Selama ini osteoporosis selalu indentik dengan orang-orang lanjut usia (lansia). Padahal, sama halnya dengan penyakit lainnya, osteoporosis juga bisa dicegah sejak dini, loh. Begini caranya, Bunda!
Jumlah Lansia Meningkat
Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) menyebutkan bahwa jumlah lansia diprediksi akan meningkat pada tahun 2035 dan 2050 mendatang menjadi 48,2 juta dan 74 juta jiwa. Kenaikan jumlah ini terbilang pesat mengingat jumlah lansia di tahun 2019 hanya sekitar 25,9 juta jiwa.
Perosi juga mengatakan, kenaikan signifikan ini dikarenakan tingginya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan. Ditambah, kemajuan teknologi dalam hal pelayanan medis di Indonesia yang semakin baik dan canggih.
Ya, kesadaran hidup sehat memang sudah harus mulai ditumbuhkan sejak dini. Ini tidak hanya menunjang hidup di masa kanak-kanak dan usia produktif, tapi juga kehidupan di masa lansia.
Anda tentu tahu Michelle Yeoh, kan? Di usianya saat ini, 60 tahun, ia masih sangat produktif dan aktif berkarya. Aktris asal Malaysia itu baru saja menerima penghargaan Piala Oscar 2023 untuk kategori Best Actress berkat perannya di film Everything Everywhere All at Once, Minggu (12/3/2023).
Ini menunjukkan bahwa usia bukan halangan baginya untuk terus berkarya dan bermimpi. Dan tentu saja hal ini juga didukung oleh tubuh dan pikirannya yang sehat di usia senja. Jika tidak, tentu Michelle tidak akan ada di perhelatan Academy Award yang digelar di Dolby Theatre in Los Angeles beberapa hari lalu.
Artikel terkait: Pentingnya Olahraga Meningkatkan Massa Otot, Efektif Cegah Osteoporosis!
Masalah Kesehatan dan Perilaku yang Umum Terjadi pada Lansia
Selain penurunan metabolisme tubuh, kerja beberapa organ tubuh seperti jantung dan paru-paru juga menurun, serta kekuatan otot, massa tubuh tanpa lemak dan toleransi tubuh terhadap glukosa.
Umumnya mereka juga akan mengalami gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman, sulit menahan BAK dan BAB, gangguan intelektual, insomnia, demensia, impotensi, penurunan sistem kekebalan tubuh (mudah terserang infeksi), serta yang paling sering terjadi adalah malnutrisi, osteoporosis, dan penurunan aktivitas fisik seperti cepat merasa lelah dan berjalan lebih lambat.
Dr. dr. Tirza Tamin, Sp.KFR (K) mengatakan, 1 dari 3 orang kelompok usia dewasa di Indonesia berisiko osteoporosis. “Ini karena kurangnya kesadaran mereka akan tanda-tanda osteoporosis yang kerap dianggap sebagai tanda kelelahan,” kata Triza saat menghadiri konferensi pers Anlene mengenai peluncuran kampanyenya yang baru ‘Usia Bukan Halangan’, Rabu (15/3/2023).
Padahal, kata Tirza, bila sejak muda mereka memerhatikan kesehatannya dengan mengonsumsi nutrisi baik dan menjalani pola hidup sehat, osteoporosis bisa dicegah.
Keterbatasan fisik ini kemudian bisa berdampak pada perilakunya, di mana mereka menjadi frustasi karena merasa tidak berdaya –tidak bisa produktif lagi.
Menurut psikolog Tara de Thouars, M.Psi., sangat penting bagi lansia untuk tetap aktif, seperti bersosialisasi, melakukan hobi, dan mengerjakan apa pun yang mereka suka. Selain merangsang kemampuan kognisi, juga mendukung kesehatan mentalnya.
Artikel terkait: Rentan Dialami Perempuan, Lakukan 9 Cara Ini untuk Cegah Osteoporosis
Bebas Osteoporosis di Usia Tua
Pernyataan Tara ini sangat didukung oleh aktor Ari Wibowo (52). Baginya, gaya hidup sehat, aktif dan terhubung secara sosial itu sangat penting bagi orang-orang yang sudah di usia pensiun. Untuk bisa terus dipakai di industri hiburan, Ari menjaga kesehatannya dengan sangat baik. Dan satu lagi, ia kembali berlatih taekwondo, olahraga yang dulu ditekuninya dari SD hingga SMA, untuk menjaga tubuhnya tetap bugar.
Apa yang dikatakan Ari membuktikan bahwa usia bukan halangan untuknya melakukan banyak hal. Hal ini jugalah yang ingin disampaikan Anlene melalui kampanye terbarunya, “Usia Bukan Halangan”.
“Anlene ingin menolong lebih banyak konsumen lansia agar mereka bisa tetap produktif, berkarya, dan menikmati masa tuanya dengan sehat, bebas osteoporosis salah satunya,” kata Marketing Manager Anlene Riszha Gandjar.
Anlene juga menjalankan komitmennya dengan memberikan tes pemeriksaan kepadatan tulang dan massa otot terhadap 8.695 orang selama 5 bulan di tahun 2022 lalu. Akivitas ini sampai mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai Pemeriksaan Kepadatan Tulang dan Massa Otot serta Usia Tubuh dengan Peserta Terbanyak. “Harapannya, di masa mendatang para lansia bisa terus bergerak aktif dan mematahkan stereotip tentang apa yang tidak bisa mereka lakukan di usia senja ini,” tutup Riszha.
***
Baca juga:
6 Merk Vitamin untuk Tulang Pilihan di 2023, Bantu Cegah Osteoporosis
Menjadi Ibu di Usia 30an, Raisa Ingatkan Pentingnya Jaga Kesehatan Tulang
Jarak Antar Kehamilan yang Pendek Meningkatkan Risiko Osteoporosis
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.