Parents mungkin masih sangat asing dengan istilah korpus luteum. Padahal, jaringan ini erat kaitannya dengan pembuahan, yakni saat sel telur berhasil dibuahi oleh sperma. Lalu, apa sebenarnya korpus luteum itu? Tulisan di bawah ini akan menjelaskan info lengkap tentang apa itu korpus luteum, fungsinya, serta proses pembentukan hingga penyakit yang berhubungan dengan jaringan tersebut.
Mengenal Korpus Luteum dan Fungsinya, Jaringan yang Berperan Penting pada Awal Kehamilan
Sumber: iStockphoto
Tubuh kita terbentuk dari sel-sel dan jaringan yang masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda. Salah satu jaringan yang berperan penting pada masa kehamilan adalah korpus luteum.
Apa itu korpus luteum? Ini adalah sebutan untuk massa jaringan berwarna kuning di dalam ovarium yang dibentuk oleh folikel yang telah matang dan berhasil membentuk ovum.
Namanya berasal dari bahasa Latin yang apabila diterjemahkan memiliki arti berbadan kuning. Sementara, folikel adalah struktur di dalam ovarium yang berbentuk kantung cairan untuk membentuk ovum atau sel telur. Keduanya saling terkait satu sama lain guna bekerja sama selama pembuahan.
Lalu, mengapa jaringan berwarna kuning ini berperan penting pada masa kehamilan? Sebagai informasi, korpus luteum menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah yang cukup besar. Hormon ini berfungsi untuk menebalkan lapisan dinding rahim sehingga mampu mempertahankan kehamilan.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa jaringan ini hanya muncul saat sel telur berhasil dibuahi. Apabila tidak ada pembuahan, maka ia akan hancur secara alami setelah 14 hari. Sederhananya, jaringan ini bertugas untuk memberi makan dan mendukung pertumbuhan calon janin sebelum peran tersebut digantikan oleh plasenta.
Jadi, setelah ada plasenta yang berkembang di dalam rahim, korpus luteum akan hancur dan menghilang dengan sendirinya. Pada umumnya, jaringan ini akan mulai menyusut di sekitar minggu 6-7 setelah Hari Pertama Haid Terakhir (HTHD) dan berhenti sepenuhnya di usia 10 minggu kehamilan.
Proses Pembentukan Korpus Luteum di Awal Kehamilan
Sumber: iStockphoto
Sebelum memutuskan untuk hamil, ada baiknya Anda mengetahui seluk-beluk terbentuknya sel telur sampai pada proses pembentukan korpus luteum di awal kehamilan. Nah, selama proses ovulasi, ada 2 fase yang terjadi dalam tubuh perempuan, yakni fase folikuler dan fase luteal.
Fase folikuler adalah periode ketika sejumlah folikel telah matang di dalam ovarium lalu melepaskan satu telur. Sementara, fase luteal adalah periode setelah ovulasi, ketika tubuh mempersiapkan rahim agar siap menerima ovum yang telah dibuahi.
Nah, sebelum memasuki fase luteal, kadar hormon luteinisasi yang berfungsi untuk memicu pertumbuhan folikel dan ovum akan melonjak. Hormon ini juga berfungsi membuat enzim memecah dinding luar folikel sehingga segera setelah telur telah matang, sel telur akan dilepas dan mengalami ovulasi.
Di sini lah peran korpus luteum yang akan melepaskan hormon progesteron untuk memperkuat lapisan dinding rahim. Namun, jika tidak terjadi kehamilan maka jaringan tersebut akan berhenti dan hancur sehingga tidak dapat memproduksi hormon progesteron lagi.
Mengenal Kista Korpus Luteum, Berbahayakah untuk Janin?
Sumber: Shutterstock
Pada umumnya, setelah plasenta terbentuk, korpus luteum akan hancur secara alami. Namun, dalam beberapa kasus ada juga yang tidak mau berhenti hingga berkembang menjadi kista. Kalau sudah begini, apakah berbahaya bagi tumbuh kembang janin?
Kista yang muncul akibat jaringan ini biasanya tidak akan mengganggu tumbuh kembang janin karena akan hilang sendirinya di trimester kedua kehamilan. Namun, adanya kista ini biasanya menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks. Selain itu, kista ini juga bisa berbahaya apabila pecah.
Oleh sebab itu, dokter umumnya akan memantau kondisi dan ukuran kista tersebut melalui USG. Kista yang tak kunjung menghilang lebih berisiko untuki pecah. Beberapa ibu hamil juga mengeluhkan rasa sakit seperti dicubit di bagian bawah perut karena adanya kista ini.
Bunda perlu waspada apabila mengalami gejala berupa nyeri hebat di bagian bawah perut disertai mual dan demam. Sebab, hal ini bisa jadi pertanda bahwa kista telah pecah. Pecahnya kista ini bisa berbahaya karena menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang janin bahkan hingga menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.
Parents, demikian informasi seputar korpus luteum yang perlu Anda ketahui. Penting untuk memeriksakan kandungan di awal kehamilan guna mencegah hal-hal seperti di atas ya. Semoga informasi tersebut bermanfaat!
Baca juga:
Dinda Kirana Perdarahan Usai Operasi Kista, Begini Kondisinya Sekarang
Rachel Goddard Pernah Jalani Operasi Angkat Rahim, Bagaimana Kisahnya?
Jalani Tes Kesehatan, Aurel Hermansyah Didiagnosa Memiliki Kista Rahim
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.