Kehamilan dan proses persalinan akan membuat fisik ibu mengalami beragam perubahan. Salah satu yang mungkin terjadi adalah timbulnya jerawat setelah melahirkan. Apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana cara untuk mengatasinya?
Munculnya jerawat secara tiba-tiba dipicu oleh hormon. Perubahan hormon yang terjadi misalnya ketika mengalami pubertas, sebelum siklus menstruasi, saat hamil, dan setelah melahirkan dapat menyebabkan jerawat.
Meskipun jerawat yang muncul karena hormon kehamilan biasanya menghilang setelah melahirkan, beberapa ibu mengalami jerawat yang berlanjut hingga setelah melahirkan. Hal ini normal terjadi karena tubuh masing-masing ibu berbeda.
Jerawat yang muncul setelah melahirkan dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk punggung dan bokong. Namun, jerawat cenderung muncul di area dahi, dagu, dan pipi karena bagian-bagian tersebut memiliki lebih banyak kelenjar sebaceous.
Artikel Terkait: 10 Tips Meredakan Nyeri Pasca Melahirkan, Simak Caranya, Bun!
Penyebab Munculnya Jerawat Setelah Melahirkan
Sumber: Shutterstock
Saat ibu hamil, tubuh akan memproduksi hormon progesteron yang bekerja melapisi rahim dan mempersiapkan sel telur dalam jumlah besar.
Mengutip dari situs SELF, menurut asisten professor dermatologis klinis di Universitas Stanford, Meghan Dickman, M.D, lonjakan hormon progesteron yang biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan menjadi penyebab utama timbulnya jerawat setelah melahirkan.
Peningkatkan kadar hormon progesteron dalam tubuh tersebut meningkatkan produksi sebum atau minyak alami kulit. Tingginya produksi sebum dapat meningkatkan kemungkinan pori-pori dan folikel rambut tersumbat oleh minyak, bakteri, dan sel-sel kulit mati sehingga akhirnya jerawat pun timbul.
Tingginya progesteron ini akan mencapai puncaknya pada trimester ketiga, sehingga umum bagi ibu hamil untuk mengalami jerawat dan minyak berlebih pada akhir masa kehamilannya.
Sumber: Shutterstock
Setelah melahirkan, kadar progesteron dan estrogen akan mulai menurun agar tubuh dapat mengalami menstruasi kembali. Namun, dibutuhkan waktu sekitar enam hingga delapan minggu agar hormone kembali stabil.
Pada sebagian besar kasus, jerawat hormonal karena kehamilan akan hilang pada akhir trimester ketiga hingga beberapa minggu setelah melahirkan, tergantung pada seberapa lama waktu yang dibutuhkan tubuh Bunda untuk mengembalikan tingkat hormone ke kondisi normal.
Jika jerawat tetap muncul lebih dari rentang waktu tersebut, mungkin saja Bunda mengalami masalah lain terkait dengan hormon atau penyebab jerawat lain yang tidak berkaitan dengan kehamilan.
Aktvitas sebagai Ibu Baru Bisa Jadi Penyebab Timbulnya Jerawat
Perlu diketahui bahwa hormon progesterone bukanlah satu-satunya penyebab jerawat pascapersalinan. Rutinitas baru dan kesibukan merawat bayi dapat meningkatkan stres yang kemudian memicu jerawat.
Memang stres secara tidak langsung menyebabkan jerawat, tetapi kondisi stres membuat tubuh melepaskan hormon kortisol yang merangsang kelenjar sebaceous untuk mengeluarkan lebih banyak sebum yang kemudian dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat.
Kondisi lain seperti dehidrasi juga bisa menyebabkan jerawat. Kulit yang kering juga dapat meningkatkan produksi sebum yang memicu jerawat.
Jerawat juga bisa muncul jika Anda sering menyentuh wajah. Ini adalah penyebab umum jerawat karena bakteri dari tangan berpindah ke wajah.
Artikel Terkait: Kapan Biasanya Waktu yang Normal Menstruasi Kembali Setelah Melahirkan?
6 Cara Mengatasi Jerawat Setelah Melahirkan
1. Menggunakan Obat Jerawat
Sumber: Shutterstock
Bunda perlu berhati-hati untuk memilih produk pengobatan untuk jerawat karena ada beberapa bahan yang bisa disalurkan melalui ASI dan membahayakan bayi.
Jika Bunda sedang menyusui, dokter biasanya merekomendasikan penggunaan obat topikal sebagai pengobatan pertama untuk jerawat. Pada umumnya produk yang dijual bebas, seperti skincare khusus jerawat aman digunakan untuk menyusui jika mengandung asam salisilat (salicylic acid), benzoil peroksida, atau asam glikolat (glycolic acid).
Akan tetapi, Bunda harus mengetahui bahwa ada bahan-bahan yang tidak aman selama kehamilan dan menyusui, yaitu seperti retinoid topikal yaitu obat antiinflamasi yang dapat membuka pori-pori yang tersumbat.
Sebaiknya selalu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mencoba memakai obat jerawat apa pun.
2. Mengatasi Jerawat Setelah Melahirkan dengan Pil KB
Sumber: Shutterstock
Untuk mengatasi jerawat hormonal setelah melahirkan, kontrasepsi oral juga bisa digunakan. Pil KB tertentu dapat mengatur hormon yang memicu jerawat.
Sama seperti obat jerawat, penggunaan pil KB untuk mengatasi jerawat ini juga sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter, baik dokter kandungan atau dokter kulit.
3. Mengganti Skincare atau Produk Perawatan Kulit Wajah
Sumber: Shutterstock
Gunakanlah produk perawatan kulit bebas minyak yang tidak menyumbat pori-pori (oil-free dan non-comedogenic).
Cuci muka dengan menggunakan sabun muka yang lembut dua kali sehari, pada pagi dan malam hari, kemudian jangan lupa untuk melakukan eskfoliasi atau mengangkat sel kulit mati satu hingga dua kali dalam seminggu.
Mandi setelah berolahraga atau aktivitas berat yang menyebabkan keringat juga dapat membantu mencegah timbulnya jerawat di punggung.
Beberapa orang juga dapat mengalami jerawat setelah terlalu banyak terpapar sinar matahari. Jika memungkinkan batasi paparan sinat matahari langsung dan selalu kenakan tabir surya. Tabir surya atau sunscreen dapat membantu melindungi kulit dari sinar matahari.
Pilihlah sunscreen dengan kadar SPF 30 atau lebih tinggi yang termasuk broad-spectrum, yaitu dapat melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Pakai sunscreen di pagi hari sebelum beraktivitas dan ulangi pemakaiannya tiap 3 hingga 4 jam sekali.
Artikel Terkait: Waspadai Gejala Sindrom Sheehan, Kerusakan Kelenjar Setelah Melahirkan
4. Mengubah Pola Makan
Sumber: Shutterstock
Perhatikan pula apakah jerawat semakin memburuk setelah makan makanan tertentu. Dalam beberapa kasus, jerawat dapat muncul setelah makan makanan berlemak, makanan manis, dan mengandung susu.
Gula dan susu dapat menyebabkan jerawat, sehingga lebih baik untuk membatasi asupan makanan ini untuk membantu membersihkan kulit dan mengatasi jerawat.
Hindari pula asupan karbohidrat yang berlebihan karena cenderung masuk ke dalam darah dengan sangat cepat alias tinggi indeks glikemik. Tingginya indeks glikemik akan berpengaruh pada gula darah sehingga tubuh memproduksi banyak insulin untuk menurunkan gula darah.
Insulin yang tinggi juga dapat memengaruhi hormon lain yang meningkatkan produksi minyak di kulit.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang menjaga pola makan sehat cenderung tidak terkena jerawat. Berikut adalah beberapa pilihan makanan yang baik untuk mencegah jerawat:
- Buah-buahan dan sayuran segar
- Makanan yang kaya beta karoten
- Buah atau makanan yang tinggi vitamin C
- Makanan tinggi lemak sehat seperti ikan
5. Mengubah Gaya Hidup
Sumber: Shutterstock
Gaya hidup yang kurang sehat juga bisa memicu timbulnya jerawat setelah melahirkan. Pastikan Bunda memenuhi kebutuhan cairan harian dengan baik dan mendapat cukup istirahat. Atasi dan kelola stres dengan baik, contohnya dengan melakukan meditasi atau latihan pernapasan.
Usahakan untuk mendapatkan cukup istirahat. Jika tubuh tidak mendapatkan cukup tidur, maka hormon kortisol yang dapat membuat Bunda berisiko mengalami lebih banyak jerawat akan melonjak. Tidurlah ketika bayi sedang tidur atau minta bantuan kepada orang terdekat dalam mengasuh bayi agar Bunda bisa berisitrahat sejenak dengan tenang.
Berolahraga juga merupakan salah satu cara yang baik untuk mengatasi stres. Namun, pastikan untuk membersihkan kulit sebelum dan sesudah berolahraga agar tidak memperburuk kondisi jerawat.
6. Konsumsi Makanan yang Mengandung Probiotik
Sumber: Shutterstock
Probiotik dapat membantu meningkatkan produksi ceramide atau asam lemak lipid yang bermanfaat untuk memberikan perlindungan pada kulit. Hal ini juga akan bermanfaat untuk mengatasi dan mencegah jerawat.
Beberapa makanan yang mengandung probiotik di antaranya adalah:
- Yoghurt
- Kefir
- Tempe
- Kimchi
- Kombucha
- Asinan Mentimun
- Keju
Kapan Harus ke Dokter?
Sumber: Shutterstock
Sebagian besar jerawat karena hormon kehamilan akan hilang dengan sendirinya segera setelah melahirkan. Namun, jika Bunda mengalami masalah jerawat membandel yang susah untuk diobati sendiri, mungkin Bunda harus mempertimbangkan untuk berkonsultasi ke dokter.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri jerawat parah yang diwaspadai:
- Jerawat yang meradang dan menimbulkan rasa sakit
- Timbulnya jerawat di tempat yang tidak wajar
- Sudah menggunakan berbagai macam obat dan perawatan tetapi jerawat tak kunjung hilang dalam waktu 12 minggu atau lebih
Terkadang produk yang dijual bebas tidak cukup untuk mengobati jerawat yang parah. Jika sudah terjadi seperti ini, dokter kemungkinan akan meresepkan obat resep yang lebih kuat dan lebih efektif. Jangan lupa juga berkonsultasi jika Bunda menyusui agar obat yang diberikan aman untuk bayi.
***
Itulah beberapa tips seputar mengatasi jerawat yang timbul setelah melahirkan. Apakah Bunda juga tengah mengalami kondisi tersebut?
Baca Juga:
Panduan Ibu Baru, 6 Hal Penting Dilakukan Menjelang Melahirkan
Kehamilan dan Melahirkan adalah Pilihan Bagi Perempuan
Biaya Melahirkan Membengkak di Masa Pandemi? Ikuti Tips Hemat Ini, Bun!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.