaga dirinya agar tetap kering dan bersih.
“Latihan di pagi dan malam hari di saat yang bersamaan sangat bermanfaat agar si kecil tidak merasa bingung. Anda juga telah berhasil menghilangkan perasaan mereka untuk menggunakan popok kembali,” tambah Jensen.
4. Ingatkan (Bukan Tanyakan) si Kecil jika Merasa Ingin Pipis atau Pup
“Jangan tanya, tapi ingatkan mereka bahwa ada waktu-waktu untuk ke toilet. Jika si kecil merasa mereka sedang belajar akan proses tersebut, maka mereka tidak akan menentangnya. Ini juga termasuk dalam membangunkan si kecil tengah malam hanya untuk pipis. Oleh karena itu, cobalah set alarm,” ujar ibu dari 6 anak ini.
Anak-anak akan merasa senang jika diberikan kontrol. Mereka suka merasa dipercaya bahwa mereka dapat melakukan sesuatu. Oleh karena itu, contohnya dengan menggunakan kata-kata “Kasih tahu, ya, kalau mau pipis/pup” membuat mereka merasa seperti mereka yang memegang kendali.
Artikel terkait: Nastusha berhasil toilet training tanpa drama, ini rahasia Chelsea Olivia
5. Hanya ke Kamar Mandi Saat Waktunya Buang Air
Terkadang beberapa orang tua berpikir menyuruh anak duduk di kloset dan menunggu sampai mereka ingin pipis atau pup dapat berhasil membuat mereka tahu cara benar menggunakan toilet.
Akan tetapi, Jensen tak berpikir hal tersebut benar. “Saya percaya Anda tidak boleh menyuruh anak diam di toilet jika mereka tidak buang air. Jangan biarkan anak diam di toilet tanpa melakukan apa pun karena bisa saja mereka menganggap itu hukuman atau time out,” ungkapnya.
Menurut Jensen, cara yang lebih baik adalah mengantar mereka ke toilet hanya jika mereka sudah bilang ingin buang air.
6. Hadiah dan Pujian
Saat anak berhasil buang air di toilet, Parents perlu memberinya pujian. Perlihatkan fakta bahwa pakaian dalamnya tidak basah atau kotor.
Ajak juga keluarga lainnya untuk memuji mereka dan perlihatkan kesuksesan anak kepada orang lain. Sebagai contoh Parents bisa mengajak si kecil untuk menelepon kakek nenek mereka dan ceritakan keberhasilan anak buang air di toilet.
Anak perlu melihat dan merasakan betapa hebatnya tindakan mereka tersebut. Ini juga merupakan waktu yang tepat untuk mendukungnya dengan hadiah misalnya kue, cokelat, stiker, atau mainan
7. Positif dan Konsisten
Buatlah kegiatan toilet training ini menjadi pengalaman yang positif dan menyenangkan bagi anak.
Jika ia gagal, berikan hanya koreksi ringan bukan teguran. Ngompol sebelum sempat ke kamar mandi atau pup di celana karena menahan-nahan merupakan bagian dari pelatihan.
Kegagalan tersebut membantu proses toilet training menjadi lebih cepat karena memberikan Parents kesempatan untuk menunjukkan kepada anak apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Jangan lupa untuk tetap konsisten. Jangan kembali memakaikan popok pada anak jika mereka sudah menyelesaikan toilet training-nya, tidak untuk hal-hal darurat misalnya ketika menitipkan anak, bepergian, atau lainnya.
Pastikan urusan popok sudah benar-benar selesai dan jangan kembali lagi dari awal.
Meski sudah lulus toilet training, tetap puji anak jika mereka buang air di toilet. Pertahankan kebiasaan ini selama beberapa bulan.
Jensen berkata dirinya tidak menjamin misi latihan 3 hari ini akan berhasil dengan sempurna. Namun ia berjanji bahwa tips ini akan secara “drastis” mengurangi sekian banyak waktu yang pernah Anda habiskan untuk melatih si kecil ke toilet dengan sendirinya.
Satu hal penting dalam misi ini adalah untuk melatih anak Anda agar mampu mengenali tanda-tanda yang ditimbulkan oleh tubuhnya, serta tahu di mana dan apa yang mereka harus lakukan jika mereka merasa ingin pipis atau pup.
Tanda Anak Siap Melakukan Toilet Training
Sebelum memutuskan untuk melakukan toilet training, Parents harus memastikan bahwa si kecil siap untuk melakukannya.
Amati beberapa tanda berikut ini yang menandakan si kecil siap untuk melakukan toilet training.
- Sudah bisa berjalan
- Sudah bisa duduk tenang
- Bisa mengikuti instruksi sederhana
- Mandiri, termasuk mengatakan ‘tidak’ lebih sering
- Tertarik jika orang lain pergi ke toilet
- Popoknya kering selama 2 jam atau lebih
- Menghentikan aktivitasnya atau menjauh dari orang lain ketika sadar ingin BAK atau BAB, meski sedang menggunakan popok.
- Dapat memberi tahu jika hendak buang air
- Mulai tidak suka memakai popok
- Mulai tidak nyaman ketika popoknya basah atau kotor dan meminta untuk diganti.
- Bisa menarik celana ke atas dan ke bawah
Usia Berapa Anak Bisa Mulai Diperkenalkan Toilet Training?
Beberapa anak siap di usia 2 tahun, tetapi ada pula yang siap lebih dini sekitar usia 18 bulan atau malah lebih dari 24 bulan.
Artikel terkait: 5 Fakta tentang anak ngompol yang wajib diketahui orangtua
Cara Melakukan Toilet Training Siang Hari
- Selama tiga hari, tetaplah berada di dekat anak.
- Pastikan Parents melihat perubahan perilaku atau ekspresi mereka dan tanda-tanda ingin buang air agar dapat segera mengantar mereka ke toilet.
- Tunjukkan pada anak bagaimana cara duduk yang benar di toilet, apa saja yang harus dilakukan misalnya membuka tutup kloset dan cara mengguyurnya.
- Anak juga bisa diajak melihat Anda atau saudaranya buang air di kloset sebagai contoh.
Cara Melakukan Toilet Training Malam Hari
Untuk melakukan toilet training di malam hari mungkin agak sulit karena si kecil bisa saja mengompol saat ia tidur. Untuk mencegah hal ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
- Perkenalkan anak dengan rutinitas sebelum tidur. Pastikan ia sudah buang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur.
- Beri tahu juga padanya bahwa ia bisa memberi tahu Parents jika ia terbangun di malam hari dan merasa ingin pipis atau pup.
- Jangan beri anak minum susu atau minuman apa pun saat mereka bersiap-siap untuk tidur. Faktanya hal yang terbaik adalah menghentikan asupan cairan selama 2 hingga 3 jam sebelumnya.
- Tidurlah di samping si kecil dan setiap ia mulai bergerak dan gelisah di dalam tidurnya, tanyakan apakah ia mau buang air kecil?
- Perhatikan pula tanda-tanda anak bisa melakukan toilet training di malam hari, salah satunya dengan cara mengganti popok tepat sebelum tidur dan lihat apakah popoknya kering di pagi hari. Jika popoknya kering di pagi hari, maka Parents sudah bisa mencoba melepas popok di malam hari.
- Memang butuh waktu yang cukup lama agar anak tidak pipis atau pup di malam hari. Mengompol bahkan bisa terjadi pada anak usia sekolah.
Persiapan Lain yang Perlu Dilakukan untuk Melakukan Toilet Training
Ada beberapa hal yang bisa disiapkan untuk melakukan toilet training bersama si kecil, di antaranya:
- Parents bisa langsung memakaikan celana dalam sebagai ganti popok atau menggunakan training pants yang bisa menampung sedikit cairan untuk menghindari pipis atau pup mengotori lantai dan perabotan.
- Parents juga bisa menggunakan dudukan khusus toilet training anak yang dapat diletakkan di kloset. Dudukan ini bisa membuat anak semakin nyaman dan tak takut tercebur ke dalam toilet, yang menjadi masalah pada beberapa anak.
- Penggunaan potty chair atau kursi toilet training pun dapat dipertimbangkan. Ajaklah si kecil memilih warna atau motif yang ia suka.
***
Jadi, apakah Parents sudah siap melatih si kecil toilet training?
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Baca juga:
7 Toilet Duduk Anak Pilihan di 2023, Toilet Training Jadi Menyenangkan
Usia Berapa Seharusnya Anak Berhenti Memakai Popok Sekali Pakai?
Tentang Menyapih dan Toilet Training, Ku Kira Sulit Ternyata Mudah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.