Ibu Ini Tenggelamkan Kepala Anaknya karena Kesal, Mengapa Hal Ini Terjadi?

"Motif tersangka melakukan hal tersebut adalah bentuk kekesalan terhadap suaminya, yang kemudian hal itu dilampiaskan ke anak kandungnya."

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus penganiayaan anak yang dilakukan oleh orangtua kandung kembali terjadi. Kali ini, seorang ibu rumah tangga berinisial LQ menenggelamkan kepala anaknya yang masih berusia satu tahun. Mengapa sang ibu tenggelamkan kepala anaknya? Berikut laporan lengkapnya.

Kesal dengan Suami, Ibu Tenggelamkan Kepala Anaknya

Tersangka LQ (Sumber: RMOL Banten)

LQ, ibu muda asal Tangerang kini harus berurusan dengan polisi setelah video penyiksaan yang ia lakukan kepada anak semata wayangnya tersebar luas di media sosial. Perempuan berusia 22 tahun itu menenggelamkan kepala anaknya ke dalam bak mandi lantaran kesal dengan suaminya.

Dalam rekaman video yang tersebar di media sosial, tangan kanan LQ tampak menekan kepala anaknya yang masih berusia satu tahun ke dalam bak mandi, sementara tangan kirinya merekam perbuatan sadis itu lewat kamera ponsel. Video tersebut kemudian dikirimkan kepada suaminya yang bekerja sebagai karyawan swasta.

Sementara itu, bocah malang tersebut hanya bisa menangis ketakutan dan menahan sakit atas perbuatan ibunya. Berdasarkan keterangan dari petugas kepolisian, ia kini menderita trauma psikis usai mengalami penyiksaan oleh sang ibu.

Baca juga: Terekam CCTV, balita ini diseret ibunya pakai motor sejauh 300 meter

Ibu Tenggelamkan Kepala Anaknya karena Kesal Jadi Istri Kedua

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penganiayaan itu ternyata bermula dari rasa kesal pada suaminya yang selama ini ia pendam. LQ rupanya adalah istri kedua. Ia geram dengan sang suami yang menurutnya lebih perhatian dengan istri pertama.

“Motif tersangka melakukan hal tersebut adalah bentuk kekesalan terhadap suaminya, yang kemudian hal itu dilampiaskan ke anak kandungnya. Karena menjadi istri kedua, dan suami lebih perhatian ke istri yang sah, sehingga LQ kesal,” kata Kapolres Tangsel, AKBP Iman Setiawan, Senin (23/11/2020) seperti dikutip dari Rmolbanten.com.

Suami LQ yang kesal melihat ulah istri mudanya kemudian membagikan video penganiayaan tersebut ke media sosial hingga akhirnya viral dan terendus oleh pihak berwajib.

LQ kemudian diciduk oleh petugas di kediamannya yang terletak di Jalan Cempaka Raya, Rengas, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan tanpa perlawanan sedikit pun. Ia bahkan mengaku bersalah atas seluruh perbuatan yang dituduhkan kepadanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pelaku Mengaku Baru Melakukan Penganiayaan Sebanyak Satu Kali

Iman Setiawan mengatakan, tersangka LQ mengaku baru melakukan tindak penganiayaan kepada anaknya sebanyak satu kali. Namun demikian, polisi masih mencoba mengorek informasi untuk menyelidiki dugaan tindak penganiayaan lainnya.

“Pengakuan tersangka baru melakukan satu, tapi terus kami gali lebih dalam keterangan tersangka oleh penyidik,” kata Iman.

Aksi penganiayaan itu sendiri dilakukan di kamar mandi kontrakan milik LQ. Ia memasukkan kepala korban ke dalam bak mandi selama sekitar 10 detik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Ya dilakukan selama 10 detik menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri memegang handphone untuk merekam perbuatannya kepada korban. Korban menangis dan mengalami trauma akibat kejadian tersebut,” lanjutnya.

Atas perbuatannya itu, tersangka dijerat dengan Pasal 80 Undang-Undang Nomor. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman penjara di atas 5 tahun.

Sementara itu, korban yang tidak lain adalah anak kandung tersangka saat ini sedang menjalani pemulihan. Ia didampingi oleh P2TP2A Tangsel untuk menyembuhkan trauma psikis yang dideritanya akibat kejadian tersebut.

Baca juga: Seorang ibu tega siksa anak perempuannya akibat tidak mengerjakan PR!

Mengapa Seorang Ibu Bisa Menyiksa Hingga Membunuh Anaknya? 

Kasus kekerasan pada anak yang dilakukan oleh ibu kandung sendiri bukan hanya terjadi kali ini saja. Ini menunjukkan bahwa orangtua pada dasarnya perlu mengelola emosinya dengan lebih baik lagi.

Nadya Pramesrani, seorang psikolog klinis dewasa dari Rumah Dandelion mengatakan, marah sejujurnya merupakan reaksi yang normal dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, emosi ini bisa menjadi berbahaya apabila tidak dapat dikelola dengan baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika seseorang merasa marah maka otaknya akan mendeteksi bahwa ada sesuatu yang salah dan perlu segera diperbaiki. Namun, cara seseorang dalam merespon perasaan ini bisa dituangkan secara negatif maupun positif.

Sayangnya, dalam relasi orang tua dan anak, banyak orang tua yang memilih untuk melampiaskan kemarahannya kepada anak. Hal ini seperti yang terjadi pada LQ dan anaknya.

“Tapi memang, kecendrungan orangtua yang sedang emosi, memang sering kali melampiaskannya sama anak. Ya, ujung-ujungnya anak yang jadi korban. Bahkan ada sebuah penelitian yang dilakukan di India yang membuktikan kalau kecedrungan ibu memarahi anak jauh lebih besar dari para bapaknya,” ungkapnya.

Nadya mengingatkan, meskipun marah merupakan salah satu bentuk emosi yang wajar namun tentu saja perlu mengelola emosi dengan baik. Tidak serta merta dilampiaskan pada anak.

Pasalnya, kekerasan merupakan penyalahgunaan kekuasaan. Umumnya akan dilakukan oleh pihak yang merasa memiliki kuasa dan kuat, sehingga dilakukan pada pihak yang cenderung dianggap lemah.

Dalam banyak kasus kekerasan pada anak, orangtua yang mendapatkan tekanan bisa melampiaskanya emosinya pada anak. Meskipun demikian, bukan berarti kasus seperi ini bisa digeneralisir. Bahwa saat emosi atau mendapat tekanan, si ibu akan menjadikan anak sebagai korban.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semoga kasus penganiayaan yang dilakukan oleh LQ tidak terulang kembali ya Parents. Sudah cukup kekerasan yang dilakukan orang tua kepada anak kandung sendiri. Bukankah anak memiliki hak untuk hidup dengan aman dan dilindungi sehingga agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik?

 

Baca juga:

Bukan Berteriak! Ini Cara Marah yang Sehat pada Anak Tanpa Menimbulkan Trauma

Viral! Marah pada suami, ibu ini tega menyiksa dan ancam bunuh anaknya

7 Tanda Toxic Parents, apakah Anda masih melakukannya?