Tidak sedikit ibu menyusui sakit hepatitis B yang ragu menyusui bayinya karena khawatir si kecil tertular. Namun, benarkah ASI dapat menularkan virus hepatitis B pada bayi?
Sebelum membahasnya lebih lanjut, sebaiknya kita ketahui dulu apa itu penyakit Hepatitis B.
Gambar mengenai penyakit hepatitis yang menyerang hati
Apa itu penyakit Hepatitis B?
Perlu diketahui, hepatitis B merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Infeksi ini dapat menular melalui darah, air mani atau cairan dari tubuh orang yang terinfeksi.
Gejala hepatitis B meliputi:
- penyakit kuning,
- kotoran berwarna terang,
- demam,
- kelelahan yang berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan,
- Nyeri sendi
- Kehilangan nafsu makan, mual dan muntah,
- Sakit perut
Artikel terkait: Hepatitis A dan Hepatitis B, mana yang lebih berbahaya?
Bayi dapat tertular HVB saat persalinan normal atau caesar
Ilustrasi bayi setelah lahir dengan ibu yang terinveksi Hepatitis B.
Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ibu dengan hepatitis B dan hepatitis C (HCV) dapat menularkan virus pada janinnya saat persalinan secara normal atau pun caesar.
Pada satu penelitian, satu dari 20 bayi yang lahir dengan HVB dan HCV berisiko lebih tinggi tertular virus. Namun risiko ini lebih besar bila ibu menderita HVB.
Bila ibu hamil terinfeksi HVB, dokter akan melakukan perawatan dengan melakukan tes darah selama hamil dan beberapa jam sebelum melahirkan. Nantinya, bayi yang dilahirkan juga akan mendapatkan vaksin hepatitis B dalam 24 jam pertama setelah dilahirkan.
CDC juga merekomendasikan pemberian vaksin dosis kedua pada 1-2 bulan setelah vaksin pertama dilakukan, dan dosis ketiga pada saat anak berusia 18 bulan.
Artikel terkait: Kenali ciri dan faktor risiko hepatitis A agar kita dapat mencegahnya
Apakah aman bila ibu menyusui sakit Hepatitis B menyusui bayinya?
Bayi tidak terinfeksi HVB melalui ASI.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa menyusui disarankan sebagai mekanisme tambahan untuk bayi yang mendapatkan infeksi HBV. Hal ini dikarenakan ada sejumlah kecil antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg) terdeteksi pada beberapa sampel ASI.
Selain itu, tidak ada bukti kalau menyusui dapat meningkatkan risiko penularan dari ibu ke anak. Sebuah studi di Inggris yang melibatkan 126 subjek, tidak menunjukkan risiko tambahan bagi bayi yang disusui dibandingkan bayi yang tidak disusui ibu.
Penelitian ini juga mengukur status HbeAg dari para ibu, tetapi tidak menemukan hubungan antara status e-antigen ibu dan tingkat penularan.
Dari studi ini, dapat disimpulkan kalau tidak ada alasan bagi ibu menderita hepatitis Buntuk tidak memberikan ASI untuk bayi. Para peneliti justru lebih memfokuskan penularan hepatitis lebih besar saat bayi dilahirkan.
Artikel terkait: Parents, kenali beberapa gejala hepatitis A pada anak berikut ini
Dikhawatirkan penularan dari puting ibu saat terluka atau lecet
Puting lecet atau terluka bisa menularkan virus hepatitis B pada bayi yang baru lahir.
Para ahli memiliki kekhawatiran bahwa luka pada payudara seperti puting pecah atau berdarah atau lesi dengan cairan yang keluar dari puting dapat menginfeksi bayi terhadap HBV.
Di sisi lain, CDC mengatakan bahwa belum banyak data yang mengatakan ya atau tidak terkait penularan HVB saat puting terluka. Namun, HBV dapat menular dari darah yang terinfeksi. Karena itu, jika ibu menyusui sakit Hepatitis B mengalami luka pada areola atau luka pada puting, ia harus berhenti menyusui bayinya.
Untuk menjaga persediaan ASInya saat tidak menyusui, ia dapat mengeluarkan dan membuang ASInya sampai putingnya tidak lagi tercampur darah. Setelah putingnya tidak lagi berdarah, ibu yang positif HBV dapat kembali menyusui.
Dokter mungkin perlu merujuk ibu untuk mendatangi ahli laktasi untuk belajar bagaimana mempertahankan produksi ASI dan cara menambah dengan ASI atau susu formula donor bila tidak bisa menyusui bayinya secara langsung.
Untuk informasi yang lebih lengkap, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai penanganan yang tepat saat ibu dengan hepatitis B mengalami luka pada payudara.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
***
Referensi: CDC, WHO, IDAI
Baca juga
Hepatitis pada ibu hamil dan risikonya terhadap janin, Bumil wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.