Parents, pernahkah mendengar autisme? Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu. Mengingat pengaruhnya signifikan terhadap tumbuh kembang anak, sangat penting bagi orangtua mengetahui apa saja jenis autisme.
Faktor Risiko Autisme
Bicara autisme, sayangnya hingga kini penyebab gangguan ini belum diketahui secara pasti. Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa faktor yang memungkinkan risiko anak menderita autisme meningkat antara lain:
- Jenis kelamin. Faktanya, anak laki-laki 4 kali lebih berisiko mengalami autisme dibandingkan anak perempuan.
- Faktor genetik. Sekitar 2-18% orangtua dari anak penderita autisme, berisiko memiliki anak kedua dengan gangguan yang sama.
- Kelahiran prematur. Bayi yang lahir pada masa kehamilan 26 minggu atau kurang berisiko menderita autisme
- Kelahiran kembar. Pada kasus kembar tidak identik, terdapat 0-31% kemungkinan autisme pada salah satu anak memengaruhi kembarannya juga mengalami autisme. Pengaruh autisme makin besar pada anak yang terlahir kembar identik, yaitu sekitar 36-95%.
- Usia. Semakin tua usia orangtua saat memiliki anak, semakin tinggi pula risiko memiliki anak autis. Pria yang memiliki anak di usia 40-an berisiko memiliki anak autis lebih tinggi 28% dan meningkat menjadi 66% pada usia 50-an. Sedangkan pada perempuan yang melahirkan di atas usia 40-an, maka risikonya memiliki anak autis meningkat hingga 77% bila dibandingkan melahirkan di bawah usia 25 tahun.
- Pengaruh gangguan lainnya. Beberapa gangguan tersebut antara lain distrofi otot, fragile X syndrome, lumpuh otak atau cerebral palsy, neurofibromatosis, sindrom Down, dan sindrom Rett.
- Gaya hidup selama hamil. Konsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan (terutama obat epilepsi) dalam masa kehamilan, dapat meningkatkan risiko anak yang lahir menderita autisme.
Apa Saja Jenis Autisme?
Dengan prevalensi autisme yang kian meningkat setiap tahunnya, banyak orang yang tidak memahami bagaimana menangani anak penyandang autisme. Bukan tanpa alasan, anak dengan autisme membutuhkan perhatian khusus.
Perlu diketahui bahwa autisme memiliki beragam jenis dengan gejala yang berbeda. Mengutip WebMD, berikut jenis-jenis autisme yang patut diketahui.
1. Autistic Disorder
Jenis autisme yang pertama yaitu Autistic Disorder. Anak yang mengalami autisme satu ini biasanya disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam menafsirkan emosi.
Autistic Disorder kerap disebut mindblindness yang ditandai dengan kecenderungan penderita hidup di dunianya sendiri dan tidak memahami peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Anak dengan Autistic tidak memiliki kemampuan dalam memahami permasalahan dari sudut pandang orang lain.
Namun jangan salah, pengidap Autistic Disorder tidak bisa dipandang enteng. Biasanya, anak dengan gangguan ini memiliki keistimewaan di berbagai bidang seperti musik, seni, kemampuan berhitung serta memori dan hapalan yang lebih tinggi dibandingkan anak normal.
2. Asperger Syndrome
Ada lagi jenis autisme Asperger syndrome di mana mengarah kepada anak yang tidak terlalu menampakkan respon atau ekspresinya dalam menanggapi orang lain. Anak akan lebih ekspresif pada hal yang menurutnya menarik atau berhubungan spesifik dengan dirinya saja.
Berbeda dengan Autistic Disorder, anak dengan Asperger Syndrome dapat berinteraksi dengan orang lain dan memiliki empati. Si kecil mampu berkomunikasi dengan normal dan kemampuan bahasanya pun baik. Nilai plus juga akan terlihat pada bidang yang ia senangi. Kendati begitu, anak dengan Asperger syndrome cenderung tidak memberi respon atau ekspresi yang umumnya dilakukan orang lain.
3. Childhood Disintegrative Disorder
Childhood Disintegrative Disorder merupakan salah satu jenis autisme dimana anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik, bahasa dan fungsi sosial. Biasanya gangguan ini terjadi karena tidak sinkronnya kerja sistem saraf pada otak.
Tidak seperti jenis autisme sebelumnya, jenis autisme satu ini awalnya memiliki kemampuan motorik, bahasa maupun interaksi sosial. Namun, seiring dengan bertambahnya usia kemampuan tersebut merosot.
Penderita akan mengalami perkembangan yang normal sampai usia 2 tahun dan perlahan kehilangan kemampuannya ketika menginjak usia 3 hingga 10 tahun.
4. Pervasive Developmental Disorder (Not Otherwise Specified)
Terakhir yaitu Pervasive Developmental Disorder (Not Otherwise Specified) yang merupakan jenis autisme dengan kerumitan lebih tinggi dibandingkan anak pengidap autisme jenis lain. Anak yang mengidap jenis autisme satu ini bahkan kadang memiliki gejala spesifik yaitu memiliki teman imajinatif.
Seorang anak dengan masalah autis jenis ini umumnya tidak dapat menanggapi perilaku orang lain, baik secara lisan maupun tindakan. Ada juga penderita yang memiliki masalah dengan daya ingat, sulit menerima perubahan, serta kecenderungan mengulang gerakan dalam keseharian.
Hal ini membuat anak dengan Pervasive Developmental Disorder (Not Otherwise Specified) ini menjadi jenis autisme yang paling kompleks dan membutuhkan penanganan ekstra.
***
Terlepas dari jenisnya dan risiko yang bisa menimpa siapa saja, anak engan autisme adalah anak spesial dengan kelebihan tersendiri. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.
Baca juga:
Kabar Gembira! Alat Deteksi Dini Autisme Ditemukan, Ini Cara Kerjanya
Sering Disebut Sama, Ini 6 Perbedaan Down Syndrome dan Autisme
Ketahui Manfaat Terapi Okupasi untuk Anak Autisme
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.