Kehamilan ektopik atau terjadinya kehamilan di luar kandungan cukup sering terjadi di Indonesia. Menurut penelitian, angka kejadian kehamilan ektopik atau KET sekitar 5-6 kasus per 1000 kehamilan. Jika kasusnya cukup parah, pasien KET akan mengalami penurunan infertilitas. Namun, tak sedikit pula yang akhirnya berhasil hamil setelah mengalami KET.
Seorang ibu dari komunitas theAsianparent Indonesia, Kaniya Deti, berbagi pengalamannya kehilangan janin dan separuh saluran telurnya karena KET. Namun, setelah tak putusnya berusaha dan berdoa, Bunda Kaniya Deti akhirnya berhasil hamil setelah mengalami KET.
Kehilangan Janin dan Separuh Tuba Falopi karena Kehamilan Ektopik
Melalui aplikasi theAsianparent Indonesia, Bunda Kaniya Deti bercerita mengenai kehamilan pertamanya. Setelah menikah di bulan Januari 2020, ia mendapat kabar bahwa dirinya hamil. Tentu kabar ini merupakan kabar bahagia untuk Bunda Kaniya dan suaminya.
Sayangnya takdir berkata lain. Bunda Kaniya terpaksa harus kehilangan janin yang baru berusia beberapa minggu tersebut. Tak hanya itu, ia juga ternyata mengalami kehamilan ektopik atau kehamilan yang terjadi di luar kandungan.
“Bukan hanya itu, bahkan saya pun kehilangan separuh tuba falopi sebelah kiri akibat hamil ektopik. Keadaan itu benar-benar buat saya terpukul dan drop. Saya dan suami mencoba tegar hingga beberapa bulan kemudian, saya terus mencoba untuk menerima kenyataan bahwa saya perempuan tak sempurna,” ungkapnya.
Selain merasakan sakit secara fisik, mental Bunda Kaniya juga terguncang. Betapa tidak, setelah melakukan operasi di rumah sakit, ia dirawat berbarengan dengan ibu-ibu yang baru selesai bersalin lainnya, di mana pasien lain sudah menggendong bayinya.
“Saya dirawat di ruang ibu bersalin, semua pasien kiri kanan mendapat bayi mereka. Setiap malam saya tidak bisa tidur karena menangis,” Bunda Kaniya bercerita.
Setelah pulang dari rumah sakit pun, keadaan di rumah tidak jauh berbeda. Bunda Kaniya dan suami mengontrak rumah di mana tetangga sebelah kiri, kanan, depan, dan belakangnya semua baru saja melahirkan.
“Disusul kabar adik ipar lahiran, belum lagi kabar saudara di kampung hamil dan teman-teman seangkatan lahiran juga. Sulit bagi saya saat itu untuk mempertahankan kewarasan,” lanjutnya.
Saling Menguatkan Satu Sama Lain dengan Suami
Beruntungnya, Bunda Kaniya memiliki suami yang kerap memberikan support. Ia pun percaya bahwa Allah SWT Maha adil dan Maha mengetahui.
“Meski medis berkata akan sulit bagi kami mendapatkan keturunan dan akan ada kemungkinan terjadi lagi KET, tapi kami yakin Allah Maha penyayang dan tidak akan menguji hambanya di luar kemampuan kami,” ujarnya.
Berdua dengan sang suami, Bunda Kaniya mencoba bangkit kembali. Keduanya mencoba menjalani berbagai macam program kehamilan.
“Kami terus mencoba berikhtiar dengan promil-promil yang disarankan, meski hasilnya zonk dan kembali speechless dengan ucapan dokter dan orang-orang saat itu bahwa saya akan sulit hamil,” paparnya.
Kenyataan bahwa dirinya hanya memiliki satu tuba falopi atau saluran telur saja kerap membuat Bunda Kaniya merasa sedih. Bahkan tak jarang ia memiliki banyak pikiran yang macam-macam.
“Setiap saya ingat bahwa saya hanya memiliki satu sel telur, nyali saya menciut, kewarasan saya hilang. Saya drop dan merasa saya cacat, tak kunjung hamil. Bagaimana jika suami lelah dan minta cerai?” Bunda Kaniya mencurahkan perasaannya.
Akan tetapi, ada satu hal yang menguatkan Bunda Kaniya dan suami. Mereka percaya bahwa takdir ada di tangan Allah.
“Ada 1 hal yang menguatkan saya, masih adanya iman di hati meyakini bahwa Allah, lah, yang akan menghidupkan dan mematikan setiap makhluk di dunia ini,” tegasnya.
Berhasil Hamil Setelah KET Jadi Hadiah Istimewa di Tengah Pandemi
Satu tahun berlalu, kesehatan mental Bunda Kaniya sudah berangsur-angsur stabil. Bersama suaminya ia pun sudah pasrah atas semua takdir Allah, tentunya dengan doa dan ikhtiar yang juga tak pernah putus. Tak disangka, Bunda Kaniya mendapatkan sebuah hadiah istimewa.
“Qadarullah tanpa disangka-sangka di saat kami sedang melakukan isolasi mandiri karena terjangkit virus Corona, Allah memberikan hadiah luar biasa, 2 garis dalam tespek. Kami terharu, kami bahagia, kami menangis dalam sujud. Begitu baik Allah terhadap hamba-hambanya,” ia berkata.
Di hadapan Allah, semua vonis medis yang menyatakan bahwa Bunda Kaniya akan sulit memiliki anak semuanya terbantahkan. Atas karunia yang luar biasa ini, Bunda Kaniya dan suami sangat bersyukur.
“Kami bersyukur tak henti-hentinya, ketika USG menunjukkan bahwa janin saya sudah berusia 9 minggu dan detak jantungnya terdengar keras dan jelas, kami semakin bersyukur. Semoga kehamilan saya kali ini lancar sehat dijauhkan dari mara bahaya, dan janin berkembang dengan normal hingga lahiran nanti, aamiin,” Bunda Kaniya menutup ceritanya.
Kepada theAsianparent Indonesia, Bunda Kaniya Deti juga menitipkan pesan untuk para penyintas kasus kehamilan ektopik seperti yang dialaminya.
“Bagi yang sudah mengalami kehamilan KET pasti sangat sulit menerima kenyataan, apalagi di lingkungan kampung yang notabene awam terhadap kasus KET ini.
Saya juga sangat sulit untuk move on, sampai akhirnya hal yang bisa saya lakukan adalah berdamai dengan hati dan diri sendiri serta mengambil hikmah terbaik dari semua ini,” ia mengungkapkan.
Oleh karena itu, khususnya untuk umat muslim, Bunda Kaniya memberikan saran untuk tak putus-putusnya berdoa dan melakukan ikhtiar.
“Sebagai hamba kita hanya bisa berikhtiar dan berdoa. Teruslah berhusnudzon kepada Allah, yakinlah bahwa Allah mendengar dan mengabulkan doa kita, serta dibarengi dengan shodaqoh sebanyak-banyaknya,” lanjutnya.
Cerita Bunda Kaniya yang akhirnya berhasil hamil setelah mengalami KET ini sangat menginspirasi, ya, Parents? Semoga untuk kehamilannya diberikan kelancaran, kesehatan, serta kemudahan hingga persalinan nanti.
Baca Juga:
Kehamilan Ektopik Bisa Sebabkan Kematian, Ketahui Penyebab, Gejala, hingga Peluang Hamil Setelah Mengalaminya
Langka, seorang ibu hamil di luar rahim lahirkan bayi sehat!
Nyeri Bahu Bisa Jadi Salah Satu Gejala Awal Kehamilan Ektopik
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.