Inovasi selalu dibutuhkan untuk menemukan sesuatu yang mumpuni, termasuk di bidang kesehatan. Seperti belum lama ini, seorang ilmuwan asal Hong Kong tengah mengembangkan alat deteksi dini autisme. Lantas, seperti apa cara kerjanya?
Ahli Asal Hong Kong Temukan Alat Deteksi Dini Autisme
Bukan alat uji biasa, seorang ilmuwan asal Hong Kong menemukan alat uji anak autisme dengan cara memindai retina. Metode satu ini diklaim dapat mendeteksi autisme lebih dini juga menekan risiko autisme pada seseorang.
Dengan kata lain, tes melalui alat ini dapat dilakukan pada anak-anak sejak usianya enam tahun. Berbekal kecerdasan buatan, teknologi ini diharapkan dapat digunakan secara komersial tahun ini.
Seorang profesor yang berbasis di Chinese University of Hong Kong Benny Zee mengatakan, pemindai mata retina dapat membantu meningkatkan deteksi dini dan hasil pengobatan untuk anak-anak.
“Pentingnya memulai intervensi dini adalah karena mereka masih tumbuh dan berkembang. Jadi peluang suksesnya lebih besar,” ungkap Zee mengutip Reuters, Senin (15/3/2021).
Bukan tanpa alasan, metode tersebut menggunakan kamera beresolusi tinggi dengan software komputer baru yang menganalisis kombinasi berbagai faktor, termasuk lapisan serat dan pembuluh darah di mata.
Alhasil tak hanya mengidentifikasi risiko autisme pada anak, teknologi ini nantinya dapat mengarahkan subjek tes untuk menjalani program pengobatan yang tepat.
Dalam masa uji, sebanyak 70 anak dites dengan teknologi tersebut dengan rincian 46 anak mengalami autisme dan 24 anak hanya kelompok kontrol. Rata-rata usia anak yang diuji ialah 13 tahun, dan yang termuda masih berusia 6 tahun. Faktanya, teknologi tersebut mampu mengidentifikasi anak dengan autisme dengan tingkat akurasi mencapai 95,7 persen.
Temuan Zee ini telah dipublikasikan dalam jurnal medis ilmiah EClinical Medicine. Spesialis autisme pun menyambut baik temuan tersebut. Sayangnya, penemuan positif ini tak lantas membuat para orangtua menyambut dengan hasil serupa.
Masih ada stigma besar yang membuat orangtua enggan mempercayai anak-anak mereka mengidap autisme. Padahal, anaknya sudah memiliki pertanda yang jelas.
“Seringkali orangtua awalnya akan menyangkal. Padahal, jika Anda menjalani tes medis atau penanda biologis sejenis akan memudahkan orangtua untuk menerima. Jika sudah begitu, anak bisa mendapatkan perawatan yang tepat lebih cepat,” ujar Dr Caleb Knight yang menjalankan pusat terapi autisme.
Lebih lanjut, anak autisme yang menjalani tes tersebut harus menunggu sekitar 80 pekan untuk kemudian menemui spesialis yang dibutuhkan. Merujuk pada pernyataan email otoritas Hong Kong, Zee menuturkan bahwa riset tersebut murni bertujuan mendukung penelitian dan telah diizinkan oleh para profesional di bidang kesehatan.
Gejala Autisme Anak yang Perlu Diketahui Orangtua
Berbicara mengenai autisme, data Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan 1 dari 160 anak di seluruh dunia mengidap autisme pada 2019. Bahkan, berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan selama 50 tahun terakhir memaparkan prevalensi autisme mengalami peningkatan di lingkup global.
Untuk itu, penting bagi orangtua melakukan deteksi dini dan memelajari lebih lanjut seperti apa gejala autisme. Merujuk laman Mayo Clinic, beberapa anak mulai menunjukkan gejala autis sejak bayi dan jelas terlihat ketika usianya menginjak dua tahun. Umumnya, gejala autis dibagi menjadi dua yakni dari segi interaksi sosial dan pola perilaku.
Gejala Autis dari Segi Aspek Komunikasi
- Tidak merespons saat dipanggil, atau tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara
- Menolak pelukan dan sentuhan, lebih suka bermain sendiri, punya dunia sendiri
- Sulit melakukan kontak mata dan tidak bisa mengekspresikan wajah
- Tidak lancar berbicara, mengalami keterlambatan bicara, sampai kehilangan kemampuan mengucapkan kata atau kalimat
- Tidak bisa memulai obrolan, sulit diajak berbincang, hanya mau berbicara saat menginginkan sesuatu
- Nada bicara tidak wajar dan terkadang menggunakan ritme yang tidak lazim seperti nyanyian, menirukan robot, atau suara lain
- Kerap mengulangi kata atau frasa, tetapi tidak memahami cara menggunakannya
- Tidak mudah memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana
- Tidak dapat mengungkapkan emosi dan perasaan, atau tidak dapat menyadari perasaan orang lain
- Interaksi sosial tidak normal seperti terlalu pasif, terlalu agresif, atau mengganggu
- Susah mengenali isyarat nonverbal seperti menafsirkan ekspresi wajah, sinyal tubuh, atau nada suara orang lain
Gejala Autis dari Segi Pola Perilaku
- Sering melakukan gerakan berulang seperti mengayunkan, memutar, atau mengepakkan tangan
- Kerap melakukan aktivitas yang dapat menyakiti diri sendiri seperti menggigit atau membenturkan kepala
- Memiliki rutinitas tertentu dan terganggu apabila rutinitasnya diusik
- Mengalami gangguan koordinasi tubuh misalkan canggung, berjalan dengan cara berjinjit, bahasa tubuh aneh, badan kaku
- Sering terpesona dengan detail suatu objek tanpa memahami fungsi objek tersebut
- Sensitif terhadap cahaya, suara, dan sentuhan tapi tidak peka pada rasa sakit dan perubahan suhu
- Punya rasa ketertarikan yang sangat tinggi pada suatu objek atau aktivitas
- Memiliki preferensi makanan tertentu, misalkan hanya mau satu menu, atau menolak makanan dengan tekstur khusus
Parents, semoga informasi tentang alat deteksi dini autisme ini bermanfaat.
Baca juga:
Cara mendeteksi autisme pada bayi, perhatikan 7 gejala awalnya
5 makanan yang harus dihindari anak dengan autisme
Jangan dianggap remeh, seperti ini ciri spesifik autisme pada bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.