Infeksi pascapersalinan caesar mungkin saja terjadi pada ibu. Oleh karena itu, bagi ibu hamil yang merencanakan persalinan caesar, ada baiknya mengetahui ciri-ciri luka operasi caesar infeksi sebagai upaya pencegahan dan pengobatannya.
Infeksi Pascaoperasi Caesar
Infeksi luka pascaoperasi caesar adalah infeksi yang terjadi setelah operasi caesar, yang juga disebut sebagai persalinan perut. Biasanya infeksi terjadi dikarenakan adanya bakteri masuk di tempat sayatan bedah.
Tanda-tanda umum dari infeksi biasanya demam (100,5ºF hingga 103ºF atau 38ºC hingga 39,4ºC), sensitivitas luka, kemerahan dan pembengkakan di lokasi caesar, dan nyeri perut bagian bawah. Semuanya itu penting untuk segera diobati guna mencegah komplikasi dari infeksi.
Penyebab Infeksi Caesar
Persalinan caesar merupakan operasi besar dengan risiko yang tinggi. Salah satunya adalah infeksi luka, yang juga rentan terjadi pada jenis operasi besar lainnya.
Infeksi umumnya terjadi karena adanya bakteri masuk ke dalam luka, dan bakteri Staphylococcus aureus (atau bakteri staph) merupakan bakteri yang paling umum yang menyebabkan infeksi luka pascaoperasi caesar. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada sekitar 15-20 persen kasus.
Bakteri Staph secara alami hidup di rambut dan kulit manusia. Ketika bakteri ini berkembang biak dan memasuki luka, mereka dapat menyebabkan beberapa jenis infeksi, salah satunya yang memengaruhi adalah infeksi pascaoperasi caesar.
Berikut ini jenis infeksi luka pascaoperasi caesar yang disebabkan bakteri Staph, melansir dari Medical News Today:
- Impetigo. Bakteri menyebabkan lepuhan dangkal berisi cairan yang pecah dan meninggalkan kerak berwarna madu. Ini bisa sangat menyakitkan dan gatal.
- Abses. Adalah luka yang berisi kulit mati dan nanah yang berkembang di bawah kulit. Ibu akan merasakan luka menyakitkan dan terasa hangat/panas.
- Selulitis, yaitu infeksi pada kulit dan jaringan tepat di bawahnya. Gejalanya dapat dengan cepat menyebar dari tempat sayatan bagian luar dan biasanya menyakitkan, merah, dan hangat saat disentuh.
Adapun infeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus (disebut infeksi Strep) yang mana biasanya muncul setelah 4-7 hari pascaoperasi dengan gejala dimulai dalam waktu 28 jam.
Infeksi Strep ini dapat menyebabkan erisipelas, sejenis selulitis yang juga melibatkan sistem getah bening. Ibu dengan erisipelas biasanya memiliki lesi merah, mengilat, menonjol dengan batas yang jelas pada bekas operasi caesarnya.
Jenis bakteri lain –selain Staphylococcus aureus dan Streptococcus– yang dapat menyebabkan infeksi pada luka operasi caesar adalah:
- Ureaplasma urealyticum
- Staphylococcus epidermidis
- Enterococcus faecalis
- Escherichia coli
- Proteus mirabilis
Seseorang mungkin salah mengira infeksi luka sebagai komplikasi lain yang dapat memengaruhi luka setelah persalinan caesar. Ini bisa termasuk:
- Hematoma atau kantong darah yang dapat terbentuk di sekitar luka.
- Seroma, atau kantong cairan, yang dapat terbentuk di sekitar luka.
- Dehisensi luka, yang terjadi ketika jaringan di luka terpisah atau terbuka di sepanjang garis sayatan yang telah dijahit secara primer. Ketika luka pada sayatan terbuka, ibu menjadi rentan terinfeksi bakteri.
Hematoma dan seroma lebih sering terjadi ketika sayatan diregangkan atau ditekan. Kasus ini terjadi pada sekitar 2–5 persen perempuan setelah persalinan caesar.
Diperkirakan 3–15 persen ibu mengalami infeksi pada luka sayatan caesarnya. Dan bila Bunda termasuk salah satunya, segera periksakan diri ke dokter kandungan Anda untuk mendapatkan obat-obatan dan perawatan luka yang tepat.
Ciri-Ciri Luka Caesar Infeksi
Setelah operasi, ibu harus sering memeriksa lukanya setiap hari guna mencegah dan mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda infeksi. Umumnya infeksi tidak menimbulkan gejala sampai 4-7 hari setelah operasi, setelah ibu sudah pulang dari rumah sakit.
Gejala infeksi luka pasca operasi caesar sangat bervariasi, mulai dari ketidaknyamanan yang sifatnya ringan hingga rasa sakit yang luar. Semua tergantung pada jenis dan tingkat keparahan infeksi.
Artikel terkait: Catat, Bun! Ini Perkiraan Biaya Operasi Caesar di 20 Daerah di Indonesia
Ciri Infeksi pada Luka Caesar Bagian Luar
Luka yang diakibat caesar memang sering kali menimbulkan rembesan berupa cairan bening. Selain itu, pembengkakan, kemerahan, dan rasa sakit juga terjadi dan itu semuanya normal.
Akan tetapi dalam beberapa kasus, infeksi luka operasi caesar ini bisa menimbulkan gejala lain. Beberapa ciri-ciri luka caesar infeksi yang harus diwaspadai, antara lain:
- Perubahan warna pada cairan bening yang berasal dari luka, seperti nanah
- Pembengkakan abnormal di sekitar luka
- Kemerahan di area sayatan
- Nyeri luar biasa di sekitar luka dan rasa nyerinya tak kunjung reda atau bahkan memburuk
- Nyeri atau bengkak pada kaki
- Ketidaknyamanan di perut
- Perdarahan vagina abnormal, seperti membasahi pembalut dalam waktu 1 jam atau berupa gumpalan besar
- Keputihan berbau busuk
Ciri Infeksi pada Luka Caesar Bagian Dalam
Selain menyebabkan luka luar, infeksi caesar juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di bagian dalam tubuh. Infeksi menyebabkan gejala-gejala seperti ini:
- Tubuh berkeringat
- Demam dengan suhu lebih dari 100,4°F atau 38°C
- Sakit kepala
- Merasa panas dingin
- Kehilangan selera makan
- Dehidrasi
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Kesulitan berkonsentrasi
- Sakit perut parah
- Sakit saat buang air kecil
Ciri-ciri luka caesar infeksi tersebut tidak serta merta muncul segera setelah operasi. Biasanya setelah terinfeksi akan butuh waktu hingga 30 hari hingga timbulnya gejala.
Faktor Risiko Infeksi Pascaoperasi Caesar
Ada banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena infeksi luka pascaoperasi caesar. Di antaranya:
- Mengalami hematoma atau kondisi adanya kumpulan darah yang tidak normal di luar pembuluh darah
- Memiliki infeksi bakteri dalam cairan ketuban atau korioamnionitis
- Menggunakan tembakau atau merokok selama kehamilan
- Memiliki ukuran sayatan yang lebih besar atau lebih dari 16,6 centimeter
- Tidak menerima perawatan prenatal yang cukup
- Mengalami obesitas
- Gangguan imunosupresif, seperti HIV
- Menggunakan kortikosteroid
- Menderita diabetes atau diabetes gestasional
- Memiliki anak kembar
- Pernah melahirkan secara caesar sebelumnya
- Menerima epidural
- Memiliki rahim yang pecah
- Pernah transfusi darah
- Pernah menjalani operasi sebelumnya atau operasi yang memakan waktu lebih dari 38 menit
- Menjalani operasi darurat
Menurut sebuah penelitian tahun 2012 yang diterbitkan di South African Medical Journal, ibu yang menerima jahitan menggunakan nilon setelah persalinan caesar juga lebih mungkin mengalami infeksi. Begitu juga dengan jahitan stapel. Jahitan yang terbuat dari poliglikolida (PGA) lebih disukai karena dapat diserap dan terurai secara hayati.
Diagnosis Infeksi Caesar
Beberapa infeksi luka setelah operasi caesar bisa saja dirawat sebelum pasien keluar dari rumah sakit. Namun, banyak infeksi tidak muncul sampai ibu dan bayinya meninggalkan rumah sakit.
Faktanya banyak infeksi luka justru muncul dalam beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Untuk alasan inilah, sebagian besar infeksi ini didiagnosis pada kunjungan tindak lanjut.
Infeksi luka didiagnosis dokter dengan cara:
- Penampilan luka
- Kemajuan penyembuhan
- Adanya gejala infeksi umum
- Adanya bakteri tertentu
Dokter mungkin juga harus membuka luka untuk membuat diagnosis dan memberi Bunda perawatan yang tepat. Jika nanah mengalir dari sayatan, ada kemungkinan dokter menggunakan jarum untuk mengeluarkan nanah dari luka. Kemudian cairan nanah dikirim ke laboratorium untuk mengidentifikasi bakteri yang ada.
Artikel terkait: Haruskah Bunda Melakukan Operasi Caesar Kedua? Cari Tahu Keuntungan dan Risikonya
Jenis Infeksi Setelah Caesar
Melansir situs Healthline, berikut ini penjelasan mengenai infeksi akibat luka sayatan di sekitar perut, lengkap dengan cara penanganannya.
1. Selulitis
Selulitis pada luka biasanya disebabkan oleh bakteri spesifik seperti stafilokokus atau streptokokus. Strain ini adalah bagian dari bakteri normal yang ditemukan pada kulit.
Selulitis merupakan kondisi peradangan di jaringan yang terinfeksi yang ditunjukkan dengan kemerahan dan pembengkakan yang menyebar (dengan cepat) di sekitar sayatan kulit. Kulit yang terinfeksi biasanya terasa hangat dan nyeri saat disentuh –tidak ada nanah pada sayatan.
2. Abses Perut
Abses perut disebabkan oleh bakteri yang sama seperti selulitis. Infeksinya juga berada di area sayatan caesar dengan tanda-tanda seperti kemerahan, nyeri ketika ditekan, dan pembengkakan di sepanjang tepi sayatan. Bedanya, pada abses perut terdapat nanah di rongga jaringan yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Setelah daerah sayatan meradang dan cukup lunak, area di sekitar tepi luka juga bisa mulai membengkak. Hal ini menyebabkan bakteri menginfeksi rongga jaringan, menyebabkan pembentukan nanah. Kondisi ini umum terjadi pascamelahirkan dan harus ditangani bila mengalami abnormalitas.
Selain pada sayatan, abses juga dapat terbentuk pada jaringan parut, ovarium, dan jaringan lain atau organ di dekatnya.
Beberapa bakteri yang menyebabkan luka abses juga dapat menyebabkan endometritis, yaitu iritasi pascacaesar pada lapisan rahim yang dapat menyebabkan:
- Rasa sakit
- Perdarahan tidak normal
- Pembengkakan
- Demam
- Rasa tidak nyaman di sekitar luka
3. Sariawan
Walaupun terkesan biasa, tetapi sariawan bisa termasuk infeksi setelah operasi caesar yang bisa terjadi. Sariawan ini disebabkan oleh jamur Candida, yang biasanya ada di tubuh manusia.
Jamur tersebut dapat menyebabkan infeksi pada orang yang menggunakan steroid atau antibiotik dan pada orang dengan sistem kekebalan yang sangat lemah. Jamur Candida ini dapat menyebabkan infeksi jamur vagina atau luka merah dan putih yang rapuh di sekitar mulut.
Dokter tidak selalu meresepkan obat untuk mengatasi penyakit ini, melainkan cukup dengan obat antijamur atau obat kumur guna membantu Anda melawan infeksi. Bunda juga bisa mengatasinya dengan mengonsumsi yoghurt dan probiotik lainnya untuk mencegah pertumbuhan ragi yang berlebihan, terutama jika Anda telah menggunakan antibiotik.
4. Infeksi Saluran Kemih dan Kandung Kemih
Kateter yang Anda gunakan selama tinggal di rumah sakit dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan kandung kemih juga ternyata, Bunda. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri E. coli dan dapat menyebabkan perasaan terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil, dan demam. Dokter biasanya akan mengobati Anda dengan antibiotik, dan mungkin akan memasang kateter untuk memudahkan Anda buang air kecil.
5. Endometritis
Infeksi yang sudah parah biasanya juga bisa menyebar, bahkan bisa mencapai rahim dan mulai mengiritasi lapisan rahim atau disebut juga endometritis. Kondisi ini biasanya menyebabkan banyak sakit perut dan keputihan, disertai demam tinggi.
Komplikasi Infeksi Luka Operasi Caesar
Dalam beberapa kasus, infeksi luka dapat menyebabkan komplikasi serius. Contohnya meliputi:
- Necrotizing fasciitis, yang merupakan infeksi bakteri yang merusak jaringan tubuh yang sehat (disebabkan bakteri Strep yang disebut Streptococcus pyogenes).
- Ruptur fasia atau fasia pecah, yang merupakan pembukaan lapisan kulit dan jaringan yang dijahit setelah operasi.
- Dehiscence dari luka jahitan dan lapisan yang disembuhkan dibuka kembali.
- Evisceration –yang paling buruk– yang merupakan pembukaan luka dengan usus yang masuk melalui sayatan.
Jika Bunda mengalami salah satu dari masalah ini, luka-luka ini memerlukan perbaikan bedah. Pemulihannya juga biasanya lebih lama. Bahkan dalam kasus yang jarang terjadi, komplikasi bisa berakibat fatal.
Luka yang diakibatkan infeksi Staph biasanya berada di permukaan kulit. Kadang bakteri ini bisa juga melakukan perjalanan ke aliran darah dan mempengaruhi organ lain. Kemungkinan komplikasi yang terkait dengan infeksi Staph meliputi:
- Endokarditis, infeksi katup jantung.
- Osteomielitis, infeksi tulang.
- Bakteremia, infeksi aliran darah.
Bakteri Staph juga dapat menyebabkan nekrolisis epidermal toksik, yaitu infeksi serius yang menyebabkan bercak besar pada kulit terkelupas.
Pencegahan dan Perawatan Infeksi Luka Operasi Caesar
Tindakan yang harus Anda lakukan adalah berusaha mengurangi risiko berkembangnya infeksi luka setelah persalinan caesar. Caranya dengan:
- Mengelola faktor risiko seperti diabetes, obesitas, dan penggunaan tembakau (tidak merokok).
- Mengelola kondisi kesehatan yang melemahkan sistem kekebalan ibu.
- Mencari perawatan medis yang tepat baik sebelum dan sesudah melahirkan untuk mengurangi risiko komplikasi.
- Minum antibiotik sebelum operasi, terutama jika seseorang memiliki faktor risiko infeksi.
Sebelum memulai operasi caesar, dokter umumnya akan mencuci perut ibu untuk membatasi jumlah bakteri di sana. Pun memangkas rambut kemaluan, serta mencuci dan mendisinfeksi area tersebut.
Setelah persalinan caesar, praktisi kesehatan juga mengedukasi ibu bagaimana metode perawatan luka yang tepat setelah berada di rumah. Termasuk cara menggendong bayi yang aman sehingga menghindari tekanan pada luka.
Metode yang lainnya adalah:
- Rutin membersihkan luka dan mengganti perban persis seperti yang diajarkan dokter/suster di rumah sakit.
- Minum antibiotik sesuai resep dokter dan tidak melewatkan dosis atau menghentikan pengonsumsian obat lebih awal.
- Menghindari memberikan tekanan pada luka, seperti dengan mengenakan pakaian longgar dan tidak memosisikan bayi di area tersebut saat menyusui.
- Mengenakan pakaian dalam katun yang bersih.
- Hindari aktivitas berat, termasuk mengemudi, hingga dokter menyatakan aman dan luka sudah sembuh.
- Menghindari menempatkan apa pun di vagina atau berhubungan seks selama beberapa minggu.
- Menghindari mengangkat sesuatu yang lebih berat dari bayi.
- Tidak membiarkan kulit lain menyentuh area tersebut untuk mengurangi bakteri.
Artikel terkait: Melahirkan secara Operasi Caesar: Fakta, Manfaat, dan Efek Sampingnya
Tips Penyembuhan Luka Caesar dengan Cepat
- Pastikan Bunda minum obat teratur untuk mengobati rasa sakit dan bengkak.
- Minum banyak cairan.
- Jangan mengangkat benda berat apa pun.
- Istirahat sebanyak mungkin.
- Menjaga otot perut ketika Anda bersin atau batuk, serta hindari aktivitas berat.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter jika Bunda mengalami ciri-ciri luka caesar infeksi, seperti demam, luka bernanah, nyeri atau bengkak mulai terlihat, dan yang lainnya.
***
Demikian informasi terkait ciri ciri infeksi luka operasi caesar. Semoga informasi tersebut bermanfaat, ya, Bunda!
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca Juga:
id.theasianparent.com/hal-unik-tentang-melahirkan-cesar
id.theasianparent.com/penyakit-yang-timbul-setelah-operasi-caesar
id.theasianparent.com/cara-menyembuhkan-keloid
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.