Waspada Infeksi Telinga pada Bayi: Gejala, Cara Mengatasi, dan Mencegah

Ternyata 5 dari 6 anak akan mengalami infeksi telinga sebelum usia 3 tahun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Beberapa bayi pernah mengalami infeksi telinga yang disebabkan bakteri atau virus yang menginfeksi dan menjebak cairan di belakang gendang telinga hingga terjadinya pembengkakan. Waspadai infeksi telinga pada bayi ini dengan mengenali gejala dan cara menanganinya. 

Apa Itu Infeksi Telinga pada Bayi?

National Institute on Deafness and Other Communication Disorders menyatakan 5 dari 6 anak akan mengalami infeksi telinga sebelum ulang tahunnya yang ke-3. Wow! Sebenarnya apa itu infeksi telinga dan bahayanya pada bayi Anda?

Melansir Mayo Clinic, istilah ‘infeksi telinga’ secara medis dikenal sebagai otitis media akut atau infeksi mendadak di telinga tengah (ruang di belakang gendang telinga). 

Telinga tengah ini berada di belakang gendang telinga (membran timpani) dan juga merupakan rumah bagi tulang-tulang halus yang membantu pendengaran. Tulang-tulang  (ossicles) tersebut adalah martil (maleus), landasan (incus), dan sanggurdi (stapes). 

Dalam banyak kasus, infeksi telinga sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya setelah meminum obat dari dokter. Namun, ada juga beberapa yang mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berkelanjutan, seperti mengalami masalah pendengaran.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, penyebab infeksi telinga adalah bakteri dan virus yang masuk melalui pilek atau infeksi pernapasan lainnya. Bakteri atau virus berjalan ke telinga tengah melalui tuba eustachius (ada satu di setiap telinga) –tabung yang menghubungkan telinga tengah ke belakang tenggorokan– dan menyebabkannya membengkak.

Pembengkakan ini bisa menyebabkan saluran tersumbat dan membuat cairan yang diproduksi secara normal menumpuk di telinga tengah dan menyebabkan rasa sakit pada telinga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Daftar Lengkap Vaksinasi Anak Usia 0-12 Bulan Sesuai Anjuran IDAI 

Penyebab atau Faktor Risiko Infeksi Telinga pada Bayi

Siapa saja sebenarnya bisa terkena infeksi telinga, baik itu anak-anak atau orang dewasa. Meski sejauh ini yang lebih sering datang ke dokter karena penyakit ini adalah anak-anak. 

Melansir Hopkins Medicine, anak-anak memang lebih mungkin menderita infeksi telinga daripada orang dewasa karena dua alasan ini:

  • Sistem kekebalannya belum berkembang sempurna sehingga kurang siap melawan infeksi.
  • Saluran eustachius bayi lebih kecil dan lebih horizontal, sehingga lebih sulit bagi cairan untuk mengalir keluar dari telinga.

Ya, infeksi telinga, selain pilek, paling umum dialami oleh anak berusia antara 3 bulan, 3 tahun, dan juga 8 tahun di mana sekitar 25% dari mereka akan mengalami infeksi telinga berulang.

Adapun penyebab atau faktor risiko yang memengaruhi infeksi telinga meliput:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Usia

Bayi dan anak kecil (antara usia 6 bulan dan 2 tahun) memiliki risiko lebih besar terkena infeksi telinga.

2. Riwayat Keluarga

Kecenderungan terkena infeksi telinga dapat diturunkan dalam keluarga.

3. Pilek Bisa Sebabkan Infeksi Telinga pada Bayi

Sering pilek dapat meningkatkan kemungkinan terkena infeksi telinga.

4. Alergi

Kondisi alergi juga dapat menyebabkan peradangan (pembengkakan) pada saluran hidung dan saluran pernapasan bagian atas, yang dapat memperbesar kelenjar gondok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kelenjar gondok yang membesar dapat menyumbat tuba eustachius, dan mencegah cairan telinga mengalir. Ini menyebabkan penumpukan cairan di telinga tengah hingga menyebabkan tekanan, nyeri, dan kemungkinan infeksi telinga.

5. Penyakit Kronis

Orang dengan penyakit kronis (jangka panjang) lebih mungkin mengembangkan infeksi telinga. Terutama pasien dengan defisiensi imun dan penyakit pernapasan kronis, seperti cystic fibrosis dan asma.

6. Etnis

Penduduk asli Amerika dan anak-anak Hispanik memiliki lebih banyak infeksi telinga daripada kelompok etnis lainnya.

7. Asap rokok

Asap rokok di rumah dapat meningkatkan kemungkinan infeksi telinga tengah.

Gejala Infeksi Telinga pada Bayi

Gejala otitis media atau infeksi telinga tengah meliputi: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Sakit pada telinga. Ini gejala yang terlihat jelas pada anak-anak dan orang dewasa. Pada bayi yang belum bisa berbicara, mereka kerap menggosok atau menarik-narik telinganya, menangis lebih sering dari biasanya, sulit tidur, bertingkah rewel, atau mudah tersinggung.
  • Tidak nafsu menyusui. Tekanan di telinga tengah berubah saat anak menelan dan menyebabkannya lebih banyak merasakan sakit.
  • Iritabilitas. Segala jenis rasa sakit yang berkelanjutan dapat menyebabkan iritabilitas.
  • Sulit tidur. Rasa sakit mungkin lebih buruk saat anak berbaring karena tekanan di telinga bisa memburuk.
  • Demam. Infeksi telinga dapat meningkatkan suhu tubuh bayi 100°F (38°C) hingga 104°F (40°C), dan sekitar 50 persen anak-anak mengalami ini saat menderita infeksi telinga.
  • Drainase dari telinga. Cairan kuning, cokelat, atau putih yang bukan kotoran telinga merembes dari telinga. Ini bisa jadi tanda dari gendang telinga telah pecah (patah).
  • Gangguan pendengaran. Tulang telinga tengah terhubung ke saraf yang mengirim sinyal listrik (sebagai suara) ke otak. Cairan di belakang gendang telinga memperlambat pergerakan sinyal listrik ini melalui tulang telinga bagian dalam.

Artikel terkait: Bayi yang Sering Ngempeng Lebih Mudah Terkena Infeksi Telinga

Jenis Infeksi Telinga pada Bayi 

Ada tiga jenis infeksi telinga yang umum terjadi pada bayi yang dibedakan dari jenis gejalanya menurut National Institutes of Health (NIH). Yaitu: 

1. Acute Otitis Media (AOM)

Acute Otitis Media (AOM) atau otitis media akut atau infeksi telinga tengah merupakan salah satu jenis infeksi telinga yang paling umum dan sering dikategorikan sebagai sakit kepala daripada infeksi. Bayi yang mengalami infeksi telinga jenis ini biasanya akan merasakan demam dan rasa sakit pada telinganya.

Infeksi telinga umumnya terjadi tiba-tiba, dengan atau segera setelah bayi mengalami pilek atau infeksi pernapasan lainnya. Sembuhnya juga bisa terjadi secara tiba-tiba dan hilang dalam beberapa hari. Namun, besar kemungkinan akan kembali entah dalam jangka waktu pendek atau lama (infeksi telinga tengah kronis).

2. Otitis Media with Effusion (OME)

Infeksi telinga yang disebut Otitis Media with Effusion (OME) terjadi ketika cairan sudah tak lagi mengalir, tetapi sebagian terperangkap dalam gendang telinga. Infeksi ini biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Jadi ada baiknya Parents memeriksakan kondisi bayi ke dokter THT (telinga, hidung, tenggorokan) untuk membantu menghilangkan cairan tersebut.

3. Chronic Otitis Media with Effusion (COME)

Chronic Otitis Media with Effusion (COME) terjadi ketika cairan terperangkap dalam gendang telinga untuk jangka waktu cukup lama dan terulang beberapa kali. Parents harus berhati-hati, karena bayi yang menderita infeksi telinga jenis ini dapat mengalami gangguan pendengaran di masa depannya.

Cara Mengatasi Infeksi Telinga pada Bayi

Sumber: Pexels

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pengobatan infeksi telinga tergantung pada usia, tingkat keparahan infeksi, sifat infeksi (infeksi pertama kali, infeksi berkelanjutan, atau infeksi berulang) dan apakah cairan berada di telinga tengah dalam jangka waktu yang lama.

Kalaupun infeksinya bersifat ringan, pengobatannya juga harus menyesuaikan usia anak, dan ada kemungkinan dokter tidak meresepkan antibiotik untuk melihat apakah infeksi hilang dengan sendirinya atau tidak.

Dahulu kala, antibiotik sering sekali diresepkan untuk mengatasi infeksi telinga pada bayi. Namun faktanya, penggunaan antibiotik yang terlalu sering dapat membuat bakteri dan virus semakin kebal terhadap obat tersebut. 

Di sisi lain, American Academy of Pediatrics (AAP) juga menemukan, antibiotik dapat menyebabkan diare dan muntah pada 15 persen anak yang meminumnya –5 persen di antaranya memiliki reaksi alergi yang serius yang dapat mengancam jiwa.

Oleh karena itu, AAP dan American Academy of Family Physicians merekomendasikan untuk menunda pemberian antibiotik selama 48 hingga 72 jam karena infeksi telinga pada bayi umumnya dapat sembuh dengan sendirinya.

Ada beberapa cara mengatasi infeksi telinga pada bayi:

1. Antibiotik

Berikut ini rekomendasi AAP dalam pengobatan infeksi telinga pada bayi:

Usia

Tingkat Keparahan & Usia

Perawatan

6 bulan dan lebih tua; di satu atau kedua telinga

Sedang-parah selama 48 jam; suhu 39° C atau lebih tinggi 

Antibiotik

6-23 bulan; di kedua telinga

Ringan selama < 48 jam; suhu < 39° C

Antibiotik

6-23 bulan; di satu telinga 

Ringan selama <48 jam; suhu < 39° C 

Obati dengan antibiotik atau amati. Jika kondisi bayi memburuk atau tidak membaik dalam waktu 48-72 jam setelah gejala dimulai, baru berikan antibiotik.

24 bulan atau lebih; pada satu atau kedua telinga 

Ringan selama < 48 jam; suhu < 39° C

Obati dengan antibiotik atau amati. Jika kondisi bayi memburuk atau tidak membaik dalam waktu 48-72 jam setelah gejala dimulai, baru berikan antibiotik.

Bayi di bawah enam bulan hampir selalu menerima antibiotik. Itu karena pada usia ini bayi belum sepenuhnya divaksinasi. 

2. Pengobatan Rumahan untuk Mengatasi Infeksi Telinga pada Bayi

Biasanya diberikan jika gejala infeksi telinga bayi terbilang ringan. Parents bisa mencoba mengatasinya dengan beberapa pengobatan rumahan berikut ini:

  • Kompres air hangat. Kompres bagian atas telinga anak dengan air hangat selama 10-15 menit. Ini dapat membantu mengurangi rasa sakit yang diakibatkan oleh infeksi. Namun, cara ini ini tidak dianjurkan dilakukan pada bayi.
  • Tetap terhidrasi. Berikan bayi minum susu sesering mungkin untuk membantunya tetap terhidrasi. Selain ASI atau susu formula, air putih juga dapat membantu membuka tuba eustachius sehingga cairan yang terperangkap dapat mengalir keluar.
  • Tinggikan kepala anak. Atur posisi bantal bayi lebih tinggi dari badannya untuk meningkatkan drainase sinus. 
  • Minyak wijen atau minyak zaitun. Jika tidak ada cairan yang mengalir dari telinga bayi dan gendang telinganya tidak pecah, Parents bisa memberikan sedikit minyak zaitun atau minyak wijen pada telinga yang terinfeksi.

3. Obat Pereda Nyeri

Dokter biasanya akan meresepkan Acetaminophen (Tylenol®), ibuprofen (Advil®, Motrin®), atau obat tetes telinga penghilang rasa sakit untuk membantu meredakan sakit telinga atau demam pada bayi. Obat-obatan ini biasanya mulai mengurangi rasa sakit dalam beberapa jam. 

Penting untuk diingat! Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak-anak. Aspirin dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut Sindrom Reye.

4. Tabung Telinga (Tabung Tympanostomy)

Terkadang infeksi telinga dapat berlangsung terus-menerus (kronis), berulang, atau cairan di telinga tengah tertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi sembuh (otitis media dengan efusi).

Jika bayi Anda sering mengalami infeksi telinga (tiga kali infeksi telinga dalam waktu 6 bulan atau empat kali dalam setahun), tidak manjur setelah diobati dengan antibiotik, atau sampai mengalami gangguan pendengaran akibat penumpukan cairan di belakang gendang telinga, kemungkinan tabung telinga jadi solusinya. 

Prosedur bedah rawat jalan yang disebut miringotomi ini dilakukan dengan cara menempatkan tabung logam atau plastik kecil melalui sayatan kecil (potong) di gendang telinga. Tabung memungkinkan udara masuk ke telinga tengah dan mengalirkan cairan ke dalamnya. Prosedur ini terbilang singkat, sekitar 10 menit, dengan tingkat komplikasi yang rendah. 

Tabung biasanya dibiarkan di sana selama 6-12 bulan sebelum dikeluarkan oleh dokter –kadang jatuh dengan sendirinya. 

Akibat Jika Infeksi Tidak Langsung Diobati

Beruntung jika infeksi telinga sembuh dengan sendiri. Namun, jika penyakit ini berulang atau berkelanjutan pada bayi, maka dapat menyebabkan masalah jangka panjang atau komplikasi di kemudian hari. Seperti: 

1. Kehilangan Pendengaran

Pada skala ringan dan sementara, kemungkinan bayi akan mengalami distorsi suara atau suara teredam. Sementara pada infeksi yang masih berlangsung, berulang kali terjadi, dan mengalami kerusakan struktur internal akibat penumpukan cairan, bisa mengakibatkan gangguan pendengaran yang lebih signifikan.

2. Keterlambatan Bicara dan Perkembangan Bahasa

Anak-anak perlu mendengar untuk belajar bahasa dan mengembangkan bicara. Pendengaran yang teredam untuk waktu yang lama atau kehilangan pendengaran dapat secara signifikan menunda atau menghambat perkembangan.

3. Infeksi Telinga pada Bayi Bisa Sebabkan Robekan di Gendang Telinga

Robekan dapat terjadi di gendang telinga karena tekanan dari cairan yang bertahan lama di telinga tengah. Sekitar 5-10 persen anak dengan infeksi telinga mengalami robekan kecil di gendang telinga mereka.

Jika robekan tidak sembuh dengan sendirinya, pembedahan mungkin diperlukan. Jika telinga bayi mengalami drainase atau keluar cairan dari telinga, jangan memasukkan apa pun ke dalam saluran telinganya, karena bisa semakin membahayakan gendang telinganya.

4. Penyebaran Infeksi

Infeksi yang tidak hilang dengan sendirinya, tidak diobati, atau tidak sepenuhnya teratasi dengan pengobatan dapat menyebar ke luar telinga. Infeksi dapat merusak tulang mastoid di dekatnya (tulang di belakang telinga).

Pada kesempatan yang langka, infeksi juga dapat menyebar ke selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges) dan menyebabkan meningitis.

Artikel terkait: Sering Dialami Anak, Waspada Infeksi Bakteri yang Sebabkan Mastoiditis

Cara Mencegah Infeksi Telinga pada Bayi

Sumber: Pexels

Berikut beberapa cara untuk mengurangi risiko infeksi telinga pada bayi Anda!

1. Jangan Merokok

Penelitian telah menunjukkan bahwa perokok pasif meningkatkan kemungkinan infeksi telinga. Pastikan tidak ada yang merokok di dalam rumah atau mobil saat atau tidak sedang bersama bayi Anda.

2. Kontrol Alergi

Peradangan dan lendir yang disebabkan oleh reaksi alergi dapat menyumbat saluran eustachius dan membuat infeksi telinga lebih mungkin terjadi.

3. Cegah Bayi Masuk Angin

Sebagian besar infeksi telinga dimulai dengan pilek, jadi kurangi paparan si kecil terhadap hal-hal yang bisa menyebabkan pilek di tahun pertama kehidupannya. 

4. Jaga Kebersihan Bayi dan Anda

Jangan berbagi mainan, makanan, cangkir, atau peralatan minum. Sering-seringlah mencuci tangan bayi dan Anda juga sebelum bersentuhan dengan bayi. Cuci tangan dengan sabun dan air dan gosok sampai bersih selama 20 detik.

4. Susui Bayi 

ASI mengandung antibodi alami yang dapat mengurangi tingkat infeksi telinga, jadi usahakan menyusui bayi Anda selama 6 sampai 12 bulan pertama kehidupannya. 

5. Susui dalam Posisi Bayi Tegak Lurus

Jika Bunda menyusui bayi menggunakan botol, pegang bayi dalam posisi tegak (kepala lebih tinggi dari perut). Menyusui dalam posisi horizontal dapat menyebabkan susu mengalir kembali ke saluran eustachius.

Membiarkan bayi memegang botolnya sendiri juga dapat menyebabkan susu mengalir ke telinga tengah. Sapihlah bayi Anda dari botol antara usia 9-12 bulan untuk membantu menghentikan masalah ini.

6. Perhatikan Pernapasan Mulut atau Dengkuran Bayi 

Mendengkur terus-menerus atau bernapas melalui mulut bisa jadi penyebabnya kelenjar gondok yang besar, dan ini ternyata dapat menyebabkan infeksi telinga. Periksakanlah kondisi bayi kepada ahli THT.

7. Vaksinasi

Pastikan bayi mendapatkan imunisasi sesuai tahapan usianya, termasuk vaksin influenza tahunan (suntikan flu) di usia 6 bulan ke atas. Tanyakan juga kepada dokter anak mengenai vaksin pneumokokus, meningitis, dan vaksin lainnya. Mencegah infeksi virus dan infeksi lain sangat membantu mencegah infeksi telinga.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera ke dokter jika infeksi telinga membuat bayi sangat tidak nyaman, serta kondisinya semakin parah meski sebelumnya telah dilakukan cara untuk mengobatinya.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Seputar Infeksi Telinga pada Bayi

Apa Ciri-ciri Infeksi Telinga pada Bayi?

Ciri atau gejala bayi kemungkinan memiliki infeksi telinga di antaranya adalah rasa sakit pada telinga sehingga bayi mudah rewel, tidak nafsu menyusu, sulit tidur, mengalami demam, adanya cairan bewarna kuning atau cokelat yang bukan kotoran merembes dari telinga, hingga bayi alami gangguan pendengaran. 

Bagaimana Cara Menyembuhkan Infeksi Telinga pada Bayi?

Cara menyembuhkan infeksi telinga pada bayi tergantung pada usia anak serta tingkat keparahannya. Infeksi telinga juga tidak selalu harus diobati oleh antibiotik. Dokter biasanya akan melihat terlebih dulu, apakah infeksi telinga akan hilang dengan sendirinya atau tidak. 

Beberapa pengobatan rumahan juga sangat membantu untuk mengatasi infeksi telinga ringan seperti memeberi kompres hangat, dan pastikan anak terhidrasi.

Apakah Infeksi Telinga pada Bayi Bisa Sembuh Sendiri?

Infeksi telinga pada bayi bisa sembuh sendirinya. Antibiotik tidak harus selalu diberikan. Namun, apabila kondisi atau gejala infeksi masih terjadi, jangan ragu berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berapa Lama Infeksi Telinga pada Anak Sembuh?

Umumnya, infeksi telinga pada bayi akan sembuh setelah 2 hingga 3 hari. 

***

Semoga informasi di atas bermanfaat bagi Bunda dalam mengatasi masalah pendengaran bayi yang berkaitan dengan infeksi telinga. Segera hubungi dokter anak atau THT bila bayi mengalami gejala infeksi telinga. 

Artikel diupdate oleh: Ester Sondang

Baca juga: