Ketika hamil, kondisi kesehatan harus terus dipantau agar ibu dan janin tetap sehat. Penyakit hepatitis, terutama Hepatitis B jika diderita oleh ibu hamil dapat mengakibatkan berbagai komplikasi sehingga harus dicegah sedini mungkin.
Ada beberapa jenis penyakit hepatitis yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis. Ibu hamil yang mengidap penyakit ini bisa menularkan virus kepada bayi yang dikandungnya.
Hepatitis B dan C merupakan jenis hepatitis yang paling sering terjadi di masa kehamilan. Sedangkan Hepatitis B paling sering ditularkan dari ibu kepada bayinya.
Puluhan Ibu Hamil di Tasikmalaya Tertular Hepatitis B
Kepala Bidang P2P Dinkes Tasikmalaya, Suryaningsih. Sumber: Pikiran Rakyat
Dikutip dari Pikiran Rakyat, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat adanya puluhan kasus ibu hamil yang terserang penyakit hepatitis B sejak bulan Januari hingga Mei 2020.
Menurut Suryaningsih, Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P), kasus penyakit hepatitis B di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan yang tinggi. Pihaknya akan mengambil langkah cepat untuk menangani masalah tersebut.
“Harus cepat ditangani secara serius karena yang terserang hepatitis B cairan tubuhnya terinfeksi,” ujarnya.
Hingga saat ini, jumlah ibu hamil yang positif hepatitis B di Tasikmalaya ada 32 orang. Bagaimana penyakit ini bisa menular dengan cepat?
Pada umumnya, orang bisa tertular hepatitis B dari pemakaian jarum yang tidak steril, melalui hubungan seksual tanpa pengaman, serta proses mengandung dan menyusui di mana hepatitis B ibu akan ditularkan ke bayi.
Suryaningsih mengungkapkan bahwa penyebaran penyakit ini sangat perlu diwaspadai karena bisa juga menular melalui cairan tubuh seperti keringat dan ar liur.
“Penyakit ini memang bisa cepat menular dan bisa mematikan,” kata Suryaningsih.
Mengingat beragam risiko yang muncul, penting bagi bumil mengetahui apa saja gejala penyakit Hepatitis B
Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Mual dan muntah
- Selalu merasa letih
- Kehilangan nafsu makan
- Demam
- Merasa sakit perut terutama di sisi kanan atas
- Sakit pada otot dan persendian
- Kulit dan bagian putih mata menjadi menguning
- Urine keruh
Namun, orang dengan penyakit Hepatitis B bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali. Oleh karena itu salah satu cara untuk mendeteksi adanya penyakit ini saat hamil adalah menjalani tes darah rutin, termasuk memeriksa virus hepatitis B (HBV).
Dinas Kesehatan Tasikmalaya Berikan Vaksinasi dan Sosialisasi Kepada Warga
Untuk mencegah dan meminimalisir risiko penularan hepatitis, Dinas Kesehatan Tasikmalaya berupaya untuk memberikan vaksinasi Hb 0, immunoglobulin hepatitis B (HBIG), dan vitamin kepada masyarakat.
“Termasuk mereka atau penderita yang telah dirawat, mereka ditempatkan di ruangan isolasi khusus supaya tidak ada (virus) menyerang pasien lainnya.” Suryaningsih memaparkan.
Dinkes Tasikmalaya juga mensosialisasikan mengenai bahaya penyakit hepatitis B supaya warga lebih waspada, terutama dalam penggunaan jarum suntik.
“Bagi penderita penyakit hepatitis B semuanya harus steril. Seperti gelas, sendok, piring, yang telah digunakannya jangan dipakai oleh yang lain. Harus diwaspadai juga penularan melalui batuk penderita,” tambah Suryaningsih.
Di kota Tasikmalaya, kasus penyakit ini tersebar di 10 kecamatan. Paling banyak terjadi di Kecamatan Kawalu dengan jumlah kasus sebanyak 7 pasien.
Dampak Hepatitis B Pada Ibu Hamil dan Janin
Jika Ibu hamil menderita Hepatitis B, ada risiko mengalami ketuban pecah dini, diabetes gestational, dan pendarahan pada akhir kehamilan. Ada pula peningkatan risiko komplikasi persalinan seperti plasenta abrupsio dan kematian bayi saat lahir.
Bayi dalam kandungan juga rentan mengalami beberapa risiko saat persalinan misalnya lahir prematur, berat badan bayi ketika lahir rendah, serta kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi.
Bayi mungkin saja bisa terinfeksi hepatitis B saat lahir karena terpapar darah dan cairan vagina ibu salama proses persalinan. Apabila bayi terpapar hepatitis B saat lahir, jika ia besar nanti kasusnya bisa berlanjut menjadi hepatitis kronis.
Hepatitis kronis ini bisa berakibat buruk untuk kesehatan anak. Gangguan hati seperti sirosis atau kanker hati bisa terjadi padanya.
Bila ibu hamil terpapar hepatitis, maka dokter akan memberikan vaksin imunoglobulin . Vaksin ini aman untuk wanita hamil dan janinnya. Bayi yang lahir dari ibu hamil positif hepatitis B, akan diberikan vaksin dalam 12 jam sejak dilahirkan.
Hepatitis B jika dibiarkan tentunya bisa mengancam keselamatan ibu hamil dan bayi. Oleh karena itu, jangan lupa untuk rutin memeriksakan diri atau melakukan kontrol ketika hamil agar infeksi virus bisa dicegah, ya.
Sumber: Kompas, Pikiran Rakyat, Hello Sehat
Baca juga:
Hepatitis A dan Hepatitis B, mana yang lebih berbahaya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.