Bermain game merupakan kegiatan yang mengasyikkan untuk mengisi waktu luang. Namun, game juga bisa menyebabkan kecanduan. Lantas, apa saja gejala dan penyebab kecanduan game online? Bagaimana pula bahaya dan cara mengatasinya?
Apa Saja Gejala Kecanduan Game Online?
Melansir laman Psychology Today, kecanduan game tak bisa dipandang sebagai masalah sepele. Bahkan, kondisi tersebut dapat dikategorikan dalam gangguan mental dan dinamakan “gaming disorder”.
Adapun gejalanya menurut WHO yaitu:
- Keinginan untuk bermain game yang tak terkendali.
- Game menjadi prioritas utama dibandingkan dengan aktivitas positif lainnya.
- Tidak peduli dengan dampak negatif yang timbul akibat kebiasaan ini dan ingin terus bermain game.
Perilaku kecanduan pada seorang gamer dapat berimbas pada hubungan sosial, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan keluarga, dan tentunya pada diri sendiri. Biasanya, kecanduan ini akan terlihat setelah 12 bulan melakukan aktivitas rutin bermain game.
Tak hanya soal keinginan untuk terus bermain game, ada juga yang tanpa sadar menggerakkan anggota tubuh secara spontan. Misalnya, memperagakan gerakan bermain game ketika sedang tidur.
Artikel terkait: Tidak Selalu Buruk, Inilah 7 Dampak Positif dari Video Game
Penyebab Kecanduan Game Online
Ada faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab kecanduan game online. Berikut beberapa di antaranya.
1. Keseruan Game Versi Terbaru yang Terus Bermunculan
Para pengembang game tentunya ingin terus membuat game yang menarik dan disukai para penggemarnya. Itulah sebabnya, mereka terus mengadakan pembaruan yang semakin memanjakan pemain. Di sisi lain, para gamer juga tak segan merogoh kocek dalam-dalam demi menikmati pengalaman dari game yang mereka gandrungi.
2. Pertemanan di Dunia Maya
Game online biasanya dibekali fitur pertemanan agar satu orang dengan lainnya dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi. Seperti pada permainan Mobile Legend misalnya, setiap pemain yang tergabung dapat saling mengobrol dengan asyik.
Inilah yang kadang membuat seseorang menjadi kecanduan game. Sebab, mereka merasa menemukan teman yang cocok dan lebih memahami dirinya.
3. Pengalihan dari Masalah di Dunia Nyata
Game kerap kali dipandang sebagai penghilang stres. Banyak orang berusaha menghibur diri dengan terjun ke arena game yang membuat lupa pada permasalahan di dunia nyata. Lewat game, mereka merasa bisa menyalurkan emosi.
4. Iming-Iming Hadiah yang Besar
Tak jarang, pihak pengembang bekerja sama dengan sponsor untuk memberikan reward kepada pemenang game. Bahkan, sejumlah turnamen game online menjanjikan hadiah yang menggiurkan. Nah, permainan dengan hadiah besar ini kerap membuat gamer rela untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas gaming.
5. Pola Asuh Orang Tua
Faktanya, pengasuhan orang tua juga dapat menjadi faktor pencetus anak menjadi kecanduan. Memberikan game pada usia terlalu dini akan menyebabkan anak berpikir bahwa game adalah tempat mencari kesenangan. Kebiasaan ini pada akhirnya membuat anak ketergantungan.
Artikel terkait: Kecanduan main game bikin pria ini alami gangguan jiwa, peringatan bagi Parents!
Bahaya Kecanduan Game Online
Lalu, apakah game berbahaya? Sebenarnya game tidak berbahaya jika dimainkan sewajarnya, ama seperti penggunaan gadget, seks, atau mengonsumsi kopi. Jika semua dilakukan tidak berlebihan, tentu tidak akan menimbulkan bahaya serius. Namun, jika seseorang telah bermain game secara kontinu hingga lupa waktu, maka harus segera ditangani.
Kebanyakan pecandu game online adalah remaja. Kecanduan game online pada remaja mengakibatkan perubahan perilaku seperti mudah marah, cemas, dan gelisah jika tidak bermain dan berhubungan dengan komunitasnya di dunia maya.
Membiarkan anak terus bermain game akan menyulitkan orang tua untuk mengubah perilaku negatif yang timbul akibat terlalu sering bermain. Akibatnya, anak akan mudah melawan orang tua ketika dinasihati.
Kebanyakan orang yang sudah kecanduan game online bahkan lebih mengandalkan game untuk mengelola emosi. Sebagian lagi bahkan merasa lebih nyaman menjadi karakter mereka dalam dunia maya dibandingkan dalam bersosialisasi di dunia nyata.
Kecanduan bermain game juga dapat membawa berbagai konsekuensi, yaitu:
- Mudah marah dan gelisah
- Suka berbohong
- Kurang tidur
- Penglihatan memburuk
- Melawan orang tua
- Pola makan terganggu
- Munculnya sindrom quervain
Cara Mengatasi Kecanduan Game
Sejumlah peneliti pun terus berusaha mengembangkan cara paling efektif untuk mengatasi kecanduan game.
1. Membatasi Waktu Bermain Game
Mulailah dengan membatasi waktu bermain game, misalnya hanya 1 jam saja per hari. Nah, bagi orang tua yang ingin mengatasi masalah kecanduan game pada anaknya, coba alihkan perhatian anak dengan kegiatan lain. Di tahap awal, mungkin upaya ini butuh kerja keras dan penolakan dari anak.
Artikel terkait: Main Video Games Kurang Dari 1 Jam Sehari Ternyata Bermanfaat untuk Anak
2. Simpan Piranti Game di Luar Kamar
Segera simpan alat-alat game seperti konsol game, komputer, smartphone di luar kamar. Sebab, jika peralatan tersebut tetap berada di dalam kamar, seorang pecandu game akan selalu tergoda untuk membuka permainan kembali.
3. Mencari Kegiatan dan Hobi yang Positif
Cari kegiatan dan hobi yang bernilai positif seperti berolahraga, berkebun, memasak, hingga bermain alat musik. Bagi orang tua, coba ajak anak-anak yang kecanduan bermain game melakukan kegiatan tersebut bersama-sama.
4. Berkonsultasi dengan Psikolog
Jika keinginan berhenti untuk bermain game masih terasa sulit, konsultasikan masalah tersebut kepada psikolog. Seorang psikolog bisa membantu memberikan sejumlah terapi untuk kecanduan, salah satunya dengan terapi kognitif perilaku (CBT).
****
Itulah penjelasan tentang kecanduan game online, bahaya game, dan cara mengatasinya. Jika hal ini dialami si kecil, peran aktif orang tua sangat diperlukan untuk membantu mereka keluar dari kondisi kecanduan.
Baca juga:
Inilah 15 games yang resmi diblokir pemerintah
10 Rekomendasi Game PS4 yang Edukatif bagi Anak-anak, Cek!
Sudah Tepatkah Game untuk Anak di iPad Anda?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.