Parents tentu akan panik ketika kepala bayi terbentur. Menurut laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia, kejadian kepala bayi terbentur memang cukup sering terjadi. Bahkan kejadian ini menjadi salah satu alasan terbesar para orangtua melarikan bayinya ke RS atau klinik.
Bahaya ketika kepala bayi terbentur
Kepala bayi terbentur umumnya terjadi saat dia mulai belajar merangkak dan berjalan. Hal ini bisa juga terjadi ketika dia sudah lebih besar, misalnya akibat terpeleset saat main.
Benturan di kepala bayi ini bisa menyebabkan cedera di permukaan kulit kepala dan di dalam kepala. Berikut adalah tingkatan risiko cedera dari yang paling rendah hingga ke paling tinggi:
1. Cedera rendah
Risiko cedera kepala bayi dapat dianggap rendah bila jatuhnya tidak tinggi, tidak ada gejala gangguan saraf setelahnya, dan dalam observasi dua jam setelahnya tidak ada kelainan.
2. Cedera sedang
Risiko cedera dianggap sedang bila kepala bayi terbentur keras dan dia mengalami hal berikut:
- Mual
- Muntah berulang (3-4 kali)
- Gangguan kesadaran kurang dari 1 menit
- Benjolan yang tak kunjung hilang.
3. Cedera tinggi
Terakhir, risiko cedera dianggap tinggi bila bayi mengalami:
- Penurunan kesadaran
- Gelisah
- Mengalami kelainan saraf
- Tulang kepala yang tampak masuk ke dalam
- Kejang
- Ada garis retak atau patah tulang pada kepala
- Ubun-ubun benjol
- Muntah lebih dari 5 kali atau lebih dari 6 jam
- Hilang kesadaran lebih dari 1 menit.
Tanda bayi perlu di bawa ke dokter
Cedera kepala risiko rendah umumnya tidak perlu pemeriksaan CT scan. Namun untuk risiko cedera sedang dan tinggi, dianjurkan untuk diperiksa dengan CT scan. Hal ini pun tentu dibutuhkan evaluasi dari dokter terlebih dahulu.
Parents tak perlu terlalu panik ketika kepala bayi terbentur karena biasanya kasus benturan yang dialami bayi tidak terlalu serius.
Ingatlah, bahwa kepala bayi masih lunak dan dalam tahap perkembangan. Jadi benturan sedikit saja bisa mengakibatkan cedera yang terlihat cukup gawat. Bayi mungkin akan mengalami benjol, memar, luka, dan lecet yang hilang dalam waktu cepat.
Meski demikian, Parents tetap perlu memantau perkembangan bayi dan tidak memberikan obat anti muntah padanya karena dapat mengaburkan gejala.
Pemantauan dapat dilakukan hingga 48 jam. Parents perlu membawa bayi ke dokter bila:
- Bayi tampak tidur atau tidak sadarkan diri
- Bayi tampak seperti bingung atau gelisah
- Kejang
- Muntah berulang
- Keluar darah dari telinga atau hidung
- Ubun-ubun tampak membonjol dan tidak segera hilang
Pertolongan pertama saat kepala bayi terbentur
Sebelum membawa bayi ke dokter, cobalah untuk menangani kepala bayi dengan pertolongan pertama berikut ini:
1. Kompres bagi bagian yang cedera dengan es batu yang dibungkus kain lembut selama kira-kira 20 menit. Kompres luka tersebut setiap 3-4 jam sekali.
2. Bersihkan luka yang terbuka dengan air hangat dan sabun bayi. Setelah bersih dan kering, oleskan salep khusus bayi untuk mencegah infeksi.
Setelah itu, tutup luka tersebut dengan plester atau kain lembut. Parents harus rutin mengganti plester sambil memeriksa kalau lukanya justru tambah parah.
3. Biarkan bayi beristirahat setelah terbentur. Sesekali cobalah cek apakah bayi masih bernafas seperti biasa atau tidak.
4. Percayalah pada insting Anda. Bila bayi tampak menunjukan gejala aneh saat terbentur maka jangan ragu untuk segera membawa anak dokter.
Referensi: Ikatan Dokter Anak Indonesia, Hello Sehat
Baca juga
Kepala anak terbentur, mungkinkah gegar otak? Ini yang perlu orangtua waspadai!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.