Proses melahirkan dengan caesar mungkin dirasa lebih cepat dan tak begitu menyakitkan dibandingkan melahirkan dengan cara yang normal. Namun, dalam proses penyembuhan luka operasi caesar sebenarnya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan proses melahirkan normal.
Lantas, bagaimana tips merawat luka operasi caesar cepat kering yang bisa Bunda lakukan?
Penyebab Luka Operasi Caesar
Munculnya luka operasi Caesar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi selama dan setelah proses operasi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya luka operasi Caesar.
- Sayatan Operasi: Saat operasi Caesar, dokter akan membuat sayatan di perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi. Sayatan ini kemudian akan ditutup dengan jahitan menggunakan benang jahit yang biasanya dapat diserap oleh tubuh dan menyatu dengan jaringan otot rahim dan perut. Proses penyembuhan dari sayatan inilah yang akan membentuk luka operasi Caesar.
- Jenis Jahitan: Teknik dan jenis benang jahitan yang digunakan juga dapat memengaruhi kondisi luka. Penggunaan benang yang sesuai dan teknik jahitan yang baik dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memfasilitasi proses pemulihan luka operasi Caesar.
- Faktor Genetik: Beberapa wanita memiliki kecenderungan untuk membentuk keloid, yaitu bekas luka operasi yang timbul dan menonjol di tubuh. Faktor genetik atau keturunan dapat berperan dalam munculnya keloid pada bekas luka operasi Caesar.
- Pengaruh Gesekan Pakaian: Gesekan yang ditimbulkan oleh penggunaan pakaian seperti celana atau korset juga dapat memengaruhi bekas luka operasi. Jika bekas luka tergesek celana atau korset, ini dapat merangsang jaringan dan menyebabkan luka terbuka atau keloid.
Selain faktor-faktor di atas, perawatan yang tepat dan pemulihan yang baik juga menjadi faktor penting dalam mengurangi risiko munculnya luka operasi Caesar.
Gejala Infeksi pada Luka Operasi Caesar
Infeksi luka operasi Caesar dapat terjadi ketika bakteri masuk ke luka sayatan. Diperkirakan, sekitar 3–15 persen perempuan mengalami infeksi pada luka sayatan operasi Caesar. Gejala infeksi luka operasi Caesar dapat mencakup:
- Rasa nyeri hebat
- Kemerahan di tempat sayatan
- Demam
- Pembengkakan di sekitar luka
- Keluarnya nanah dari luka
- Nyeri saat buang air kecil
- Keluarnya cairan vagina yang berbau tidak sedap
Gejala infeksi biasanya muncul setelah 4–7 hari pasca operasi. Jika gejala mulai muncul dalam 28 jam, kemungkinan bakteri Streptococcus (strep) menjadi penyebabnya. Infeksi strep dapat menyebabkan erisipelas, yaitu jenis selulitis yang juga melibatkan sistem limfatik.
Jika setelah operasi Caesar Anda mengalami gejala seperti di atas, segera hubungi dokter atau mencari perawatan medis untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Artikel terkait: Ciri-Ciri Infeksi Luka Operasi Caesar Beserta Pencegahan dan Perawatannya
Cara Merawat Luka Operasi Caesar Agar Cepat Kering
Bunda, berikut tips mengatasi luka operasi caesar yang diperoleh dari dr. Samodra S., Sp.OG saat melahirkan anak pertama.
1. Menjaga Asupan Nutrisi yang Seimbang
Pastikan selalu ada makanan yang mengandung vitamin C, vitamin E, protein dan makanan berkalori tinggi dalam menu Bunda.
Jangan percaya mitos jaman dahulu bahwa telur, ayam, seafood membuat luka operasi menjadi gatal dan tidak cepat kering. Menurut dr. Samodra, asam amino dari protein sangat membantu penyembuhan luka.
2. Jaga Luka Operasi Caesar dalam Keadaan Kering, Bersih dan Steril
Saat ini teknik pengobatan pasca caesar sudah lebih canggih. Dulu kita perlu mengganti perban luka sehari dua kali. Tetapi saat ini hal tersebut sudah tidak perlu dilakukan lagi.
Saat pulang dari rumah sakit, luka operasi caesar akan di tutup dengan plester anti air. Bunda bebas beraktivitas seperti biasa sampai dengan 7 hari kedepan untuk melakukan kontrol ke dokter kandungan. Tetapi, selama 7 hari tersebut bunda juga harus tetap memastikan bahwa plester tersebut menutup luka operasi dengan sempurna.
Saat plester telah dibuka, jaga kebersihan luka dengan cairan antiseptik atau salep yang diresepkan dokter.
3. Tetap Beraktivitas/Olahraga Ringan
Luka operasi caesar pada awalnya memang agak sakit. Tetapi berbaring saja di tempat tidur tidak akan membuat luka lebih cepat membaik. Semakin cepat Bunda mengawali beraktivitas kembali, semakin berkurang rasa nyeri yang dirasakan.
Setelah infus dilepas, mulailah belajar duduk, berdiri dan berjalan. Gerakan tubuh akan membuat sirkulasi darah lebih lancar dan mempercepat proses penyembuhan. Bagian di sekitar bekas operasi pun jadi tidak terasa kaku.
Olahraga yang bisa dilakukan adalah jalan santai dan senam ringan.
Artikel terkait: Mengenal Gentle C Section, Apa Bedanya dengan Operasi Caesar Biasa?
4. Cukup Minum Air Putih
Mitos harus mengurangi minum air setelah caesar adalah tidak benar. Justru Bunda disarankan untuk minum air yang banyak, minimal 8 gelas sehari. Tujuannya untuk mengganti cairan tubuh yang hilang serta memperlancar produksi ASI.
5. Gunakan Pakaian yang Nyaman dan Longgar
Selama masa pemulihan setelah menjalani operasi caesar, gunakan pakaian yang nyaman dan longgar. Hal berguna untuk menghindari iritasi karena adanya tekanan maupun gesekan dengan pakaian karena terlalu ketat.
7 Makanan untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Operasi Caesar
Bunda, ternyata sederet asupan nutrisi ini dapat mempercepat penyembuhan luka operasi caesar dan melawan infeksi pada luka jahitannya. Asupan yang harus dikonsumsi Bunda setelah operasi caesar harus kaya nutrisi penting seperti protein, mineral, kalsium, serat, dan zat besi. Penasaran apa saja?
1. Makanan yang Kaya Protein, Mineral, dan Kalsium
Makanan kaya protein, mineral, dan kalsium diperlukan untuk meningkatkan pembentukan sel jaringan baru dan mempercepat proses penyembuhan luka operasi caesar. Protein membantu perbaikan jaringan dan mempertahankan kekuatan otot pasca operasi caesar. Kalsium juga diketahui dapat melemaskan otot dan membantu pembekuan darah.
Sumber kalsium yang baik seperti sayuran hijau, susu dan produk yang mengandung susu, dan minuman kedelai. Buah-buahan yang mengandung mineral tinggi yakni kiwi, anggur, pisang, bluberi, ceri, mangga, persik, dan pir.
Produk susu rendah lemak seperti susu skim, yogurt rendah lemak, keju, kacang-kacangan dan kacang polong kering juga merupakan sumber protein dan vitamin yang sangat baik.
2. Gandum Utuh
Produk gandum utuh mengandung karbohidrat yang membantu menjaga tingkat energi dan produksi ASI. Produk gandum utuh juga diperkaya memiliki zat besi, serat dan asam folat yang penting pada tahap awal perkembangan bayi.
Bunda yang kerap lelah karena begadang tiap malam dan mengalami iritasi perlu memulai hari dengan sarapan yang mengandung sumber gandum utuh. Sumber gandum utuh dapat berupa pasta, roti cokelat, dan nasi merah.
3. Makanan yang Kaya Vitamin
Vitamin kaya akan antioksidan dan terbukti dapat membantu memperbaiki jaringan dalam tubuh. Makanan kaya vitamin juga membantu memperbaiki jaringan yang rusak dengan membantu produksi kolagen dalam tubuh yang membantu dalam membangun jaringan parut baru, ligamen dan kulit. Vitamin juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mengandung antioksidan yang sangat tinggi.
Sumber vitamin A, C, dan zat besi dapat diperoleh dari sayuran seperti brokoli, bayam, wortel, brokoli, dan tanaman herbal daun fenugreek adalah sumber yang baik.
Buah-buahan seperti jeruk, pepaya, semangka, stroberi, dan jeruk bali juga kaya akan vitamin C yang membantu melawan infeksi dan memerangi peradangan dalam tubuh.
4. Makanan yang Tinggi Serat
Makanan tinggi serat perlu dikonsumsi usai menjalani operasi caesar. Ini karena sembelit kerap terjadi pada ibu baru setelah melahirkan beberapa hari pasca melahirkan. Sembelit dapat memperlambat proses penyembuhan karena dapat menimbulkan rasa nyeri pada luka operasi caesar.
Oleh karenanya, Bunda memerlukan makanan kaya akan serat yang dapat membantu memperlancar buang air besar. Konsumsi berbagai jenis buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran yang mengandung tinggi serat.
5. Makanan yang Mudah Dicerna
Setelah operasi caesar, tubuh Bunda akan mengalami penumpukan gas. Karenanya, hindari mengonsumsi makanan yang sulit untuk dicerna tubuh seperti junk food, mie instan, dan minuman berkarbonasi. Sebaliknya, konsumsilah makan yang mudah dicerna oleh tubuh seperti sup, keju cottage, kaldu tulang, dan yogurt.
6. Makanan yang Kaya Zat Besi
Selama menjalani operasi caesar, Bunda dapat kehilangan banyak darah. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi sangat disarankan untuk mengembalikan darah yang hilang saat persalinan, mengurangi risiko anemia, dan mengurangi kelelahan. Asupan zat besi juga diperlukan untuk membantu fungsi sistem kekebalan tubuh.
Makanan yang kaya akan zat besi didapat dari kuning telur, daging merah, tiram, hati ayam dan sapi, bayam, dan kacang-kacangan seperti biji labu, kacang tanah, almond panggang, dan biji bunga matahari.
Namun, perlu diperhatikan bahwa mengonsumsi zat besi yang berlebihan juga dapat menyebabkan sembelit.
7. Air Mineral dan Cairan Lainnya
Selama masa pemulihan pasca operasi caesar, Bunda perlu minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi dan sembelit. Cairan seperti air kelapa muda, susu rendah lemak, jus buah alami, dan teh herbal adalah sumber cairan yang baik setelah operasi caesar.
Tetapi, pilihan ini bukan pengganti air mineral. Bunda juga perlu mengonsumsi 8 sampai 10 gelas air setiap harinya. Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman berenergi karena dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi tidur bayi Anda.
Efektivitas Salep untuk Menghilangkan Bekas Luka Operasi Caesar
Pada beberapa kasus, bekas luka operasi caesar dapat menonjol dari permukaan kulit yang dikenal sebagai keloid. Penyebab keloid pada bekas luka operasi caesar masih belum dapat diketahui.
Menurut dokter Shawn Tassone, M.D., seorang obgyn dari Austin, Texas, beberapa pasien dapat mengalami reaksi yang berlebihan pada proses penyembuhan sehingga luka dapat membekas secara abnormal. Beberapa dokter mencoba mencegah efek tersebut dengan menyuntikkan steroid yang bernama Kenalog ke luka operasi caesar pada saat proses persalinan. Tetapi, hasilnya beragam seperti perawatan laser dan injeksi interferon.
Bunda dapat mengonsumsi vitamin E atau salep cocoa butter yang dijual bebas untuk mengurangi bekas luka operasi caesar, namun hasilnya belum tentu sesuai ekspektasi.
Menurut dokter Rajiv B. Gala, M.D., dokter muda dari American College of Obstetricians and Gynecologists, belum ada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa salep yang dijual bebas lebih baik dari perawatan luka oleh ahli yang tepat. Menurutnya, apa yang diperlihatkan dalam iklan adalah hasil terbaik pada beberapa kasus dan sulit dicapai pada kasus umumnya.
Bunda yang sedang menyusui juga perlu berhati-hati dalam penggunaan krim kosmetik tertentu. Beberapa salep dapat membantu menyamarkan bekas luka dan stretch mark seperti merek Retin-A, tetapi hanya boleh digunakan setelah masa kehamilan dan menyusui.
Kebanyakan ibu yang baru selesai menjalani operasi caesar akan mengalami rasa nyeri pada luka caesar selama beberapa hari pertama.
Jika luka operasi terasa nyeri tak tertahankan, minum obat pereda rasa nyeri sesuai dengan resep dokter. Beberapa jenis painkiller dapat dikonsumsi ibu yang sedang menyusui seperti parasetamol atau ibuprofen.
Aspirin dan painkiller yang lebih keras seperti codein, yang terkandung dalam Co-codamol tidak direkomendasikan bagi ibu yang sedang menyusui. Agar lebih aman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum Anda mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
Itulah berbagai tips dokter dalam menangani luka operasi caesar agar cepat kering. Semoga artikel ini dapat bermanfaat, ya, Bunda!
***
Baca juga:
Seputar Operasi Caesar: Tahapan, Risiko dan Persiapan
Penyebab Nyeri Bekas Operasi Caesar dan Cara Mengatasinya
VBAC atau Melahirkan Normal Setelah Caesar, Ini Syarat dan Persiapannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.