Kelelahan saat di rumah saja selama pandemi COVID-19 adalah salah satu hal yang kerap dialami. Termasuk juga bagi para pejuang work from home sekaligus Parents dengan anak-anak yang masih sekolah daring.
Salah satu istilah yang cocok menggambarkan kondisi itu adalah quarantine fatigue atau kelelahan mental akibat karantina. Kelelahan saat di rumah saja ini bisa disebabkan karena perasaan khawatir yang tidak juga reda karena pandemi COVID-19 yang masih belum melandai dengan berbagai perubahan yang berpengaruh, baik pada ekonomi maupun mental.
Lantas, apa itu penjelasan lebih lengkap soal quarantine fatigue dan bagaimana bisa terjadi? Simak penjelasan ini.
Penjelasan Ilmiah Kelelahan Saat di Rumah Saja dari Ahli
Berikut adalah beberapa fakta dan penjelasan ilmiah terkait kelelahan saat di rumah dari para ahli.
1. Kelelahan Saat di Rumah Saja karena Otak Kita Terus ‘Terancam’
Menurut Tara Hurster, psikolog dan pendiri The TARA Clinic terdapat beberapa alasan mengapa di rumah saja dapat membuat kita merasa lebih lelah dibanding bekerja di luar rumah.
“Ketika kita merasa stres dan cemas, otak kita akan memberi sinyal ancaman terhadap keselamatan kita. Hal ini akan membuat kita secara alami ingin lari dari atau melawan ancaman itu,” jelasnya, sebagaimana ditulis News.com.au.
Ia melanjutkan, dengan berada di rumah saja, kita menjadi sering lebih banyak duduk dari biasanya, yang berarti membuat otak kita terus berpikir tentang ancaman COVID-19 tersebut.
Artikel terkait: Malas Pakai Masker dan Mematuhi Protokol Kesehatan? Waspada Pandemic Fatigue!
2. Gangguan Tidur Akibat Kelelahan Saat di Rumah Saja Selama Pandemi
Bagi sebagian dari kita, bahkan mereka yang bekerja dari rumah dan tidak bersentuhan langsung dengan ancaman COVID-19, berdiam di rumah dalam waktu lama akan berdampak kepada ganguan tidur.
“Sebab, ‘ancaman’ harus di rumah saja karena Covid memicu respons biologis,” kata Hurster.
Ia menjelaskan bahwa karantina di rumah karena Virus Corona menyebabkan otak terus berada di bawah ancaman sehingga kita akan terus menerus merasa khawatir. Dampaknya, aktivitas tidur menjadi terganggu.
3. Kelelahan Saat di Rumah karena Pandemi Akan Memengaruhi Tingkat Konsentrasi
Studi juga menunjukkan bahwa kelelahan sewaktu karantina di rumah memengaruhi kemampuan kita untuk berkonsentrasi.
Dalam survei online yang dilakukan oleh lebih dari 4000 orang Italia yang terkunci selama April 2020, 30 persen responden melaporkan lebih sering mengalami “kegagalan kognitif”, alias kesulitan dengan ingatan atau konsentrasi mereka.
Artikel terkait: Penting! 6 Tips Membujuk Anak Mau Menggunakan Masker saat Keluar Rumah
4. Di Rumah Terlalu Lama Akan Membuat Kita Jadi Sensitif dengan Diri Sendiri
Seorang peneliti dari Jerman Marc Wittmann dalam Psychology Today menulis, saat berada dalam kebosanan, kita akan sangat sensitif dengan keberadaan diri sendiri dan dengan berlalunya waktu.
Akibatnya, kita selanjutnya akan mengalami emosi negatif, seperti menyadari kosongnya hari, frustasi, merasa tidak berdaya, cemas, dan bahkan depresi.
Hal ini sesuai dengan kalimat terkenal Blaise Pascal dalam Pensées-nya, “Semua masalah kemanusiaan berasal dari ketidakmampuan manusia untuk duduk diam di sebuah ruangan sendirian.”
Artikel terkait: Pakai Masker Saat Olahraga Bisa Sebabkan Kematian, Ini Cara Mencegahnya
Cara Mengatasi Kelelahan Saat di Rumah Saja Selama Pandemi
1. Agendakan Rutinitas Baru
Sara Linberg dalam Very Well Mind menulis tips untuk mengatasi kelelahan saat di rumah saja. Dengan terganggunya rutinitas kehidupan sehari-hari, kebanyakan ahli menyarankan untuk “membuang” rutinitas lama yang monoton dan membuat kegiatan baru.
Bisa dengan mengubah menu masakan setiap harinya, atau mencoba genre bacaan baru bagi Parents yang hobi membaca.
2. Olahraga Virtual
Kelas latihan olahraga daring atau virtual kini tersedia dan banyak dicoba. Parents tidak ada salahnya untuk mencobanya. Karena selain dapat menjaga kesehatan dan kebugaran, olahraga juga dapat mengurangi stres akibat kebosanan berada di rumah saja.
3. Tetap Agendakan Me-time di Rumah
Manusia adalah makhluk sosial, tetapi banyak orang menemukan diri mereka dalam rumah tangga dan merasa lebih ramai dari biasanya. Sehingga me time di rumah tetap perlu untuk dilakukan. Sangat penting untuk mencari waktu untuk diri sendiri.
Perlu pembagian waktu di mana kita terpisah sejenak dari anggota keluarga yang lain dan menikmati diri sendiri. Me time di rumah sesederhana memanfaatkan waktu tidur siang anak dengan membaca buku sambil minum cappucino. Parents juga bisa menyalurkan hobi bermain musik sewaktu senggang di rumah.
4. Tetap Jalin Relasi dengan Saudara dan Kolega secara Virtual
Melansir Kompas, Denrich Suryadi, seorang dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara dan psikolog senior di Morphosa, memberikan saran aktivitas yang mudah diikuti untuk menghindari kebosanan yang juga bermanfaat bagi kesehatan mental kita.
Salah satunya dengan tetap menjalin hubungan dengan orang-orang terdekat. Gunakanlah layanan video call dari berbagai platform yang ada, seperti WhatsApp dan LINE, agar komunikasi yang terjalin lebih hangat dan personal.
Kita dapat bercerita kepada keluarga atau teman mengenai aktivitas yang telah dijalani, dan tanyakan apa yang mereka lakukan. Saat berada dalam kebosanan, ataupun masa sulit seperti ini, kita memerlukan dukungan sosial yang sehat dan kuat, agar kelelahan saat di rumah saja pun bisa teratasi.
Baca juga:
Bunda, 4 cara ini bisa membantu mencegah kanker ovarium
Cara memakai masker yang benar menurut WHO untuk cegah penyebaran virus corona
Dari Daun Torbangun Hingga Bunga Pisang, Ini Ragam Makanan Peningkat Produksi ASI yang Tak Banyak Diketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.