Mam tentunya setuju bahwa orangtua merupakan pintu gerbang utama yang berdampak signifikan dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, ragam aktivitas dan stimulasi dibutuhkan demi proses belajar dan kecerdasan anak berlangsung maksimal. Salah satu hal yang patut menjadi perhatian ialah pondasi belajar anak.
Pada masa emas, si kecil akan mengalami tumbuh kembang teramat pesat. Ia akan lebih aktif bergerak serta meluapkan rasa ingin tahu terhadap lingkungan sekitar. Inilah momentum tepat untuk Parents menstimulasi anak menjadi sosok cerdas.
3 Pondasi Belajar Anak untuk Mendukung Kecerdasannya
Membangun pondasi belajar adalah hal mutlak untuk dilakukan. Dengan pondasi yang baik, kelak anak akan lebih mudah meraih kesuksesannya di masa mendatang. Melalui pondasi inilah Parents akan memahami cara yang tepat demi mengembangkan kecerdasan anak sesuai tahapan usianya.
1. Perhatikan Fisik Optimal
Berbicara mengenai pertumbuhan fisik terdapat aspek yang penting yakni berat, tinggi badan, serta massa otot yang harus dipantau perkembangannya. Faktor ini menjadi penanda pertumbuhan fisik anak sudah sesuai dengan rentang usianya.
Sebagai pendukung, protein merupakan komponen utama yang wajib diberikan pada anak agar tumbuh kembang optimal. Terlebih, protein sangat dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh antara lain membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, membentuk sistem kekebalan tubuh, serta menunjang pertumbuhan tulang, otot, dan organ vital tubuh.
Mengingat fungsinya yang krusial, pastikan anak tidak kekurangan protein. Defisiensi protein dapat mengakibatkan anak kehilangan massa otot, rentan terhadap infeksi, bahkan berisiko mengalami tulang rapuh atau patah.
Dalam artikelnya, Vincent Iannelli, MD, dokter anak bersertifikat sekaligus pengamat dari American Academy of Pediatrics menuturkan bahwa setiap anak membutuhkan asupan protein yang berbeda tergantung rentang usianya. Setelah susu, telur menjadi sumber protein tinggi yaitu 6 gram per butirnya.
Selain telur, sumber protein bisa didapat dari bahan pangan lain seperti susu, ikan, keju, sayuran dan buah-buahan, kedelai, bayam, brokoli, dan kacang-kacangan.
2. Jangan Abaikan Asupan Nutrisi
Di samping memantau perkembangan fisik, aspek nutrisi menjadi kebutuhan lain pondasi belajar anak yang harus diperhatikan dengan baik oleh orangtua. Mulai dari kebutuhan zat gizi makro hingga mikro harus dipenuhi dengan baik. Kebutuhan zat gizi harian akan membuat daya tahan tubuh anak terjaga, pun mendukung kecerdasannya.
Memasuki usia 6 bulan menjadi saat orangtua memperkenalkan makanan padat pada bayi. Di sinilah Mam dan Pap didorong untuk senantiasa memenuhi asupan nutrisi krusial seperti protein, karbohidrat, zat besi, asam folat, vitamin, dan nutrisi penting lainnya sehingga pertumbuhan anak maksimal.
Merujuk laman resmi WebMD, terdapat beragam makanan yang dapat membuat anak cerdas, yaitu telur, yogurt, sayuran berdaun hijau, ikan, kacang-kacangan, dan oatmeal dapat menjadi asupan agar kecerdasan anak meningkat. Keseluruhan bahan makanan ini dapat Mam dan Pap kreasikan sesuai selera agar anak makan dengan lahap.
3. Membangun Pondasi Belajar Melalui Stimulasi Kognitif
Erat kaitannya dengan kecerdasan anak, mendukung perkembangan kognitif anak juga penting. Sebagai langkah awal, cari tahu minat dan bakat anak agar dapat memberikan stimulasi yang tepat. Ajari anak untuk mengenali objek baru sembari perlahan melatihnya memecahkan masalah di sekitarnya.
Agar kegiatan belajar semakin menyenangkan, stimulasi dalam bentuk mainan edukasi dapat menjadi pertimbangan. Perlu diketahui bahwa bermain merupakan metode yang dapat mendukung perkembangan otak anak. Apalagi, seiring tumbuh kembangnya otak anak dilengkapi sel otak kompleks yang berkembang sangat pesat.
Sinaps otak yang terbentuk inilah yang akan menyerap informasi dari lingkungan sekitar. Bahkan, studi menemukan bahwa perkembangan otak anak akan lebih optimal jika ia bermain lebih sering dalam tumbuh kembangnya.
Tak hanya itu, studi juga menemukan bahwa bermain secara teratur dapat meningkatkan IQ anak kala usianya menginjak tiga tahun. Dengan bermain, kemampuan kognitif, bahasa, dan keterampilan sosialnya meningkat. Seiring bertambahnya usia anak mampu menyusun rencana, berpikir kritis dan berlandaskan logika, mengerti hubungan sebab-akibat, serta lebih piawai memecahkan masalah.
Contoh mainan yang dapat menjadi pertimbangan seperti buku dongeng berwarna, balok bongkar pasang untuk menuntun rasa ingin tahu, dan mainan yang mengeluarkan bunyi karena efektif mengasah motorik kasar si kecil.
Bagaimana, sudahkah Anda memenuhi pondasi belajar anak yang krusial ini?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.